6. Infeksi atau iritasi vagina
Secara alamiah, berbagai jenis bakteri dan jamur hidup dalam vagina. Mikroba ini tidak akan menyebabkan masalah selama jumlahnya terkendali. Begitu keseimbangnya terganggu, bakteri dan jamur dapat tumbuh membludak dan mengakibatkan infeksi.

7. Batu kandung kemih
Batu kandung kemih terbentuk dari mineral urine yang menumpuk dan mengeras. Batu yang berukuran kecil biasanya terbawa keluar tubuh bersama urine. Namun, batu yang lebih besar dapat terjebak dalam kandung kemih dan menyebabkan anyang-anyangan.

8. Kista ovarium
Kista ovarium terbentuk dari cairan yang menumpuk dalam indung telur. Lambat laun, kista dapat bertambah besar dan menekan kandung kemih. Selain sakit saat buang air kecil, kondisi ini juga ditandai dengan sakit panggul dan nyeri saat menstruasi.

9. Kanker kandung kemih
Sel-sel yang tumbuh secara tidak normal dalam kandung kemih dapat berujung menjadi kanker. Gejala kanker kandung kemih di antaranya disuria, sering kencing dengan urine yang sedikit, serta penurunan nafsu makan dan berat badan tanpa pemicu yang jelas.

10. Konsumsi obat-obatan
Selain berbagai kondisi yang disebutkan sebelumnya, penyebab lain dari disuria adalah konsumsi obat-obatan. Beberapa jenis obat, terutama yang digunakan untuk mengobati kanker kandung kemih, dapat menyebabkan peradangan dan nyeri saat buang air kecil.

Jika Anda baru memulai pengobatan dan merasakan sakit saat buang air kecil, segera hubungi dokter dan tanyakan apakah gejala ini merupakan efek samping obat. Jangan berhenti mengonsumsi obat secara sembarangan kecuali atas anjuran dokter.

Faktor-faktor risiko
Siapa yang lebih berisiko terkena disuria?
Siapa pun dapat mengalami anyang-anyangan. Akan tetapi, beberapa hal berikut bisa meningkatkan risikonya.

* Berjenis kelamin wanita. Uretra wanita lebih pendek daripada pria sehingga bakteri lebih mudah masuk dan menyebabkan infeksi.
* Mengidap infeksi saluran kemih. Infeksi memicu peradangan dan nyeri ketika buang air kecil.
* Pernah memakai selang kencing. Selang kencing atau kateter urine dapat menjadi jalur masuk bakteri ke dalam saluran perkemihan.
* Salah arah saat membersihkan organ intim. Bila Anda membersihkan dari belakang ke depan, bakteri pada anus bisa berpindah ke saluran kencing.
* Mengalami gangguan fungsi kandung kemih. Misalnya akibat batu kandung kemih, infeksi kandung kemih, atau penyakit sejenisnya.
* Mengalami pembesaran prostat. Prostat yang membengkak dapat menekan kandung kemih, menghambat aliran urine, dan memicu infeksi.
* Bergonta-ganti pasangan seksual. Hal ini meningkatkan risiko infeksi menular seksual dan komplikasinya pada kandung kemih.
* Mengonsumsi makanan dan minuman tertentu. Makanan pedas dan asam, minuman berkafein, dan alkohol dapat memperburuk kondisi kandung kemih.

Diagnosis
Bagaimana cara mendiagnosis disuria?
Sebagian besar kasus disuria akan berlangsung dalam waktu singkat sehingga tidak perlu pemeriksaan khusus. Namun, jika rasa sakit muncul terus-menerus atau semakin parah, jangan tunda untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Mulanya dokter akan meninjau semua riwayat kesehatan Anda, lengkap dengan gejala yang dialami dan kebiasaan pribadi yang menyangkut organ intim. Informasi mengenai frekuensi buang air kecil dan riwayat seksual juga harus Anda sampaikan.

Berdasarkan informasi tersebut, dokter baru bisa menentukan pemeriksaan apa yang paling sesuai untuk keluhan Anda. Proses ini meliputi pemeriksaan perut atau panggul dengan ultrasonografi (USG), pemeriksaan alat kelamin yang tampak dari luar, serta pemeriksaan ginekologi untuk wanita.

Jika dokter menduga penyebab anyang-anyangan adalah infeksi kandung kemih, maka diperlukan pemeriksaan lanjutan dengan mengambil sampel urine melalui tes urine. Sampel urine akan dianalisis lebih lanjut di laboratorium guna mendeteksi bakteri dalam saluran kemih.

Lain halnya bila Anda diduga mengalami vaginitis, maka perlu dilakukan swab test dari sampel jaringan di organ intim yang terinfeksi untuk diuji di laboratorium. Pengujian bisa menentukan mikroba apa yang menyebabkan infeksi.

Sementara jika disuria terjadi usai berhubungan intim tanpa kondom dengan beberapa pasangan, dokter biasanya melakukan tes untuk mendeteksi infeksi menular seksual. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi gonore, klamidia, trikomoniasis, sifilis, dan HIV.

Obat dan Pengobatan
Bagaimana cara mengobati disuria?
Oleh karena ada berbagai hal yang menjadi penyebab disuria, maka pengobatannya pun harus disesuaikan dengan pemicunya. Berikut adalah pengobatan dengan obat anyang-anyangan yang umum diberikan.

* Konsumsi antibiotik menurut resep dokter untuk kasus anyang-anyangan akibat infeksi bakteri pada saluran kemih, ginjal, kandung kemih, uretra, dan vagina.
* Obat jamur berbentuk oral, supositoria, atau krim guna mengurangi pertumbuhan jamur pada vagina.
* Obat analgesik untuk meredakan nyeri di area saluran kemih. Obat pereda nyeri berupa ibuprofen dan paracetamol juga dapat digunakan.
* Menghindari penggunaan produk dengan bahan kimia yang menyebabkan iritasi pada saluran kemih.

Pencegahan
Bagaimana cara mencegah disuria?
Meskipun umum terjadi, disuria sebetulnya merupakan kondisi yang bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup. Berikut sederet tips yang perlu Anda terapkan.

* Minum lebih banyak air putih untuk membilas keluar bakteri di kandung kemih.
* Membersihkan vagina dari arah depan ke belakang.
* Buang air kecil secara teratur dan tidak menunda-nunda.
* Buang air kecil hingga tuntas.
* Buang air kecil setiap selesai berhubungan seksual.
* Menjaga area kelamin tetap bersih dan kering.
* Mengganti pembalut, tampon, atau menstrual cup secara berkala.
* Tidak memakai sabun, douche, dan semprotan vagina yang bisa mengiritasi.
* Lebih sering menggunakan pancuran saat mandi alih-alih berendam.
* Tidak berganti-ganti pasangan seksual.

Disuria atau anyang-anyangan adalah gangguan sistem perkemihan yang umumnya menandakan penyakit lain. Penyebabnya begitu beragam sehingga pengobatannya pun mungkin berbeda pada tiap orang.

Gejala disuria bisa terasa ringan hingga amat mengganggu, tergantung seberapa parah penyakit yang menyebabkannya. Kondisi ini terkadang dapat hilang dengan sendirinya hanya dengan perubahan gaya hidup.

Walau demikian, rasa nyeri tetap tidak boleh diabaikan. Jika Anda mengalami gejala disuria yang muncul terus-menerus atau terasa mengkhawatirkan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan solusinya.