Penyakit usus buntu atau apendisitis adalah penyakit yang terjadi ketika usus buntu (apendiks) mengalami penyumbatan atau infeksi sehingga meradang. Untuk menurunkan risikonya, ada berbagai cara mencegah usus buntu yang dapat dilakukan.

Cara mencegah usus buntu
Meskipun tidak mencegah secara pasti, ada beberapa hal yang diyakini dapat menurunkan risiko terjadinya radang usus buntu.

Berikut adalah berbagai pencegahan usus buntu yang dapat Anda terapkan untuk mengurangi risikonya.

1. Mengonsumsi makanan berserat
Cara mencegah usus buntu secara alami dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan berserat.

Alasannya, radang usus buntu dapat disebabkan penumpukan feses yang mengeras (fekalit). Kondisi ini kemungkinan besar terjadi pada orang yang jarang mengonsumsi makanan berserat.

Sebuahstudi yang dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa 14 dari 19 anak dengan kondisi radang usus buntu akut diketahui jarang mengonsumsi makanan berserat.

Oleh sebab itu, para ahli kesehatan menyarankan konsumsi berbagai sumber serat sebagai pencegahan usus buntu akibat penumpukan feses.

Konsumsi jenis makanan ini juga membantu menarik lebih banyak air ke usus besar sehingga tekstur feses tetap lunak dan mudah dikeluarkan tubuh.

Serat juga merangsang gerakan usus senantiasa normal. Ini artinya, baik makanan maupun feses dapat melewati usus dengan lancar tanpa menyebabkan penumpukan.

Selain itu,penelitian yang dilakukan oleh pusat medis Universitas Maryland mengemukakan bahwa konsumsi makanan berserat dinilai membantu mencegah usus buntu yang meradang dan pecah.

Anda dapat meningkatkan asupan makanan berserat yang berasal dari buah-buahan dan sayuran.

Buah untuk mencegah usus buntu dapat berupa pepaya, apel, dan pisang. Sementara itu, sumber serat lainnya adalah wortel, sayuran hijau, oatmeal, kacang polong, dan biji-bijian utuh.

2. Mengonsumsi probiotik
Anda juga bisa mencegah usus buntu dengan mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik, seperti yogurt, tempe, atau kimchi.

Walaupun ini bukan cara mencegah usus buntu secara langsung, konsumsi makananprobiotikdapat membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan tubuh.

Probiotik dianggap membantu menurunkan jumlah bakteri jahat di usus yang bisa menyebabkan penyakit atau peradangan.

Asupan ini juga dapat mengganti bakteri jahat dengan bakteri yang baik untuk pencernaan.

3. Minum air putih yang cukup
Memenuhi kebutuhan cairan dengan minum air putih adalah hal penting yang tidak boleh Anda lewatkan setiap harinya.

Selain mencegah dehidrasi, minum air putih mampu memaksimalkan kinerja usus sehingga makanan yang dikonsumsi dapat melewati saluran pencernaan dengan lancar.

Akan tetapi, apabila konsumsi air putih Anda hanya sedikit, usus akan menyerap cairan dari feses untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.

Akibatnya, Anda menjadi sulit untuk buang air besar dan memicu penumpukan feses yang meningkatkan risiko radang usus buntu.

Jadi, pastikan Andamencukupi asupan air putih setiap hari, setidaknya 8 gelas per hari. Anda juga bisa mendapatkan cairan dari jus buah-buahan atau sup.

4. Hindari mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak
Hindari atau kurangi konsumsi makanan tinggi gula dan lemak karena dapat menyebabkan sembelit maupun meningkatkan risiko infeksi, termasuk penyebab radang usus buntu.

Contoh makanan tinggi gula dan lemak adalah permen, biskuit, cokelat batangan, selai, dan minuman ringan.

Selain itu, hindari juga mengonsumsi makanan pedas karena dapat mengiritasi usus dan meningkatkan peradangan.

5. Tidak menahan buang air besar
Cara mencegah penyakit usus buntu juga dapat dilakukan dengan buang air besar (BAB) secara teratur. BAB harus dilakukan setiap hari dan jangan menahannya.

Jika Anda sering menahan BAB, risiko terjadinya penumpukan dan penyumbatan feses di usus buntu yang menyebabkan apendisitis bisa meningkat.

6. Makan dengan tenang dan perlahan
Makan dengan tenang juga menjadi cara menghindari usus buntu, lho.

Menurutstudi yang dimuat dalam Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 1 dari 7 kasus usus buntu dapat terjadi akibat penyumbatan biji-biji makanan.

Kesimpulan dari studi tersebut menyatakan bahwa pencegahan usus buntu dapat dilakukan dengan makan secara tenang dan perlahan.

Dengan demikian, Anda dapat mengunyah makanan hingga halus dan biji-biji makanan dapat disingkirkan.

Oleh sebab itu, penting untuk tidak mengobrol, main ponsel, atau melakukan kegiatan lainnya yang dapat memecah konsentrasi Anda saat makan.

7. Rutin cek kesehatan ke dokter
Pencegahan usus buntu juga dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter.

Penyakit usus buntu lebih berisiko terjadi pada orang yang pernah mengalami cedera perut atau memiliki riwayat penyakit yang sama di keluarganya.

Jika Anda memiliki faktor risiko tersebut, cek kesehatan secara rutin ke dokter dapat membantu memantau kemungkinan perkembangan usus buntu.

Cara mencegah usus buntu semakin parah
Jika Anda terlanjur terkena usus buntu, gejala awal yang dapat terjadi adalah rasa sakit di sekitar pusar, kemudian bergerak ke perut kanan bawah. Rasa nyeri bisa memburuk jika Anda batuk, bersin, atau berjalan.

Penyakit usus buntu juga dapat menyebabkan mual, muntah, demam, perut kembung, sembelit, atau diare. Kondisi ini lebih sering terjadi pada usia tahun.

Oleh karena itu, Anda juga perlu meminimalisir keparahan gejala dan komplikasi usus buntu yang mungkin timbul.

Berikut adalah beberapa gejala usus buntu yang biasanya muncul, mulai dari yang ringan hingga parah.

* Nyeri ulu hati
* Nyeri di sisi kanan bawah perut
* Terasa nyeri atau sulit buang air kecil
* Perut kram
* Diare atau sembelit
* Demam
* Kehilangan nafsu makan
* Tidak bisa membuang gas

Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas dan mencurigai adanya radang usus buntu, segera periksakan diri ke dokter.

Sebab, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti usus buntu pecah atau terbentuknya kantong nanah di perut.

Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar cara mencegah usus buntu, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.

Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.