Berbagai keluhan kerap muncul saat hamil muda. Meski memicu rasa tidak nyaman, menjaga kehamilan muda penting dilakukan untuk memastikan janin berkembang dengan baik sejak dini. Nah, untuk menghadapinya, ada beberapa cara yang dapat Bumil lakukan agar kehamilan tetap sehat.

Saat hamil muda, ibu hamil kerap mengalami berbagai keluhan. Keluhan tersebut umumnya terjadi karena tubuh menyesuaikan dengan perubahan hormon yang terjadi saat hamil. Nah, agar kehamilan tetap sehat, Bumil perlu lebih cermat dan menghadapi berbagai keluhan dengan cara yang tepat .

Beragam Cara Menjaga Kehamilan Muda
Ada beberapa hal yang dapat Bumil lakukan untuk menjaga kehamilan muda, yaitu:

1. Mengatasi berbagai keluhan saat hamil
Beberapa perubahan yang umumnya terjadi saat hamil muda adalah mual dan muntah, nyeri payudara, sering buang air kecil, mudah lelah, pusing, sering buang air kecil, serta keinginan makan sesuatu di luar kebiasaan atau ngidam.

Selain itu, sebagian ibu hamil juga lebih sensitif terhadap bau tertentu, seperti bau parfum atau asap rokok. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Bumil lakukan untuk mengatasi keluhan dan perubah fisik saat hamil muda:

* Untuk meredakan gejala mual dan muntah, Bumil dapat mengonsumsi makanan dengan porsi kecil tetapi lebih sering. Selain itu, minum air putih dan perbanyak istirahat juga dapat mengatasi rasa lemas saat hamil muda.
* Guna mencegah sembelit saat hamil muda, perbanyak konsumsi serat dan cairan. Olahraga ringan juga turut melancarkan pencernaan.
* Untuk mengatasi sering buang air kecil, batasi konsumsi kopi, teh, dan soda karena dapat meningkatkan produksi urine dan membuat Anda sering buang air kecil. Selain itu, penting bagi Bumil untuk tidak menahan buang air kecil, karena bisa membuat otot dasar panggul melemah.
* Untuk menghindari pusing, hindari berdiri terlalu lama dan jangan mengubah posisi tubuh secara tiba-tiba. Saat hendak bangun dari posisi berbaring, lakukan secara perlahan dengan memiringkan tubuh terlebih dahulu.

2. Menjalani pola hidup sehat
Salah satu faktor risiko yang dapat memicu keguguran, bayi lahir prematur, dan gangguan plasenta adalah pola hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol saat hamil. Beberapa penelitian bahkan mengaitkan rokok dengan kondisi bibir sumbing pada bayi.

Sementara itu, konsumsi minuman beralkohol juga dapat meningkatkan risiko berat bayi lahir rendah dan gangguan tumbuh kembang, serta memicu perilaku hiperaktif pada anak kelak.

Membatasi asupan kafein saat hamil juga penting dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya keguguran dan masalah lain pada kehamilan.

3. Mengendalikan kondisi emosional
Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan membuat ibu hamil lebih emosional. Hal ini membuat suasana hati menjadi tidak stabil, terkadang gembira dan ada kalanya gelisah.

Saat hamil muda, Bumi juga sering kali merasa cemas mengenai kondisi bayi, ragu akan kemampuannya mengasuh, hingga takut kondisi finansialnya tidak mencukupi. Namun, jangan sampai hal-hal tersebut menyebabkan Bumil stres.

Normal bagi ibu hamil mengalami perubahan emosi yang naik-turun atau tiba-tiba merasa ingin menangis. Namun, nikmati setiap prosesnya dan jangan terlalu memaksakan atau menghakimi diri sendiri.

Minta dukungan dari keluarga dan pasangan. Jika perubahan suasana hati menjadi sangat intensif, konsultasikan ke dokter kandungan atau psikolog.

4. Mempererat hubungan dengan pasangan
Kehamilan merupakan saat yang tepat untuk meningkatkan keintiman Anda dengan pasangan. Ungkapkan secara jujur mengenai kebutuhan, kekhawatiran, permasalahan, dan harapan yang dirasakan.

Minta pasangan melakukan hal yang sama. Membahas hal-hal tersebut diketahui dapat memperkuat rasa kebersamaan sebagai pasangan.

Selain itu, jangan biarkan kehamilan mengganggu aktivitas seksual Anda. Justru jadikan momen ini sebagai cara untuk meningkatkan keintiman Anda dengan pasangan. Anda bisa memilih saat yang tepat untuk berhubungan intim ketika sedang merasa nyaman.

Tidak perlu mencemaskan efek aktivitas tersebut pada janin, sebab janin terlindungi oleh kantung dan cairan ketuban, otot-otot rahim, serta cairan yang melindungi leher rahim terhadap infeksi.

5. Mewaspadai tanda-tanda bahaya kehamilan
Munculnya flek atau perdarahan ringan saat trimester pertama kehamilan merupakan kondisi yang umum terjadi. Namun, waspadai perdarahan berlebih yang disertai rasa sakit di bagian perut.

Demikian pula bila cairan vagina yang keluar saat hamil muda mengalami perubahan warna, bau, atau menimbulkan rasa gatal. Kondisi tersebut bisa menjadi tanda infeksi yang perlu segera ditangani dokter. Infeksi juga dapat menimbulkan sensasi panas atau rasa nyeri saat buang air kecil.

Mual dan muntah juga normal terjadi saat hamil muda. Kondisi ini akan semakin ringan saat usia kehamilan mencapai 12–14 minggu. Namun, perlu diwaspadai bila muntah berlangsung terus-menerus hingga membuat Anda kehilangan nafsu makan dan berat badan menurun.

Kondisi ini dikenal juga dengan hiperemesis gravidarum dan bisa memicu terjadi dehidrasi yang membahayakan kehamilan.

6. Melakukan pemeriksaan ke bidan atau dokter
Menjalani pemeriksaan kehamilan secara rutin ke bidan atau dokter kandungan merupakan hal yang penting dilakukan. Pada kunjungan pertama, dokter atau bidan biasanya akan memeriksa kondisi kesehatan Bumil dan menentukan usia kehamilan.

Selanjutnya, selama trimester pertama kehamilan, pemeriksaan juga dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko dan memeriksa kelainan kromosom pada janin. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan terkait kehamilan atau rencana persalinan Anda.

Kehamilan muda merupakan momen ketika kehamilan membutuhkan perhatian khusus. Keluhan yang mucul pada masa tersebut, perlu disikapi dengan tepat untuk menjaga kehamilan tetap sehat. Konsultasikan ke bidan atau dokter kandungan bila muncul tanda bahaya selama masa kehamilan.