Asam urat dapat terjadi pada siapa saja, namun lebih sering mengintai orang-orang berusia lanjut. Ketika gejalanya kambuh, jangan buru-buru minum obat asam urat, ya. Pasalnya, ternyata ada beberapa cara menurunkan asam urat secara alami yang bisa Anda lakukan. Apa sajakah itu?

Sekilas tentang asam urat
Asam urat adalah produk sampingan dari penguraian senyawa kimiawi yang disebut dengan purin. Purin ini ada di sel-sel tubuh kita dari pemecahan makanan yang mengandung protein.

Iklan dari HonestDocsBeli Anti Inflamasi via HDmall Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️Purin sebenarnya penting bagi tubuh manusia karena dapat menjadi sumber energi dan protein bagi tubuh. Begitu pun dengan asam urat yang juga baik karena bertindak sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dan melindungi sel-sel tubuh agar tetap sehat.

Nah, asam urat ini diproduksi oleh ginjal. Setelah memproduksi asam urat, ginjal akan mengeluarkan limbah metabolisme tersebut keluar dari tubuh melalui urine dan beberapa lewat feses.

Apa penyebab asam urat tinggi dalam darah?
Pada dasarnya, ginjal dapat mempertahankan asam urat dalam kadar normal. Namun, ada saatnya kerja ginjal mengalami gangguan sehingga kadar asam urat meningkat dalam darah.

Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa ada tiga penyebab asam urat tinggi yang paling utama, yaitu:

* Hiperuresemia primer, disebabkan oleh meningkatnya aktivitas enzim phosphoribosyl phosphate (PRPP) yang menyebabkan peningkatan produksi purin pada sel;
* Ginjal tidak bekerja cukup baik;
* Terlalu banyaknya produksi asam urat sebagai hasil metabolisme purin dari makanan.

Apa akibatnya jika asam urat tinggi pada tubuh?
Kadar asam urat tinggi dalam darah merupakan suatu kondisi yang dikenal sebagai hiperurisemia. Jika dibiarkan terus-menerus, kadar asam urat yang tinggi dapat mengkristal dan mengendap di sendi, tendon, dan jaringan di sekitarnya.

Pada kondisi tersebut, kristal asam urat ini dipandang sebagai benda asing oleh pertahanan tubuh kita. Akibatnya, sistem bertahanan tubuh bereaksi terhadap kristal asam urat dan timbullah reaksi inflamasi yang ditandai dengan kemerahan, bengkak, panas,peradangan, kekakuan, dan sangat nyeri.

Iklan dari HonestDocsBeli BLACKMORES CELERY 7000 via HonestDocs Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️Pengendapan kristal asam urat pada sendi jari, terutama jempol kaki, disebut dengan tophi. Gejala-gejala tadi disebut serangan gout.

Baca selengkapnya:Tak Segera Diobati, Asam Urat Bisa Picu 5 Komplikasi Ini

Bagaimana cara menurunkan asam urat?
Obat asam urat bisa membantu menurunkan kadar asam urat tinggi. Namun, sebelum beralih ke obat-obatan, Anda bisa mencoba menurunkan asam urat secara alami dengan cara berikut:

* Banyak minum air putih.Minumlah 2-3 liter setiap hari. Air akan membantu ginjal untuk memproses asam urat dan mengeluarkannya dari tubuh;
* Menggunakan daun meniran, daun sirih merah, dan daun salam;
* Konsumsi makanan rendah purin. Karena asam urat berasal dari pemecahan purin dan purin juga ada dalam makanan kita, penderita asam urat harus menjalankan diet rendah purin.

Beberapa jenis makanan yang harus dihindari karena mengandung purin yang tinggi antara lain daging merah berlemak, jeroan, unggas, dan makanan laut seperti cumi, udang, dan kepiting. Selain itu, penting juga untuk menghindari konsumsi alkoho dan beer karena dapat memicu peningkatan asam urat dalam tubuh.

Jenis-jenis makanan yang boleh dikonsumsi saat terkena asam urat di antaranya asam lemak esensial (misalnya tuna atau salmon), produk susu rendah lemak, karbohidrat kompleks (misalnya roti, sereal, pasta, nasi, dan sayur), dan buah-buahan (ceri, stroberi, blueberry, anggur, dan sebagainya).

Baca selengkapnya:4 Makanan Mengandung Purin Ini Bisa Picu Asam Urat Kambuh

Tiga cara alami tersebut merupakan cara yang paling efektif untuk mengurangi kadar asam urat dalam tubuh. Jika gejala asam urat tak juga membaik setelah mencoba menurunkannya secara alami, Anda dapat mengonsumsi obat asam urat atau periksa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.