kehamilan
Ratih Wulan Pinandu | Haibunda Senin, 04 Nov :56 WIB caption Jakarta – Mencegah kehamilansering dilakukan pasangan untuk mengatur jarak kelahiran anak-anaknya. Berbagai cara dilakukan, mulai dari mengenakan alat kontrasepsi hingga memakai pengaman saat berhubungan seks.

Mencegah kehamilan sering dilakukan dengan berbagai alasan. Salah satunya untuk menjaga jarak kehamilan agar bisa lebih fokus untuk membesarkan anak yang baru lahir. Dalam buku Dahsyatnya Hamil Sehat & Normal, dr.Fredrico Patria, Sp.OG, menganjurkan agar Bunda tidak terlalu cepat hamil lagi setelah melahirkan anak pertama.

“Minimal 2 tahun, agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga,” saran Fredrico.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Melansir dari Medical News Today, The Family Planning Association (FPA) di Inggris mengklaim bahwa 90 persen wanita yang aktif secara seksual akan hamil dalam 12 bulan, jika mereka tidak menggunakan kontrasepsi.

Bahkan, seseorang berisiko hamil setiap kali berhubungan seks tanpa kontrasepsi. Termasuk saat pertama kali berhubungan seks. Pada intinya, mencegah kehamilan dapat dilakukan dengan menghalangi sperma bertemu dengan sel telur, Bun.

10 cara aman mencegah kehamilan/ Foto: iStock
Caranya, bisa dilakukan dengan beberapa teknik berikut ini.

1. Kondom pria

Kondom pria dan wanita adalah satu-satunya jenis kontrasepsi yang melindungi area intim dari infeksi menular seksual (IMS). The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika menyebut, ketika digunakan dengan benar kondom pria lebih dari 80 persen aktif mencegah kehamilan.

Pastikan pada Ayah agar jangan sampai salah mengenakan kondomnya. Beberapa kesalahan kecil dapat membuat kondom bocor dan kehamilan pun bisa terjadi.

Nah, perhatikan panduan berikut ya, Bun, kalau Ayah mau mengenakan kondom.

1. Pilih ukuran yang tepat.
2. Tempatkan kondom di kepala penis yang sudah ereksi. Jika tidak disunat, tarik kembali kulup penisnya.
3. Jepit ujung kondom untuk menghilangkan udara.
4. Buka gulungan kondom ke arah pangkal penis, hati-hati jangan sampai robek.
5. Setelah melakukan hubungan intim, pegang pangkal kondom di tempatnya sebelum menarik keluar dari miss v.
6. Lepaskan kondom dan buang. Jangan pernah kembali menggunakan kondom.

Selain penggunaan aturan kondom yang tepat, beri tahu juga suami untuk memilih bahan pembuat kondom yang aman. Pada umumnya, kondom berbahan lateks. Hati-hati, jika Bunda memiliki alergi lateks.

Begitu pula jika Bunda dan Ayah ingin menggunakan pelumas. Periksalah, apakah bahannya kompatibel dengan jenis yang akan digunakan. Misalnya, kondom lateks hanya dapat digunakan dengan pelumas berbasis air.

2. Kondom wanita

Kondom wanita bisa dibeli secara bebas tanpa resep dokter. Kondom wanita bisa dijadikan alternatif sebagai pengganti kondom laki-laki nih, Bun.

Menurut CDC, kondom wanita sekitar 79 persen efektif untuk mencegah kehamilan. Melansir dari berbagai sumber, kondom wanita berbentuk seperti kantong silinder berbahan lembut yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks.

Sama halnya seperti kondom laki-laki, kondom wanita juga dapat melindungi infeksi menular seksual.

3. Diafragma

Bunda sudah pernah mendengar alat kontrasepsi wanita diafragma? Diafragma adalah metode kontrasepsi penghalang yang di letakkan seseorang di dalam vagina. Penting untuk meletakkan spermisida pada diafragma sebelum digunakan.

Ketika digunakan dengan spermisida, CDC memperkirakan bahwa diafragma mendekati 90 persen efektif. Seseorang harus memasukkan diafragma beberapa jam sebelum berhubungan seksual.

Biarkan diafragma selama enam jam setelah berhubungan seksual. Lalu, lepaskan setelah 24 jam. Kelemahannya, diafragma tidak bisa melindungi Ayah dan Bunda dari infeksi menular seksual.

4. Penutup serviks/ Cervical Cap

Penutup serviks adalah cangkir silikon lembut yang diletakkan di dalam vagina. Alat ini akan menutupi leher rahim untuk menghentikan jalan sperma agar tidak mencapai sel telur.

Menurut Planed Parenthood, perkiraan efektivitasnya berkisar antara 70 hingga 85 persen. Itu tidak melindungi diri dari Infeksi Menular Seksual atau IMS.

5. Spons

Kontrasepsi spons adalah alat pengaman yang bisa digunakan untuk mencegah kehamilan. Terbuat dari busa poliuretan dan mengandung spermisida.

Spons ditempatkan jauh di dalam vagina untuk menghalangi sperma masuk ke rahim. Alat kontrasepsi spons diperkirakan persen efektif mencegah kehamilan. Tapi tidak mengurangi risiko kehamilan.

6. Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia yang menonaktifkan sperma. Jika ingin digunakan spermisida harus dimasukkan dekat serviks setidaknya 10 menit sebelum berhubungan seks.

Spermisida berbentuk gel, dan sebaiknya berkonsultasi lebih dulu dengan dokter sebelum menggunakannya. Alat kontrasepsi ini digunakan sekitar 60 menit, dan efektif sampai mencapai 71 persen.

Selain alat kontrasepsi, mencegah kehamilan juga bisa dilakukan dengan pengendalian kelahiran. Caranya dengan menghentikan ovulasi yaitu merupakan proses pelepasan sel sel telur dari ovarium, Bunda. Beberapa di antaranya seperti di bawah ini.

7. Pil kontrasepsi

Pil kontrasepsi atau dikenal juga sebagai metode kontrasepsi adalah alat pencegah kehamilan yang paling umum. Menurut National Health Service (NHS) di Inggris, pil kontrasepsi akan efektif hingga 99 persen jika diminum sesuai resep.

Namun, dengan penggunaan umum pil kontrasepsi akan bekerja efektif mencapai 95 persen. Pil kontrasepsi selama ini yang banyak dicari ada dua jenis, Bun.

Pertama, pil kombinasi yang mengandung estrogen dan progestin. Ini harus diminum setiap hari, sesuai instruksi. Paket pil sering mengandung beberapa kandungan yang bebas hormon. Maka biasanya orang yang meminumnya akan mendapatkan periode haid bulanan.

Kedua, pil mini yang hanya mengandung progestin. Pil berukuran kecil ini memiliki aturan yang lebih ketat. Sebab, harus diminum di waktu yang sama setiap harinya tanpa jeda. Seseorang yang meminum pil mini belum tentu memiliki periode yang sesuai dengan jadwal.

8. Patches

Berdasarkan informasi dari NHS, kontrasepsi patches akan efektif hingga 99 persen bila digunakan dengan benar. Pemakaian kontrasepsi ini bisa dikenakan di pantat, perut dan lengan atas.

Pemakaian kontrasepsi patches hanya bisa bertahan selama tiga minggu, sebelum melepasnya selama satu minggu untuk memungkinkan periode menstruasi. Tapi, alat kontrasepsi ini berisiko kulit mengalami iritasi.

9. Injeksi

Suntikan kontrasepsi biasanya diberikan oleh dokter setiap 12 minggu sekali. Menurut CDC, ketika digunakan dengan benar dalam artian disuntikkan secara tepat waktu. Data mencatat, cara ini bisa mencegah kehamilan secara efektif hampir 90 persen.

Menurut Planned Pregnancy, dibutuhkan waktu hingga 10 bulan atau kadang-kadang lebih lama agar kesuburan seseorang menjadi normal kembali, setelah berhenti mendapatkan suntikan kontrasepsi.

10. Cincin vagina

Menurut NHS,cincin kontrasepsi yang dikenal sebagai NuvaRing lebih dari 99 persen efektif bila digunakan dengan benar. Tapi biasanya kurang dari 95 persen efektif karena kesalahan manusia.

Cincin vagina merupakan alat kontrasepsi hormonal yang bentuknya lingkaran seperti cincin. Berwarna transparan dan fleksibel, serta tidak mengandung lateks.

Cincin plastik kecil ini ditempatkan di dalam vagina selama tiga minggu. Cara kerjanya dengan melepaskan hormon ke dalam tubuh untuk mencegah kehamilan.

Cincin harus dilepas selama 7 hari jelang periode menstruasi. Lalu, dimasukkan cincin vagina yang baru setelahnya.

Benarkah nanas berbahaya untuk ibu hamil? Simak penjelasannya dalam video berikut!

[Gambas:Video Haibunda]

(rap/rdn)

Share yuk, Bun!