Ketika bicara tentang vagina, banyak pendapat umum yang sebenarnya hanya berupa mitos atau kesalahpahaman. Beberapa orang, misalnya, percaya bahwa vagina bisa kehilangan elastisitasnya kemudian menjadi “longgar” secara permanen. Hal ini sebenarnya tidak sepenuhnya benar.

Penyebab Vagina Menjadi “Longgar”
Vagina bersifat elastis. Ini artinya, ia bisa meregang untuk mengakomodasi benda-benda yang masuk (misalnya tampon atau penis) atau keluar (misalnya bayi). Tetapi setelahnya, vagina tidak membutuhkan waktu lama untuk kembali ke bentuknya yang semula.

Namun, elastisitas otot-otot vagina memang bisa menurun karena dua faktor: pertambahan usia dan persalinan. [1, 2, 3, 4, 5]

* Memasuki usia 40, elastisitas vagina akan mulai berubah karena kadar hormon estrogen serta produksi kolagen mulai menurun.
* Persalinan secara spontan melalui vagina akan membuat otot-otot vagina meregang untuk memberi jalan bagi bayi untuk keluar. Bagi wanita yang masih muda, otot akan kembali seperti sebelum melahirkan dalam waktu 6 bulan pasca melahirkan. Tetapi, persalinan yang berulang, atau persalinan di usia yang sudah tidak muda lagi bisa membuat vagina kehilangan sedikit elastisitasnya.

Secara medis, kondisi ini disebut vaginal laxity, dan biasanya membuat hubungan seks jadi terasa tidak memuaskan, dan beberapa wanita khawatir hal ini tidak menyenangkan bagi pasangan mereka.

Merapatkan Vagina Secara Alami
Vaginal laxity belum terlalu banyak diteliti dan para ahli masih terus mempelajari mengenai penyebab-penyebab dan cara mengatasinya. Tetapi, sejauh yang telah diketahui, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu mengencangkan otot-otot vagina. [1, 2, 3]

Senam Kegel
Latihan pelvis adalah cara yang disarankan banyak dokter untuk memperkuat otot-otot pelvic floor. Otot-otot ini adalah bagian penting tubuh yang mendukung fungsi kandung kemih, rektum, usus halus, dan rahim.

Kegel adalah salah satu jenis latihan pelvis yang sering disarankan untuk pasien yang mengalami berbagai keluhan yang berkaitan dengan kesehatan pelvis, termasuk wanita dengan vagina yang dirasa “longgar”. [1, 2, 4, 5]

Namun, perlu dicatat, bahwa latihan ini tidak dimaksudkan untuk mengencangkan otot-otot vagina secara langsung, tetapi bisa digunakan untuk memperkuat dan mengencangkan otot-otot pelvic floor yang mengelilingi vagina.

Pertama-tama, kenali dulu posisi otot-otot pelvic floor ini. Untuk melakukannya, coba untuk menghentikan aliran urin ketika sedang buang air kecil. Jika berhasil, maka Anda sudah menemukan otot tersebut.

Setelah itu, ikuti langkah-langkah berikut:

1. Pilih posisi untuk melakukan latihan ini. Kebanyakan orang melakukannya sambil berbaring telentang saat senam Kegel.
2. Kencangkan otot-otot pelvic floor seperti yang Anda lakukan saat menghentikan urin tadi. Tahan kontraksi ini selama 5 detik, kemudian lepaskan dan biarkan santai selama 5 detik.
3. Ulangi langkah kedua tadi paling sedikit 5 kali berturut-turut.

Ketika otot sudah dirasa semakin kuat, naikkan hitungan hingga 10 detik. Usahakan untuk tidak mengencangkan paha, perut, atau bokong saat melakukan senam Kegel, fokuskan saja pada pelvic floor.

Untuk hasil terbaik, lakukan 3 set Kegel sebanyak 5 hingga 10 kali sehari. Hasilnya seharusnya sudah mulai bisa dirasakan dalam beberapa minggu.

Latihan Pelvic Tilt
Untuk memperkuat otot-otot menggunakan latihan ini, lakukan langkah-langkah berikut: [4]

1. Berdiri dengan bahu dan bokong menempel di dinding. Biarkan kedua lutut santai, jangan berdiri dengan tegang.
2. Tarik pusar masuk ke arah tulang punggung. Saat melakukan langkah ini, punggung harus menempel rata di dinding.
3. Kencangkan pusar di posisi ini selama 4 detik, kemudian lepaskan.
4. Lakukan langkah 2 dan 3 sebanyak 10 kali, 5 kali sehari.

Menggunakan Vaginal Cone
Otot-otot pelvic floor juga bisa dikencangkan menggunakan vaginal cone yang merupakan alat seukuran tampon dengan pemberat untuk dimasukkan ke vagina dan ditahan di dalam.

Vaginal cone bisa dibeli di marketplace online besar di Indonesia.

Berikut adalah cara menggunakannya: [1, 4, 5]

1. Sebagai permulaan, masukkan cone yang paling ringan lebih dulu ke dalam vagina.
2. Tekan otot-otot pelvic floor hingga meremas cone tadi. Coba untuk menahan cone ini tetap berada di tempatnya selama 15 menit, dua kali sehari. Lakukan sambil berjalan-jalan di sekitar rumah dan usahakan agar cone tidak jatuh keluar.
3. Bila otot pelvic floor lemah, cone ini akan mudah lepas dan jatuh. Tetapi ketika otot mulai semakin kuat, cone bisa ditahan di dalam vagina dalam waktu yang lama. Naikkan berat cone yang digunakan bila sudah berhasil menahan cone yang ringan.

Ketiga cara diatas adalah metode yang aman dan alami untuk memperkuat kembali otot-otot di sekitar vagina. Cara-cara lain yang bisa dilakukan, termasuk menggunakan krim yang dioleskan ke vagina, tetapi produk semacam ini bisa berisiko menimbulkan efek samping sepertu infeksi, keputihan, hingga kerusakan pada jaringan vagina. [2]

Cara lainnya adalah bedah plastik yang disebut vaginoplasty serta NMES (neuromuscular electrical stimulation) yang menggunakan aliran listrik untuk merangsang kontraksi pada otot-otot pelvic floor. [1, 4, 5]

1. Lindsay Davey, MScPT, MSc, CDT, Ryan Davey, PhD. VAGINAL LAXITY AND CHILDBIRTH: IS A “LOOSE VAGINA” COMMON? TREATABLE? Toronto Physiotherapy; 2019.
2. ISSM Medical Professionals. What is vaginal laxity and how might it be addressed? International Society for Sexual Medicine.
3. Michael L. Krychman, MD, MPH. Vaginal Laxity Issues, Answers and Implications for Female Sexual Function. The Journal of Sexual Medicine; 2016.
4. Annamarya Scaccia, Suzanne Falck, M.D., FACP. Is It Possible to Have a Loose Vagina? Healthline; 2019.
5. Michael Castleman M.A., Lybi Ma. The Rare Truth About “Tight” and “Loose” Women. Psychology Today; 2011.