sfidn.com– Menguruskan badan memang tidak dapat terjadi begitu saja. Ini bukanlah hal yang langsung bisa terwujud ketika Anda bangun dari tidur. Mungkin istilah berikut sering pula Anda dengar, yaitu “mudah menggemukkan badan, tapi tidak dengan menurunkannya”.

Beranjak dari sinilah, berbagai tips atau cara menguruskan badan bermunculan. Sebagian memang memberikan efek positif, tetapi tidak sedikit pula yang berdampak buruk untuk tubuh Anda.

Hal ini didukung pula oleh Sarah Garone, seorang ahli gizi dan penulis artikel kesehatan di Eat This, Not That!, bahwa banyak juga cara menguruskan badan yang buruk, bahkan benar-benar tidak masuk akal. Tidak hanya aneh, tetapi juga berpotensi berbahaya.

Oleh sebab itu, Anda perlu mengetahui, memahami, dan memilah dengan bijak langkah mana saja yang terbaik untuk menguruskan dan mencapai berat badan ideal.

8 Tips yang tidak berfungsi untuk menguruskan badan
Berikut 8 tips yang sering dilakukan oleh pelaku diet, padahal tidak memberikan manfaat untuk penurunan berat badan mereka.

1. Menerapkan cara makan yang tidak nyaman
Secara teori, masuk akal jika membuat suatu ‘penghalang’ dalam aktivitas makan Anda untuk menguruskan badan. Misalnya, memilih makan pakai sumpit daripada garpu atau makan dengan tangan yang tidak dominan, sehingga membantu Anda makan lebih sedikit.

Padahal, ini bukanlah solusi praktis untuk masalah makan berlebihan.

Selain merasa frustrasi, makan dengan cara yang tidak nyaman seperti ini hanya akan membuat Anda terlihat konyol. Coba bayangkan jika Anda makan steak atau burger dengan cara seperti itu, apa yang akan Anda rasakan?

Jadi, alangkah lebih baik jika Anda memilih langkah dengan makan lebih lambat. Anda bisa makan lengkap dengan asupan yang terkontrol dengan baik.

2. Mengenakan pakaian ketat sebelum makan

Tips lainnya yang sering didengar adalah mengenakan pakaian ketat sebelum makan, supaya cepat kenyang dan asupan makan tidak berlebihan.

Namun, tahukah Anda? Mengenakan pakaian yang ketat dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan. Akibatnya, Anda bisa mulas, bisul, bahkan dapat meningkatkan risiko kanker kerongkongan.

Risiko lainnya adalah Anda kesulitan bernapas. Pakaian yang ketat tidak memungkinkan otot diafragma Anda bergerak secara normal dan sehat. Asupan oksigen Anda pun jadi terbatas, sehingga menyebabkan hiperventilasi, bahkan serangan panik.

3. Bergantung total pada meal replacement
Meal replacement memang diformulasikan mengandung zat gizi lengkap untuk satu kali makan, sehingga bisa dikonsumsi sebagai sarapan, makan siang, atau makan malam Anda.

Shake makanan pengganti cocok untuk Anda yang sibuk atau tidak punya cukup waktu untuk menyiapkan makanan dengan kandungan zat gizi lengkap dan seimbang.

Bisa juga untuk Anda yang akan travelling dan tidak ingin repot membawa segudang perbekalan, sehingga tetap bisa mengonsumsi makanan lengkap dan bergizi seimbang.

Namun ingat, ini tidak bisa Anda jadikan sebagai satu-satunya makanan yang dikonsumsi untuk menguruskan badan.

Anda tetap harus mengonsumsi makanan dari bahan-bahan segar dan beragam, bahkan mendekati utuh atau minim pengolahan.

Meskipun mengganti makanan dengan shake bisa efektif untuk beberapa orang, ini tidak bisa membuat orang puas dalam jangka waktu yang lama, karena biasanya sangat rendah kalori dan serat. Selain itu, cenderung tinggi gula yang dapat meningkatkan kadar gula darah.

Jadi, jika Anda memang ingin menambahkan meal replacement dalam rejimen diet Anda, pilihlah yang kandungan gizinya sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda dan pastikan itu rendah gula!

4. Hanya mengonsumsi satu makanan

Ingat tentang diet lemon? Atau diet kentang? Atau diet apa pun yang menyuruh Anda makan hanya satu makanan?

Diet monotrofik, yang menyarankan Anda untuk tetap berpegang pada satu makanan atau kelompok makanan tertentu, sebenarnya telah ada sejak lama. Konsepnya adalah seseorang bisa makan begitu banyak makanan sebelum menjadi sangat bosan, hingga akhirnya berhenti makan sama sekali.

Meski tindakan ini dapat membatasi asupan makanan Anda, tetapi hal ini juga dapat mendorong Anda mengalami gangguan makan. Parahnya lagi, pola makan yang tidak beragam dapat meningkatkan risiko defisiensi zat gizi. Anda pun lebih mungkin untuk berakhir di rumah sakit.

Jadi, sebaiknya tetap mengonsumsi makanan yang bervariasi, sehingga kebutuhan gizi Anda terpenuhi dengan baik. Hal yang tidak kalah penting juga adalah makan dengan porsi yang cukup dan tidak tergea-gesa.

5. Jangan makan karbohidrat
Anda mungkin sudah sering mendengar tentang diet keto atau Atkins, yang mengurangi asupan karbohidrat untuk menghasilkan efek penurunan berat badan. Sayangnya, kebanyakan orang menguranginya terlalu drastis atau bahkan menghilangkan sepenuhnya.

Meski terlihat hasilnya menguruskan badan, diet yang membatasi karbohidrat dalam jangka panjang hanya akan menurunkan kualitas hidup Anda.

Diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan Anda mengalami kelaparan, cepat marah, kelelahan, perubahan suasana hati, sembelit, sakit kepala, dan brain fog. Dalam jangka panjang, diet ini dapat menempatkan Anda pada risiko batu ginjal, osteoporosis, bahkan asam urat.

Jika Anda mempertimbangkan untuk membatasi karbohidrat selama diet, sebaiknya bicarakan dengan dokter atau ahli gizi Anda sebelum memulainya dan juga untuk mengetahui risikonya.

6. Fokus untuk menghilangkan lemak

Tampaknya, mitos tentang “makan lemak membuat orang gemuk” masih dipegang teguh hingga detik ini.

Faktanya, penelitian telah menunjukkan bahwa fokusnya bukanlah pada hal itu, melainkan mengonsumsi jenis lemak yang tepat adalah bagian penting dari diet sehat, termasuk menguruskan badan.

Seperti yang Anda ketahui, lemak adalah zat gizi makro yang tidak hanya membantu penyerapan vitamin larut lemak, tetapi juga memberikan rasa kenyang dan puas, sehingga membantu mencegah makan berlebihan.

Kuncinya adalah memilih lemak yang tepat.

Lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda adalah jenis lemak yang dapat dinikmati secara teratur dalam diet Anda, misalnya dengan menambahkan banyak kacang-kacangan, alpukat, dan minyak, seperti minyak alpukat atau minyak zaitun.

7. Jangan pernah memanjakan diri
Nasihat menguruskan badan ini cukup populer di kalangan masyarakat, sehingga menimbulkan rasa bersalah atas banyak ketidakbenaran.

Misalnya, ketika Anda mencoba menurunkan berat badan, Anda tidak bisa menikmati makanan favorit Anda, seperti donat atau pizza. Sebab, yang ada dalam pikiran Anda bahwa ini tidak boleh dikonsumsi sama sekali atau bisa merusak upaya diet Anda selama ini.

Faktanya, ahli diet tidak menyatakan bahwa hal ini adalah benar.

Jika Anda tidak makan makanan yang Anda sukai, kemungkinan besar Anda akan menunggu sampai Anda ‘berhenti’ dari diet, baru bisa menikmatinya. Saat waktunya tiba, Anda akan mengonsumsi makanan tersebut dengan cara berlebihan – porsi besar dan terlalu sering.

Jadi, daripada menghilangkan kesenangan Anda terhadap suatu makanan, Anda akan mendapat manfaat yang jauh lebih banyak dalam jangka panjang dengan menambahkan item menu makanan yang paling Anda sukai. Tentunya, dengan tetap menjaga porsi dan frekuensi makan.

Bukankah diet yang sehat itu harus berkelanjutan dan bisa diterapkan dalam jangka panjang? Tidak hanya untuk beberapa waktu saja, sebab hanya akan mengembalikan berat badan Anda seperti semula.

8. Hanya fokus pada defisit kalori

Ketika berbicara tentang penurunan berat badan, Anda tentu setuju bahwa konsep dasarnya adalah kalori masuk versus kalori keluar. Berlandaskan hal ini, menurunkan berat badan seharusnya begitu sederhana.

Sayangnya, banyak pelaku diet menemukan bahwa makan lebih sedikit tidak mengubah skala timbangan. Usut punya usut, banyak faktor lainnya yang bekerja di tubuh Anda memperumit konsep dasar ini.

Tubuh manusia adalah sistem biologis kompleks yang memproses makanan dengan cara yang sama sekali berbeda. Perubahan fisiologis dan hormonal misalnya, terjadi sebagai respons tubuh terhadap makanan yang dikonsumsi.

Jika ternyata Anda tidak membuat kemajuan dengan menerapkan defisit kalori, jangan putus asa! Anda bisa meminta bantuan ahli gizi untuk bereksperimen dengan jenis makanan dan kombinasi makanan apa yang Anda konsumsi.

Upayakan juga untuk menambahkan makanan berserat tinggi dan padat nutrisi sesering mungkin. Pilih makanan yang minim pengolahan atau makanan utuh untuk meningkatkan rasa kenyang secara keseluruhan, memberikan energi yang stabil sepanjang hari, dan meningkatkan komposisi tubuh dari waktu ke waktu.

Referensi:
* Andrade et al. 2012. Does eating slowly influence appetite and energy intake when water intake is controlled? The international journal of behavioral nutrition and physical activity. 9. 135.
* AHA Science Advisory. 2021. Dietary diversity: implications for obesity prevention in adult populations. Circulation. 138: e160-e168.
* Benton D, Young HA. 2017. Reducing Calorie Intake May Not Help You Lose Body Weight. Perspect Psychol Sci. 12 (5): .
* Eat This, Not That! (2021). 9 Tips That Don’t Work for Weight Loss, Say Dietitians.
* Healthline (2019). Does ‘Calories in vs. Calories out’ Really Matter?
* Healthline (2020). 8 Weight Loss Tips to Ignore Completely.
* Lifehuck. Doctors Say Tight Clothes Can Harm Your Health And Put You At Risk.
* Liu et al. 2017. A healthy approach to dietary fats: understanding the science and taking action to reduce consumer confusion. Nutr J. 16 (1): 53.
* Oh et al. 2021. Low Carbohydrate Diet. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.