Keputihan sebenarnya alami pada setiap perempuan dan terjadi saat vagina mengeluarkan cairan untuk menjaga kelembapan dan kebersihan dari kuman. Sayangnya, keputihan ini kadang mengganggu karena ada kalanya mengeluarkan aroma tidak sedap hingga rasa gatal di bagian bawah sana. Mencari obat keputihan juga perlu hati-hati karena itu akan dipakai di aera sensitif.

Kondisi keputihan ini bisa dialami oleh sebagian besar perempuan yang masih mengalami menstruasi setiap bulannya. Kamu yang menjalani masa kehamilan juga bisa mengalami keputihan.

Tidak semua keputihan itu perlu penanganan khusus. Cairan keputihan yang masih berwarna bening, dengan tekstur tebal, dan lengket masih bisa dikatakan normal. Kamu cukup rutin membersihkannya saja secara rutin.

Penyebab Keputihan pada Perempuan
Keputihan biasanya disebabkan oleh perubahan hormon pada tubuh (Foto: Shutterstock)Berbeda individu, berbeda pula penyebab keputihannya. Namun, perempuan akan mengalami keputihan pada 6 bulan sebelum mengalami menstruasi pertama kali. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan hormon yang ada di dalam tubuh.

Keputihan mungkin akan terjadi kembali setelah kamu mengalami perubahan hormon lainnya. Seperti yang disebutkan di atas, perempuan yang sedang hamil berpotensi juga mengalami keputihan pada vaginanya. Hal ini juga bisa berlanjut saat memasuki masa menyusui.

Perempuan juga bisa mengalami keputihan saat mendapatkan rangsangan seksual. Bisa jadi juga, keputihan ini terjadi lantaran terdapat penyakit kelamin atau pendarahan di dalam rahim.

Keputihan yang tidak normal terjadi akibat infeksi jamur, bakteri (vaginosos bakterialis, chlamydia, dan gonore), dan juga parasit. Untuk kondisi yang satu ini, kamu perlu mencari obat keputihan yang aman untuk mengobatinya.

Tanda keputihan yang normal
Seperti disebutkan sebelumnya, keputihan merupakan hal yang wajar dialami perempuan. Sebenarnya keputihan merupakan cara tubuh untuk membersihkan dan menjaga kelembapan vagina. Banyak hal yang bisa menyebabkan Ibu mengalami keputihan, misalnya menjelang menstruasi, saat ovulasi, hingga gaya hidup, seperti stres atau kelelahan yang membuat vagina keputihan. Beberapa tanda yang merupakan keputihan normal, contohnya.

– Cairan berwarna putih
Jenis keputihan ini biasanya terjadi di awal dan akhir menstruasi. Keputihan berwarna putih ini juga normal terjadi saat kamu selesai berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang cukup berat, walau biasanya setelah berolahraga keputihannya cenderung lebih encer.

Namun, jika keputihan disertai dengan rasa gatal, dan disertai aroma yang tidak sedap. kemungkinan disebabkan oleh infeksi jamur. Ibu butuh konsultasi ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

– Cairan berwarna bening dan elastis
Keputihan ini terjadi di masa subur. Bedanya dengan keputihan di awal dan akhir haid, tekturnya lebih kental dan mulur jika ditarik. Akibat perubahan hormon, di masa ovulasi ini suhu tubuh Ibu memang naik, sehingga tubuh terasa lebih hangat. Keputihan seperti ini juga sering terjadi di masa kehamilan, bedanya keputihan bisa terjadi lebih lama.

– Cairan berwarna merah kecokelatan dan terjadi di akhir menstruasi
Terjadi setalah masa menstruasi dan cairan ini lebih sering disebut flek. Hal ini merupakan keputihan yang normal, asalkan warnanya cenderung kecokelatan bukan merah segar.

Ciri-ciri Keputihan yang Perlu Diobati
CaptionTidak semua keputihan perlu diobati (Foto: Shutterstock)Tentunya kamu perlu mengetahui juga mana keputihan yang perlu dan tidak perlu diobati. Kamu bisa melihat dari ciri-ciri cairan yang keluar. Keputihan normal memiliki ciri berwarna putih, tidak berbau, meninggalkan bercak kuning di celana dalam, dan teksturnya dapat berubah tergantung siklus menstruasi.

Berikut ciri-ciri keputihan yang bisa dikatakan berbahaya untuk kesehatan kamu!

1. Berwarna kuning dan menggumpal
Biasanya keputihan yang satu ini juga disertai dengan bau tidak sedap di bagian vagina. Keputihan ini menandakan adanya penyakit menular seksual akibat bakteri gonore.

Gejala lain yang muncul adalah pendarahan saat sedang tidak menstruasi dan nyeri panggul. Selain itu, kondisi ini biasanya disertai dengan nyeri saat buang air kecil.

2. Berwarna cokelat dan terdapat bercak darah
Jika terjadinya usai masa menstruasi dan warnanya merah kecokelatan (bukan sepenuhnya merah seperti bercak darah), merupakan hal yang normal. Namun jika terjadi di luar masa menstruasi dan warna merah cenderung cerah, kemungkinan adanya endometrium. Tentunya keputihan ini diikuti dengan pendarahan di vagina. Konsultasikan ke dokter jika mengalami keputihan ini.

3. Berwarna kuning dengan busa dan aroma tak sedap
Aroma tak sedap juga jadi indikasi adanya bakteri penyakit menular seksual trikomoniasis. Kondisi ini biasanya akan muncul rasa nyeri dan gatal saat buang air kecil.

4. Berwarna merah muda
Warna merah muda ini terjadi akibat darah dari luruhnya dinding rahim setelah melahirkan. Kalau kondisi ini dialami sebelum atau tidak sedang melahirkan, bisa jadi ini karena adanya luka di aera kelamin.

5. Berwarna putih, kuning, atau keruh dengan bau amis
Aroma tak sedap dari cairan keputihan ini diakibatkan dari infeksi bakteri vaginosis. Ciri-ciri lainnya adalah muncul kemerahan dan bengkak di bagian vagina dengan rasa seperti terbakar.

Obat untuk Mengatasi Keputihan yang Dipercaya Ampuh
Beragam cara pengobatan bisa kamu gunakan untuk mengatasi keputihan. Obatnya pun bisa menggunakan resep dokter atau dengan bahan-bahan alami. Simak obat keputihan yang dipercaya ampuh untuk mengatasi masalah kamu!

• Obat Keputihan dari Bahan Alami
1. Daun sirih

Ekstrak daun sirih sudah digunakan oleh berbagai produk kesehatan untuk mengatasi masalah keputihan. Kamu juga bisa memanfaatkan daun sirih sendiri di rumah untuk dijadikan obat keputihan. Caranya dengan minum rebusan air daun sirih. Daun ini memiliki sifat antijamur dan antibakteri yang bisa menjauhkan bagian sensitif kamu dari kuman dan bakteri yang menyebabkan keputihan.

Namun banyak perempuan yang membersihkan vagina dengan air rebusan daun sirih. Untuk ini, sebaiknya kamu melakukan konsultasi dengan dokter sebelum melakukannya. Pada dasarnya, vagina bisa membersihkan dirinya sendiri tanpa bantuan produk pembersih. Justru membersihkan vagina berlebihan berisiko mengganggu kondisi normal vagina dan menyebabkannya keputihan.

2. Kunyit

Tumbuhan obat yang satu ini punya banyak manfaatnya untuk tubuh, termasuk mengatasi keputihan. Kunyit memiliki sifat antibakeri dan antiperadangan yang mampu membunuh kuman jahat dari dalam tubuh.

Kamu cukup minum jamu sari kunyit setiap harinya. Selain sebagai obat keputihan, tubuh kamu juga akan lebih segar dan sehat, loh.

3. Bawang putih

Masyarakat Indonesia pasti sangat dekat dengan bawang putih. Umbi-umbian ini punya khasiat yang banyak untuk tubuh karena memiliki kandungan yang bisa menghilangkan virus dan bakteri.

Bawang putih juga bisa digunakan untuk mengobati keputihan. Minum rebusan air bawang putih setiap hari untuk membuat miss V kamu jauh dari aroma tidak sedap.

4. Minyak kelapa

Minyak kelapa biasa digunakan untuk bayi guna menghilangkan ruam akibat popok. Nah, kamu juga bisa memanfaatkannya untuk area sensitif kamu dan mencegah terjadinya keputihan. Cukup oleskan di area vagina setelah mandi.

5. Yogurt

Banyak yang bisa dilakukan yogurt kepada tubuh kamu, loh. Pertama, pencernaan kamu bisa sehat dengan mengonsumsi yogurt setiap hari. Kedua, yogurt juga mengandung bakteri baik yang bisa mengobati keputihan.

Rasa yogurt juga enak dan kamu bisa mengolahnya jadi minuman nikmat untuk sarapan. Namun, pilih yogurt tanpa tambahan pemanis, ya!

• Obat Keputihan dari Dokter
1. Flagyl Metronidazole

Kandungan metronidazole di dalam obat ini mampu mencegah pertumbuhan bakteri jahat di dalam vagina. Kamu bisa memilih obat dalam bentuk pil untuk dikonsumsi atau gel untuk dioleskan di aera vagina.

2. Tiniwell Tinidazole

Obat yang satu ini juga bisa mencegah pertumbuhan bakteri jahat penyebab keputihan. Tinidazole Tiniwell berbentuk tablet yang bisa didapatkan dengan resep dokter. Kamu pun harus minum sesuai dengan dosis dan anjurannya.

3. Azithromycin

Untuk keputihan akibat bakteri penyakit menular gonore, kamu bisa mengonsumsi obat Azithromycin. Obat ini pun bisa digunakan untuk mengobati keputihan akibat radah di leder rahim.

4. Miconazole

Untuk cara yang praktis, kamu juga bisa menggunakan krim vagina Miconazole. Krim ini juga mampu menghambat pertumbuhan bakter dan jamur di aera vagina. Namun, tidak menggunakan krim ini lebih dari tujug hari karena akan menimbulkan efek samping dan membunuh bakteri baik.

5. Doxycycline

Obat ini berbentuk kapsul dan mampu mengobati radang di bagian leher rahim yang menyebabkan keputihan. Doxycycline juga bisa mengatasi keputihan akibat penyakit seksual menural dan mencegah timbulkan aroma tak sedap di bagian vagina.

Di samping obat-obat di atas, tentunya kamu juga perlu menjaga kebersihan untuk mencegah keputihan ini. Hindari memakai celana yang terlalu ketat dan tidak menyerap keringat terlalu lama. Selain itu, sebaiknya tidak menggunakan pembersih vagina yang menggunakan bahan kimia atau beraroma. Jika memang menemukan gejala dan keluhan, segera hubungi dokter untuk penanangan lebih lanjut, ya!

(Ade K. Irawan)