Belum selesai kita menghadapi pandemi Covid-19, kini sudah ada beberapa laporan tentang kasus dan gejala Omicron di masyarakat.

Sebelumnya, angka positivity rate Covid-19 di Indonesia semakin turun setelah second wave di semester kedua 2021. Tapi, pemerintah sudah mewanti-wanti, bahwa pandemi belum usai, sehingga kita semua walaupun sudah vaksin, tetap waspada terpapar Corona.

Sedangkan yang belum dan tidak ada halangan dari sisi medis untuk vaksin, sebaiknya segera menghubungi fasilitas kesehatan terdekat. Setidaknya, ada perlindungan ekstra untuk menghadapi virus yang semakin bermutasi ini.

Lalu, bagaimana sih tanda Omicron terpapar pada manusia? Apakah berbeda dengan varian sebelumnya?

Sudah vaksin masih rentan terpapar gejala Omicron
[sumber gambar]Pertanyaannya, mengapa meskipun sudah vaksin penuh dua dosis, masih ada risiko tertular Covid 19? Buat beberapa orang yang masih ragu untuk vaksin, kasus terpapar ketika sudah mendapat dosis penuh seolah meyakinkan bahwa sebenarnya hal ini tidak manjur.

Pemahaman tersebut mendapat klarifikasi dari Dr. Katherine O’Brien yang merupakan Direktur Vaksin, Imunisasi, dan Biologi dari WHO. Yang benar, vaksin bisa memberikan perlindungan, meski tidak 100%.

Setidaknya, ketika seseorang sudah mendapatkan vaksin Covid-19, maka ia memiliki risiko yang jauh lebih rendah untuk terpapar atau dengan gejala lebih berat. Belum lepas dari ingatan betapa suram kondisi sebelum adanya vaksin. Di mana angka penularan terus meningkat, sementara imunitas warga masih rentan.

Sementara fasilitas kesehatan jadi kewalahan karena banyaknya efek domino penularan Corona di masyarakat. Ada yang mengalami gejala menengah hingga berat, serta kabar duka yang seolah tak henti-hentinya.

Gejala Omicron bedanya dengan Delta
[sumber gambar]Meski menjadi salah satu mutasi termutakhir dari Covid-19, banyak laporan kasus yang menyatakan bahwa gejalanya lebih ringan daripada varian Delta. Salah satu perbedaan yang terjadi adalah belum ada laporan anosmia sebagai gejala varian Omicron.

Anosmia adalah hilangnya daya penciuman dan perasa. Di awal pandemi, gejala ini jadi salah satu yang sering membuat pasien sadar bahwa dirinya sudah terpapar Covid-19

Meski begitu, varian ini tetap jauh lebih menular. Untuk perbandingan dengan Delta saja, varian ini bisa menular 70 kali lebih cepat, melansir Antara, dari penjelasan Kemenkes RI. Siti Nadia Tarmizi, selaku Juru Bicara Kemenkes, menjelaskan bahwa gejala Omicron seperti flu biasa dan tidak ada tingkat keparahan.

Tapi sebaiknya tidak melonggarkan protokol kesehatan dan tetap lakukan vaksin bagi yang belum. Karena bisa meminimalisir gejala yang berdampak pada tubuh kita.

Ini ciri terpapar Omicron
[sumber gambar]Seperti pada pemaparan di atas, bahwa Omicron memiliki gejala yang lebih ringan. Bahkan, penyakit ini akan tampak seperti flu biasa. Namun, apa sajakah yang menjadi tanda bahwa kita sudah terkena virus Corona, varian Omicron?

Bersin-bersin
Bersin memang jadi mekanisme tubuh untuk mengeluarkan kotoran, dan virus atau reaksi alergi. Namun, perlu hati-hati, karena ini bisa menjadi awal penanda paparan Corona. Perhatikan bila gejala bersin berlanjut hingga hidung berair dan mata mulai terasa berat.

Pilek
Lanjutan dari gejala bersin biasanya adalah hidung berair dan mulai tersumbat atau banyak menghasilkan ingus. Juga diikuti dengan mata terasa berat seperti mengantuk. Hal ini karena tubuh sedang melakukan mekanisme melawan datangnya virus atau alergi.

Kelelahan/nyeri otot
Salah satu tanda kalau bersin dan pilek mulai berat, adalah ketika diikuti dengan kelelahan atau nyeri otot. Di mana badan mulai terasa ngilu-ngilu. Hal ini merupakan tanda bahwa imunitas sedang bekerja. Tapi juga jadi alert bahwa ada virus masuk ke tubuh kita.

Sakit Tenggorokan
Sakit tenggorokan bisa berupa rasa sakit atau mengganjal ketika menelan. Biasanya, kita bisa memantau dengan melihat ke dalam rongga belakang mulut. Bila warnanya merah, atau bahkan ada beberapa bercak putih, ada kemungkinan kita sedang sakit tenggorokan. Hal ini juga bisa jadi tanda tertular Covid-19 varian Omicron.

Batuk
Dari sakit tenggorokan hingga pilek, dapat juga menyebabkan gejala lanjutan, yaitu batuk. Gejala ini bisa menjadi yang paling lama bertahan dari semua gejala lainnya. Di beberapa kondisi pasien, batuk juga bisa memicu sesak nafas, meskipun yang bersangkutan tidak memiliki asma.

Sakit kepala
Bila mulai ada rasa pusing dan suhu tubuh meningkat, juga merupakan tanda bahwa tubuh sedang melawan penyakit. Namun, lebih penting untuk kita sadari, bahwa artinya ada virus di dalam tubuh. Bila suhu tubuh mulai naik, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter.

Mual atau diare
Gejala lainnya yang mungkin timbul adalah dari area pencernaan. Di mana kondisi seperti ini memang membuat sistem digestif kita jadi lebih sensitif. Apabila gejala ini bersamaan dengan batuk dan pilek, atau bertambah dengan demam, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

Risiko gejala Omicron pada komorbid, lansia dan anak
[sumber gambar]Salah satu hal yang masih sering orang remehkan adalah karena ada anggapan Omicron lebih mild daripada generasi sebelumnya. Meski demikian, kita tak sepenuhnya tahu bagaimana varian ini sesungguhnya.

Masih ada risiko bagi lansia dan anak-anak. Hal ini karena anak-anak juga masih membangun imunitasnya. Sementara, lansia berada pada usia yang sudah kurang produktif dan rentan.

Tak lepas dari itu, pasien yang memiliki komorbid. Karena, pasien yang memiliki penyakit bawaan, kondisi imunitasnya tidak lebih prima daripada mereka yang lebih sehat. Selain dari gejala yang muncul, penggunaan obat-obatan juga mempengaruhi potensi kesembuhan dari kategori pasien ini.

Minimal, lakukan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan tak sembarang menyentuh, serta menjaga jarak dari orang lain atau jauhi kerumunan. Bila sudah memegang pakem tersebut, maka kita bisa meminimalisir risiko penularan.

BACA JUGA: Penyebaran Omicron Indonesia dan Bagaimana Cara Mencegahnya Menurut Para Ahli

Jika ada kesempatan dan memungkinkan, segeralah vaksin. Hal ini untuk menjadi perlindungan bagi diri kita sendiri, serta orang-orang yang ada di sekitar.