Memiliki rasa cinta terhadap lawan jenis adalah sesuatu yang wajar. Hal itu adalah fitrah setiap manusia. Namun untuk mengungkapkan cinta menurut Islam tentunya tidak boleh sembarangan. Terutama bagi umat muslim yang punya pedoman Al-Quran dan Al-Hadist. Maka sudah seharusnya mengikuti ajaran syariat agama. Apabila cinta disikapi dengan cara salah, ujung-ujungnya hanya akan menimbulkan dosa.

Nah, oleh sebab itu, kali ini kita akan membahas tentang cara mengungkapkan perasaan cinta kepada wanita dalam islam. Untuk penjelasan lengkapnya, langsung simak yuk ulasan di bawah ini!

Dalil Tentang Cinta Dalam Al-Quran
Di Al-Quran, terdapat banyak sekali dalil yang menjelaskan tentang cinta kepada lawan jenis. Ini menunjukkan bahwa Allah Ta’ala memang menyisipkan rasa cinta ke dalam hati setiap manusia. Dan sebagaimana kodratnya, manusia itu diciptakan untuk saling berpasangan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala berikut ini:

“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadaap syahwat berupa wanita.”(QS. Ali Imran :14)

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz-Dzaariyat: 49)

“Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita.” (QS. An-Najm : 45)

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (QS. Ali Imran: 14)

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)

“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu Yang menciptakan kamu dari satu jiwa dan darinya Dia menciptakan jodohnya, dan mengembang-biakan dari keduanya banyak laki-laki dan perempuan; dan bertakwalah kepada Allah swt. yang dengan nama-Nya kamu saling bertanya, terutama mengenai hubungan tali kekerabatan. Sesungguhnya Allah swt. adalah pengawas atas kamu.” (QS. An Nisa : 1)

Setelah membahas ayat-ayat Al-Quran tentang cinta, berikut akan kami jelaskan cara-cara mengungkapkan perasaan kepada wanita dalam islam. Diantaranya yakni:

Cara mencintai seseorang dalam islam bisa lewat doa. Sebab terkadang seseorang yang kita sukai itu belum tentu punya perasaan sama. Jadi kita harus berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala agar jalan kita untuk mendekati wanita tersebut menjadi lancar. Namun apabila mungkin wanita tersebut bukanlah jodoh kita. Dengan berdoa maka Allah Ta’ala akan memberikan solusi yang terbaik.

Apabila kita melihat pergaulan anak muda jaman sekarang memang sangatlah menyedihkan. Begitu jauh dari nilai-nilai agama. Bahkan tak jarang di media sosial kita melihat bocah SD yang memamerkan foto saat berpelukan dengan pacarnya.

Sobat, tindakan pacaran itu tidak pernah diajarkan dalam islam. Pacaran justru merupakan perbuatan yang mendekati zina. Memandang dan memegang orang yang bukan muhrim itu dosa. Maka sudah tentu harus dihindari. Sekalipun kita mengaku cinta atau mungkin ‘gak bisa hidup tanpa dirinya’, percayalah perasaan tersebut hanya bisikan dari syetan. Berusahalah move on. Hentikan aktivitas berpacaran dan berhijrah menjadi pribadi yang lebih baik. Larangan berpacaran dalam islam telah disebutkan dalam Al-Quran:

Allah Ta’ala berfirman: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nur: 30)

“Wahai Ali, jangan kamu ikuti pandangan pertama dengan pandangan berikutnya, karena yang pertama itu boleh (dimaafkan sedangkan yang berikutnya tidak.” (HR. Tirmidzi).

“Pandangan mata adalah panah beracun di antara panah-panah iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada-Ku maka Aku ganti dengan keimanan yang dirasakan manis dalam hatinya.” (HR. Hakim)

Perbuatan zina bukanlah cara tepat untuk mengungkapkan perasaan. Zina dalam islam adalah dosa besar. Maka itu jangan sampai kita mendekatinya. Dengan memperbanyak mengingat Allah, berdzikir dan berpuasa insyaAllah bisa menahan hawa nafsu diri.

Dalam hadist disebutkan: “Setiap manusia sudah ditentukan bagiannya dari berzina. Hal itu pasti akan dirasakannya. Zina kedua mata adalah dengan memandang. Zina kedua telinga adalah dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berucap. Zina tangan adalah dengan memukul. Zina kedua kaki adalah dengan melangkah. Hati itu bisa suka dan berkeinginan, sedangkan kemaluan bisa melaksanakan hal itu atau pun tidak melaksanakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

1. Meminta Bantuan Orang Lain

Untuk mengungkapkan perasaan cinta, sebaiknya seorang pria meminta bantuan orang lain. Misalnya teman atau orang yang dipercayai sebagai perantara. Ini bertujuan untuk menghindari hubungan secara langsung yang mungkin bisa menimbulkan dosa ataupun fitnah.

Selain teman, kita juga bisa meminta bantuan orang tua untuk mendatangi keluarga dari wanita yang kita sukai. Nantinya orang tualah yang akan mengutarakan maksud kita untuk meminang. Namun tentunya kita juga harus ikut agar bisa melihat wanita tersebut secara langsung.

1. Mendatangi Rumahnya Untuk Mekhitbah

Seorang pria yang baik bila mencintai wanita bukan mengajak berpacaran. Tetapi langsung mendatangi rumahnya untuk bertemu sang wali wanita tersebut. Kemudian mengutarakan maksud kedatangannya bahwa ia hendak melamar wanita tersebut. Anda bisa mempraktekan cara mengambil hati calon mertua dalam islam. Yang demikian ini lebih baik dalam pandangan Allah Ta’ala sekaligus menghindari dosa.

Dalam Musnad Imam Ahmad, dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang kalian mencintau rekannya, seyogyanya ia mendatanginya di rumahnya dan memberinya tahu bahwa ia mencintainya karena Allah”.

Cinta sejati dalam Islam tentunya harus diwujudkan lewat pernikahan. Jangan hanya sekedar menebar janji manis. Menikah itu lebih suci di sisi Allah Ta’ala dan mampu mendatangkan banyak pahala. Bahkan jikapun kondisi kita miskin, maka Allah Ta’ala akan mencukupkan rezeki setelah menikah.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (QS. Ar-Rum: 21)

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah Swt akan mengkayakan mereka. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (QS.An Nur: 32)

Mengungkapkan perasaan juga bisa diwujudkan lewat sikap atau perbuatan yang baik. Maksudnya bukan berarti kita mendekati wanita tersebut lalu mengumbar kata-kata mesrah. Tentu bukan ya! Tetapi sikap yang baik adalah dengan menjaga kehormatan wanita itu. Tidak mengajaknya berbuat hal-hal yang mendekati zina.

Dari sahabat Nu’man bin Basyir, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda : “Permisalan kaum mukminin dalam sikap saling mencintai, dan saling kasih sayang mereka sebagaimana satu badan. Apabila satu anggota badan sakit, seluruh anggota badan ikut merasakan, dengan tidak bisa tidur dan demam.” ( HR Muslim).

Apabila pria jatuh hati kepada seorang wanita, ia bisa menolong atau membantu wanita tersebut jika dirasa kondisnya kesulitan. Namun pertolongan sebaiknya diberikan lewat perantara untuk menghindari fitnah.

Dari Abu Hurairah, bahwasahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa melapangkan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itu mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Allah Azza wa Jalla juga berfirman: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah:2).

Perasaan cinta tidak harus ditunjukkan lewat kata-kata romantis. Cara lain yang lebih baik adalah dengan menutupi aib orang yang dicintainya. Mengumbar aib orang lain tidak ada gunanya. Toh, kita juga punya aib, kan? Setiap orang tak terlepas dari khilaf dan salah. Jadi koreksi diri masing-masing saja daripada menjelek-jelekan lainnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Muslim yang satu adalah saudara muslim yang lain; oleh karena itu ia tidak boleh menganiaya dan mendiamkannya. Barang siapa memperhatikan kepentingan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kepentingannya. Barang siapa membantu kesulitan seorang muslim, maka Allah akan membantu kesulitannya dari beberapa kesulitannya nanti pada hari kiamat. Dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari).

Daripada menunjukkan wajah muram dan cuek, lebih baik kita ramah dengan orang lain. Termasuk kepada wanita yang kita cintai (khusus istri) sebaiknya kita memperbanyak mengumbar senyum. Ini akan membuat hati istri menjadi bahagia sekaligus kita juga mendapat pahala.

Dari Abu Dzar RA, dia berkata bahwasahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

Rendah hati berarti tidak sombong. Sebenarnya sikap ini berlaku untuk setiap orang, tidak hanya ditunjukkan kepada wanita yang kita cintai saja. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Al-Quran

“Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. Al Israa’ 37)

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)

“Dan Rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman” (QS Asy Ssuara: 215)

1. Berbicara yang Sopan dan Lembut

Apabila kita memang memiliki kepentingan dengan wanita tersebut, misalnya saat Ta’auf dan harus saling berbicara, maka kita harus berbicara yang sopan dan lembut. Sebab begitulah cara memperlakukan seorang wanita.

“Karena disebabkan rahmat Allah lah engkau dapat bersikap lemah lembut dan lunak kepada mereka. Sekiranya engkau itu adalah seorang yang kaku, keras lagi berhati kasar, tentu mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali ‘Imran: 159)

Sebuah hubungan yang baik tentunya harus diawali dengan kejujuran. Maka itu, saat kita mendatangi rumah wanita tersebut, maka kita harus menceritakan kondisi dan diri kita sejujur mungkin. Tak perlu ada yang ditutup-tutupi. Dengan demikian nantinya pernikahan bisa menjadi lebih damai.

Seorang wanita yang baik memang yang mudah dilamar dan maharnya juga tidak memberatkan. Namun sebagai pria yang bertanggung jawab, tak ada salahnya kita memberikan mahar terbaik untuk calon istri. Tapi tidak perlu memaksakan juga. Hanya saja, jika memang cinta, bukankah kita ingin membahagiakannya? Maka itu tak ada salahnya berjuang sedikit keras demi mendapatkan sang pujaan hati.

Intinya, untuk mengungkapkan perasaan kepada wanita hendaknya kita langsung datang ke rumahnya. Menemui orang tuanya kemudian mengutarakan maksud untuk meminang. Jangan menunggu lama, sebab tak perlu ada yang ditakutkan dalam pernikahan. Menikah itu ibadah dan bisa mendatangkan rahmat Allah Ta’ala. Jadi tunggu apa lagi?