Selama masa pandemik COVID-19, anosmia atau tidak bisa mencium bau banyak dibicarakan karena cukup banyak ditemui pada pasien COVID-19.

Anosmia sendiri bukanlah masalah kesehatan yang berbahaya, tetapi bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang. Apa, sih, anosmia itu? Apa saja gejalanya dan bagaimana cara mengobatinya? Yuk, kita simak penjelasan berikut ini!

1. Apa itu anosmia?
Ilustrasi anosmia. scientificanimations.comMenurut laporan dalam jurnal Chemical Senses, anosmia adalah suatu kondisi terganggunya indra penciuman, membuat seseorang tak bisa mencium bau secara parsial atau keseluruhan, dan bisa dialami sementara atau permanen.

Kondisi yang memengaruhi indra penciuman ini dibagi menjadi dua, yaitu anosmia dan hiposmia.

Anosmia merupakan kondisi ketika seseorang kehilangan kemampuan untuk mencium bau, sedangkan hiposmia adalah kondisi menurunnya kemampuan untuk mencium bau.

2. Penyebab
ilustrasi anosmia (freepik.com/karlyukav)Anosmia sering kali disebabkan oleh penyumbatan atau pembengkakan pada hidung. Ini menjadikan bau yang tercium tidak sampai ke bagian atas hidung, yang terjadi karena adanya gangguan pada sistem yang mengirimkan sinyal dari hidung ke otak. Dalam kasus yang jarang, anosmia juga dapat diturunkan secara genetik.

Lantas, apa penyebab anosmia?

Pertama, anosmia bisa terjadi karena iritasi pada selaput lendir yang dihasilkan oleh hidung. Ini bisa terjadi akibat:

* Infeksi sinus
* Influenza
* Merokok
* Rinitis (alergi dan nonalergi)
* COVID-19

Penyebab selanjutnya adalah penyumbatan saluran hidung. Hilangnya kemampuan dalam mencium bau juga dapat disebabkan oleh terjadinya penyumbatan oleh sesuatu yang mengalangi aliran udara ke hidung. Hal ini meliputi:

* Tumor
* Polip hidung
* Kelainan bentuk tulang di dalam hidung atau septum hidung

Selain itu, kerusakan otak atau saraf juga bisa menyebabkan anosmia. Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab kerusakan saraf pada indra penciuman, yaitu:

* Usia tua
* Penyakit Alzheimer
* Tumor otak
* Penyakit Huntington
* Masalah hormonal
* Tiroid yang kurang aktif
* Obat-obatan (termasuk beberapa antibiotik dan obat tekanan darah tinggi)
* Multiple sclerosis
* Penyakit Parkinson
* Skizofrenia
* Epilepsi
* Diabetes
* Paparan bahan kimia
* Cedera otak atau kepala
* Operasi otak
* Malnutrisi dan defisiensi vitamin
* Terapi radiasi
* Alkoholisme jangka panjang
* Stroke

Baca Juga: Gejala COVID-19 Terbanyak, Kehilangan Indra Perasa dan Penciuman?

3. Gejala
ilustrasi gejala anosmia (freepik.com/benzoix)Dilansir Medical News Today, secara umum anosmia ditandai dengan kehilangan kemampuan dalam mencium bau. Bagi orang-orang yang mengalami kondisi ini, mereka akan menyadari perbedaan yang cukup signifikan pada indra penciumannya.

Namun, bagi orang yang terlahir dengan anosmia, kemungkinan ia tidak tahu dirinya mengalami anosmia karena tidak pernah memiliki kemampuan untuk mencium bau.

Selain itu, anosmia juga ditandai dengan ketidakmampuan dalam merasakan makanan secara utuh. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa bikin tak nafsu makan, lalu lama-lama mengarah pada malnutrisi.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks
4. Diagnosis
ilustrasi pemeriksaan hidung oleh dokter (sutterhealth.org)Kalau kamu mengalami kehilangan penciuman yang tidak dapat dikaitkan dengan pilek atau alergi atau yang tidak membaik setelah 1 atau 2 minggu, segera temui dokter. Dokter dapat melihat ke dalam hidung dengan alat khusus untuk melihat apakah ada polip atau pertumbuhan mengganggu kemampuan untuk mencium, atau apakah ada infeksi, mengutip WebMD.

Pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis THT mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab anosmia. Dokter mungkin akan memesan CT scan untuk bisa melihat area yang terdampak dengan lebih baik.

5. Pengobatan
ilustrasi semprotan hidung atau nasal spray (freepik.com/8photo)Cara mengobati dan menangani anosmia sangat beragam, tergantung penyebabnya.

Pada orang dengan kondisi kelainan genetik, penanganannya bisa dengan beberapa opsi, seperti terapi sel dan genetik.

Bila anosmia terjadi akibat infeksi, dokter mungkin akan memberikan suplemen zink glukonat atau latihan mencium bau. Seseorang dengan gangguan penciuman pascatrauma akibat cedera kepala juga dapat memperoleh manfaat dari latihan penciuman.

Latihan mencium bau ini melibatkan mengendus empat jenis bau yang berbeda secara intens dua kali sehari selama beberapa detik selama setidaknya 4 bulan. Terapi ini bisa bermanfaat ketika seseorang mengendus berbagai bau secara bergiliran selama periode pelatihan yang lama.

Operasi atau pemberian obat-obatan kortikosteroid mungkin satu-satunya pilihan yang tersedia untuk penderita anosmia akibat gangguan sinonasal. Dokter mungkin akan merekomendasikan obat kortikosteroid untuk mengatasi anosmia, baik obat oral ataupun dalam bentuk semprotan hidung.

Kortikosteroid oral bisa efektif untuk anosmia, meskipun dosis dan durasinya masih kontroversial.

Dokter mungkin sulit untuk memprediksi apakah metode pembedahan dapat membantu mengatasi anosmia. Namun, operasi sinus endoskopi dapat memperbaiki anosmia pada beberapa orang.

Berdasarkan laporan dalam jurnal Chemical Senses tahun 2017, beberapa kasus anosmia bisa hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Ini terjadi pada persen pasien dengan infeksi saluran pernapasan atas.

6. Komplikasi yang bisa terjadi
ilustrasi anosmia (ucm.es)MengutipHealthline, ada beberapa risiko komplikasi yang bisa terjadi bila anosmia tidak ditangani, yaitu:

* Tak mampu merasakan makanan, yang mana ini bisa membuat seseorang makan lebih banyak atau lebih sedikit.
* Ketidakmampuan untuk merasakan makanan yang sudah basi atau tidak layak, sehingga bisa menyebabkan keracunan makanan.
* Peningkatan bahaya bila ada kebakaran karena tidak bisa mencium bau asap.
* Kehilangan kemampuan untuk mengingat memori yang berkaitan dengan bau.
* Kehilangan intimasi karena ketidakmampuan untuk mencium bau parfum atau feromon.
* Kehilangan kemampuan untuk mendeteksi kimia atau bau berbahaya lainnya dalam rumah.
* Kehilangan empati dari keluarga, teman, atau dokter.
* Ketidakmampuan untuk mencium bau badan.
* Gangguan suasana hati seperti depresi.
* Kehilangan minat pada situasi sosial, yang mungkin termasuk tidak dapat menikmati makanan dalam sebuah pertemuan sosial.

7. Kapan harus ke dokter?
ilustrasi konsultasi dengan dokter (freepik.com/jcomp)Siapa pun yang menyadari kehilangan atau perubahan indra penciuman dalam mencium bau harus menghubungi dokter, khususnya kita masih dalam situasi pandemik COVID-19.

Selain itu, anosmia juga memiliki berbagai sebab, sehingga menemukan penyebabnya akan memengaruhi cara pengobatannya pula.

Itulah informasi seputar anosmia, meliputi penyebab, gejala, risiko komplikasi, serta cara mengobatinya. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Kehilangan Indra Perasa Tiba-tiba? Ini 8 Kemungkinan Penyebabnya