Diare tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, anak-anak dan bayi juga berpotensi menderita penyakit yang menyerang pencernaan tersebut. Pada banyak kasus yang ditemukan, diare yang dialami bayi dapat sembuh secara alami. Namun, risiko komplikasi berbahaya juga bisa muncul jika tidak ditangani segera dan tepat.

Untuk itu, cara mengatasi diare pada bayi menjadi hal yang perlu diperhatikan. Apalagi, penyakit diare menjadi salah satu penyumbang angka kematian bayi terbesar di Indonesia.

Penyebab Diare pada Bayi
Dikutip dari situs Alodokter.com, ada sejumlah penyebab kemunculan diare pada tubuh, antara lain:

* Gastroenteritis dan infeksi usus akibat virus, bakteri dan parasit
* Keracunan makanan, khususnya pada bayi yang sudah mengonsumsi MPASI
* Terlalu banyak mengonsumsi jus buah
* Alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu
* Intoleransi susu sapi

Para ibu juga harus semakin mawas terhadap bayinya terutama saat masa MPASI (Makanan Pendamping ASI), potensi diare pada masa itu termasuk tinggi. Disarankan untuk menghindari makanan berminyak, berserat tinggi, mengandung banyak gula, dan susu sapi. Hal ini karena jenis makanan dan minuman tersebut dapat memperburuk gejala diare pada bayi.

Cara Menangani dan Mengatasi Diare pada Bayi
Ada sejumlah cara mengatasi diare pada bayi yang bisa dilakukan oleh para ibu dan pengasuh di rumah. Proses penanggulangan ini harus mulai dipahami dari penyebabnya yaitu infeksi virus yang dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Meskipun demikian, bayi tetap perlu mendapatkan asupan cairan dan nutrisi yang cukup selama diare.

1. Memberikan Asupan ASI dan Cairan Elektrolit Secara Tepat
Bagi bayi berusia di bawah enam bulan, gejala diare dapat diobati dengan memberikan air susu ibu alias ASI lebih sering. Hal ini karena ASI mengandung nutrisi yang diperlukan untuk menggantikan cairan dan nutrisi yang hilang selama buang air besar (BAB).

Dalam prosesnya, ASI juga mengandung antibodi yang dapat membantu bayi melawan bakteri atau virus penyebab diare. Pada bayi berusia di atas enam bulan, pemberian ASI boleh dilanjutkan sambil diselingi pemberian cairan rehidrasi oral, seperti oralit atau air tajin atau air beras, setiap kali bayi BAB dan muntah.

2. Memberikan Asupan Suplemen Zinc
Para balita yang mengalami gejala diare dapat diberikan suplemen zinc. Dilansir dari WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi yang mengalami diare akut bisa diberikan suplemen zinc selama 10–14 hari.

Dosis pemberian suplemen zinc pada bayi berusia di bawah enam bulan adalah sekitar 10 mg per hari, sedangkan pada balita 20 mg per hari. Untuk menentukan dosis dan cara pemberian suplemen yang benar, Anda bisa berkonsultasi ke dokter anak.

3. Memberikan Nutrisi Probiotik
Nutrisi probiotik diyakini dapat memperkuat proses penyembuhan dan mempercepat proses pemulihan bagi sang bayi yang mengalami diare. Oleh sebab itu, dengan memberikan nutrisi prebiotik menjadi salah satu cara mengatasi diare pada bayi, sekaligus dapat memperkuat imunitas menghadapi diare.

Selain tiga hal di atas, ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan sebagai cara mengatasi diare pada bayi dan mencegah perkembangannya, seperti:

* Mencuci tangan sebelum menyiapkan susu dan makanan bayi serta setelah mengganti popoknya
* Mencuci tangan Si Kecil, terutama setelah ia bermain, menyentuh benda kotor, atau setelah buang air kecil dan buang air besar
* Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, termasuk mainan dan benda lain yang sering disentuh Si Kecil
* Memberikan ASI eksklusif secara rutin
* Memastikan kebersihan dan kesterilan botol susu atau peralatan MPASI yang digunakan

Setelah melaksanakan program sehat seperti yang telah dituliskan di atas, maka para orang tua tetap wajib melakukan perhatian pada proses perkembangan sang bayi. Apabila sudah parah wajib dikonsultasikan ke dokter.

Hal yang perlu diperhatikan juga, jika diare yang dialami bayi cukup berat, sehingga membuatnya kehilangan banyak cairan atau dehidrasi. Untuk itu, penanganan langsung oleh dokter perlu segera dilakukan.

Dalam proses pengobatan, dokter dapat memberikan cairan infus guna menggantikan cairan tubuh yang hilang karena diare sekaligus mengatasi dehidrasi pada bayi. Untuk antibiotik hanya akan diberikan setelah dikonsultasikan ke dokter anak terlebih dahulu.