Ilustrasi hidung. ©iStock Merdeka.com – Indera penciuman merupakan bagian penting pada tubuh manusia. Tentunya kehilangan indera yang satu ini bisa berdampak besar bagi kehidupan sehari-hari.

Kehilangan penciuman lengkap disebut anosmia. Jika kita tidak bisa mencium aroma, makanan akan terasa berbeda. Bisa jadi kita juga tidak bisa mengenali bahaya yang mengancam. Sebab, tanpa kemampuan mendeteksi bau, kita tidak akan mencium kebocoran gas, asap kebakaran, atau makanan yang sudah basi.

Dilansir WebMD, hidung tersumbat karena pilek, alergi, infeksi sinus, atau kualitas udara yang buruk merupakan penyebab anosmia yang paling umum. Selain itu, penyebab anosmia yang lainnya termasuk beberapa kondisi berikut.

Polip hidung
Ilustrasi hidung. ©iStock Kondisi yang dimaksud di sini adalah pertumbuhan benjolan di rongga hidung dan sinus. Benjolan ini biasanya bersifat non-kanker. Walaupun begitu, polip juga bisa menghalangi saluran pernapasan dan pada akhirnya dapat mengganggu kemampuan indera penciuman dalam mendeteksi bau-bauan.

Cedera
Ilustrasi hidung. ©iStock Cedera pada kepala yang disebabkan oleh benturan atau pukulan bisa berujung pada pendarahan di hidung atau mimisan. Kadang cedera pada kepala juga menyebabkan gangguan pada indera penciuman.

Dalam beberapa kasus, kemampuan indera penciuman dalam mendeteksi aroma hilang setelah pasien menjalani operasi. Penanganan pada bagian lain di kepala lantas menyebabkan gangguan pada saraf penciuman. Hal ini mungkin saja terjadi.

Paparan bahan kimia beracun
Ilustrasi Racun. ©2015 Merdeka.com Hilangnya kemampuan hidung dalam mencium bau-bauan juga mungkin disebabkan paparan bahan kimia. Bahan kimia yang mengandung racun kuat seperti pestisida dan toksin yang mudah larut lainnya juga bisa menyebabkan gangguan pada saraf penciuman jika dihirup.

Konsumsi obat-obatan
Ilustrasi obat. shutterstock Obat-obatan tertentu yang dikonsumsi untuk meredakan gejala penyakit atau gangguan kesehatan lainnya kadang bisa menyebabkan gangguan pada indera penciuman. Beberapa jenis obat-obatan legal yang ditengarai bisa menyebabkan kondisi ini antara lain beberapa jenis antibiotik, antidepresan, obat anti radang, obat jantung, dan lain-lain.

Penyalahgunaan kokain
Ilustrasi Narkoba. ©2014 Merdeka.com Ada alasan yang kuat mengapa jenis substansi yang dikategorikan sebagai narkoba terlarang untuk dikonsumsi tanpa pengawasan dari dokter. Misalnya saja kokain. Stimulan yang awalnya digunakan sebagai penghilang rasa sakit pada pasien ini bisa menimbulkan dampak negatif jika dikonsumsi berkepanjangan.

Penggunaan berlebihan kokain dapat menyebabkan gatal-gatal, detak jantung cepat, halusinasi, dan delusi paranoid. Dalam beberapa kasus bahkan bisa mengakibatkan hilangnya kemampuan indera penciuman dalam mendeteksi aroma, hipertermia, dan kematian.

Usia tua
Ilustrasi manula. © Shutterstock Seperti penglihatan dan pendengaran, indra penciuman Anda bisa menjadi lebih lemah seiring bertambahnya usia Anda. Bahkan, indera penciuman seseorang paling tajam antara usia 30 dan 60 tahun dan mulai menurun setelah usia 60 tahun.

Kondisi medis tertentu, seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, defisiensi nutrisi, kondisi kongenital, dan gangguan hormonal juga bisa mengakibatkan gangguan pada indera penciuman.

Pengobatan radiasi kanker kepala dan leher
Ilustrasi terapi radiasi. ©2012 Merdeka.com Radiasi merupakan salah satu metode pengobatan bagi pasien kanker. Efek pengobatan dengan cara ini biasanya cukup berat bagi tubuh pasien. Selain kerontokan rambut, penurunan berat badan secara signifikan, dan kulit yang rusak, radiasi juga bisa menyebabkan hilangnya kemampuan hidung dalam mencium bau.

Jika Anda mengalami hilangnya penciuman yang tidak dapat dikaitkan dengan pilek atau alergi dan kondisi ini tidak membaik setelah satu atau dua minggu, silakan beri tahu dokter Anda. [tsr]

Baca juga:
Unik, tapi ini 6 manfaat dari kebiasaan cuci hidung
Selain daun sirih, kamu juga bisa atasi mimisan dengan bahan alami ini
Jangan panik! Atasi mimisan dengan 4 bahan alami ini