Kemoterapi umumnya juga dikombinasikan dengan jenis pengobatan kanker lainnya seperti radioterapi. Tujuannya agar lebih efisien menghancurkan sel kanker sekaligus mengempiskan benjolan kanker.

Namun, Anda juga perlu memahami apa saja risiko efek samping yang mungkin muncul selama kemoterapi. Beberapa jenis obat kemoterapi bahkan bisa merusak ginjal. Oleh karena itu, dokter akan terus memantau kondisi tubuh Anda selama terapi agar cara menghilangkan keputihan ini berjalan baik-baik saja.

Pembedahan
Selain kemoterapi, operasi juga bisa menjadi cara menghilangkan keputihan yang disebabkan kanker serviks. Ada tiga jenis operasi utama untuk kanker leher rahim, yaitu:

* Trachelectomy, mengangkat jaringan sekitar serviks dan bagian atas vagina tanpa melakukan apa-apa pada rahim.
* Histerektomi, mengangkat rahim beserta serviks dan ovarium serta tuba fallopi jika diperlukan
* Pelvis exenteration, mengangkat serviks, vagina, rahim, ovarium, tuba fallopi, kandung kemih, dan area rektum

Cara mengatasi keputihan di rumah dengan perawatan sederhana

Besar kemungkinannya keputihan yang Anda alami masih tergolong normal. Jika dokter mengatakan demikian, kondisi ini biasanya tidak perlu diatasi dengan perawatan khusus. Keputihan adalah reaksi tubuh yang normal dan justru berdampak baik pada kesehatan tubuh Anda.

Namun apabila keputihan Anda keluar berlebihan sampai mengganggu aktivitas, ada berbagai cara mengatasi yang sederhana tanpa perlu obat. Berbagai cara ini juga dapat Anda kombinasikan dengan perawatan medis di atas untuk menghilangkan keputihan akibat infeksi.

1. Menjaga kebersihan vagina
Bilas vagina dengan bersih sehabis BAK/BAB, juga sebelum dan setelah berhubungan seks. Cara membilasnya pun tidak boleh sembarangan. Basuhlah dengan air hangat suam kuku dari depan ke belakang agar kuman yang bersarang di anus tidak berpindah ke vagina.

Kemudian, usap dengan tisu atau handuk lembut dan tepuk-tepuk pelan hingga kering. Ingat, jangan menggosok atau mengusap terlalu keras karena bisa mengiritasi kulit vagina.

Cuci tangan sebelum maupun sesudah menyentuh kemaluan Anda.

2. Rutin ganti celana dalam
Normalnya Anda disarankan ganti celana dalam minimal dua kali sehari.

Namun jika keputihan lagi banyak-banyaknya, lebih seringlah ganti agar vagina tetap senantiasa kering dan bersih. Apalagi jika Anda baru saja berkegiatan yang mengeluarkan banyak keringat, seperti berolahraga atau panas-panasan di bawah terik matahari.

Pakailah celana dalam berbahan katun yang bisa menyerap keringat dengan baik. Menjaga vagina tetap bersih dan kering dapat menjauhkan risiko infeksi bakteri, jamur, atau parasit karena terlalu lembap. Apabila bahan celana dalam Anda tidak bisa menyerap keringat, bakteri bisa berkembang biak dengan subur. Jika dibiarkan kondisi ini bisa memperburuk infeksi vagina yang Anda alami.

Jangan lupa juga untuk rutin mengganti pembalut minimal 3-4 kali sehari selama sedang haid. Malas mengganti pembalut dapat membuat kuman dan jamur berkembang biak makin liar di vagina.

3. Hindari vaginal douche (sabun pembersih vagina)
Membersihkan vagina sebenarnya cukup dengan air bersih mengalir, tidak perlu pakai sabun. Apalagi pakai vaginal douche atau sabun wewangian seperti sabun sirih.

Bukannya mengatasi keputihan, cara ini malah dapat menyebabkan kulit vagina yang sensitif makin rentan iritasi dan terinfeksi. Douching juga bisa mengganggu keseimbangan pH serta bakteri baik di dalam vagina.

Jika pakai air saja masih terasa kurang bersih, pakailah sabun yang netral. Artinya sabun tersebut tidak mengandung parfum/wewangian, zat antiseptik, pewarna, dan bahan kimia keras lainnya. Jka ragu, tanyakan pada dokter sabun seperti apa yang aman buat mencuci vagina.

4. Menggunakan kondom saat seks
Biasanya dokter menyarankan Anda untuk tidak berhubungan seks dulu dalam 1-2 minggu masa pengobatan. Selain untuk mencegah penyebaran infeksi, hal ini juga membantu mempercepat penyembuhan.

Namun jika Anda ingin berhubungan seks, pastikan dulu dokter sudah membolehkan Anda dan memastikan hal ini tidak akan mengganggu pengobatan.

Kemudian selama masih mencoba berbagai cara menghilangkan keputihan, ada baiknya minta pasangan pakai kondom saat bercinta. Menggunakan pelumas vagina berbahan dasar air juga bisa mengatasi keputihan.

5. Mengonsumsi yogurt
Sebuah penelitian terbitan Journal of Antimicrobial Chemotherapy melaporkan kandungan bakteri baik (probiotik) dalam yogurt bisa membantu mengembalikan keseimbangan bakteri dan jamur di dalam vagina.

6. Jangan kenakan celana atau rok ketat
Saat Anda mengalami keputihan, usahakan untuk tidak menggunakan celana atau rok ketat. Celana yang terlalu ketat bisa mengiritasi kulit vagina dan membuat keringat terperangkap di kulit. Area vagina yang terus-terusan lembap dapat memperlambat penyembuhan.

7. Rutin memeriksakan diri ke dokter
Berbagai cara di atas mungkin tidak benar-benar akan mengatasi atau menghilangkan keputihan. Ingat, keputihan umumnya merupakan hal yang normal. Namun setidaknya, perawatan rumahan ini dapat membantu Anda terhindar dari risiko infeksi vagina berulang. Infeksi vagina, baik akibat bakteri maupun jamur, merupakan penyebab paling umum dari keputihan abnormal.

Maka selama sedang mencoba berbagai cara menghilangkan keputihan di atas, jangan malas untuk memeriksakan diri ke dokter. Terutama jika Anda tidak merasakan ada perbaikan gejala.

Dokter akan membantu memilihkan obat dan jenis perawatan lain yang lebih ampuh untuk mempercepat penyembuhan.

Jangan lupa untuk mengonsumsi obat sesuai dengan instruksi dokter. Jangan menghentikan perawatan secara sepihak sebelum waktunya karena bisa membuat penyakit penyebab keputihan muncul kembali.

Cara dokter mendiagnosis keputihan yang tidak normal

Sebelum dokter merekomendasikan cara mengatasi keluhan Anda, ia akan mencari tahu dulu apa penyebab keputihan Anda lewat pemeriksaan medis.

Nantinya Anda akan ditanyakan berbagai macam pertanyaan, seperti aktivitas seksual Anda, riwayat penggunaan obat (khususnya antibiotik), riwayat masalah kesehatan seperti gejala diabetes, hingga apakah Anda sudah menopause atau belum. Dokter juga akan menanyakan tentang kondisi kesehatan dan gaya hidup Anda.

Setelahnya, dokter akan menganjurkan pemeriksaan panggul untuk mendiagnosis penyebabnya sebelum menentukan cara mengatasi keputihan. Selama pemeriksaan panggul, dokter kandungan akan menggunakan alat yang disebut spekulum untuk langsung melihat kondisi di dalam leher rahim (serviks).

Dokter kemudian juga akan mengambil sampel cairan keputihan Anda untuk diuji di laboratorium. Sampel keputihan akan diteliti lebih lanjut untuk menentukan apa penyebabnya. Entah itu karena infeksi jamur, infeksi bakteri (bacterial vaginosis), atau karena penyakit menular seksual.

Jika jumlah cairan keputihan Anda lebih banyak dari biasanya tapi dokter tidak menemukan tanda-tanda infeksi pada sampel, jangan khawatir. Keputihan bisa keluar lebih banyak saat masa ovulasi, habis berolahraga berat, sedang menggunakan pil KB, atau karena stres.

Keputihan berlebihan juga dapat menandakan Anda sedang mengalami peningkatan gairah seks. Ini wajar, selama warna atau aroma cairan keputihan tidak berubah dari biasanya.