Hydra merupakan salah satu anggota Kelas Hydrozoa dan Ordo Hydroida. Seperti anggota Hydrozoa lainnya, cara berkembang biak Hydra melalui 2 stadium yaitu Medusa dan Polip. Stadium polip berlangsung lebih lama dibandingkan dengan stadium medusanya.

Hydra merupakan salah satu hewan yang melegenda di mitologi Yunani. Hewan yang hidup di perairan air tawar ini, disebut sebagai naga berkepala banyak. Akan tetapi berbeda dengan legendanya, hydra bukanlah sebuah naga yang berkepala banyak tetapi sebuah hewan avertebrata yang memiliki banyak tentakel.

Ukuran tubuhnya juga tidaklah besar, panjang maksimal tubuhnya hanya sekitar 30 mm saja. Tubuhnya yang semi transparan membuatnya nyari tak terlihat apabila dilihat dengan mata telanjang. Hewan ini seringkali ditemukan di kolam air tawar dan sungai yang memiliki arus lambat, ia biasanya menempel pada tanaman air atau pada bebatuan yang ada di perairan air tawar tersebut.

Sekilas Tentang Cara Berkembang Biak Hydra
Ada dua cara berkembang biak Hydra yaitu secara generatif dan vegetatif. Kedua metode ini dilakukannya secara bergantian, biasanya perkembangbiakan vegetatif terjadi apabila hydra memiliki kelebihan makanan.

Cara Berkembang Biak Hydra Secara Generatif
Seperti yang telah saya sebutkan diatas, stadium polip dan stadium medusa dalam daur hidup Hydra berlangsung secara bergantian. Saat di dalam fase medusa, Hydra memiliki mulut yang menjulur yang disebut manubrium dengan lubang mulutnya ditopang oleh jaringan berupa membran yang disebut velum. Velum ini memiliki fungsi untuk memompa air yang berada di bawah payung dari medusa. Velum merupakan salah satu organ yang menjadi ciri khas dari kelas Hydrozoa, pada kelas-kelas lain di dalam filum Coelenterata tidak ada yang memilikinya.

Stadium polip pada Hydra bentuknya bermacam-macam. Ada yang berkoloni dan bersifat polimorfik, terdiri dari dua atau lebih tipe organisme. Organisme yang berfungsi untuk menangkap makanan disebut Gastrozooid. Gastrozooid ini dilengkapi dengan sejumlah tentakel berpenyengat yang disebut nematosis. Makanan yang diperolehnya kemudian ditelan dan dicerna secara ekstraseluler di rongga gasrovaskuler, yang kemudian diserap oleh sel-sel tubuh dan dicerna secara intraseluler.

Tipe organisme yang mirip Gastrozooid adalah Daktilozooid, suatu penjuluran seperti jari tangan di tubuh koloni, penuh dengan nematosis dan berfungsi untuk mempertahankan diri. Ada juga tipe organisme lain yang dinamakan Gonozooid, ia tak bertentakel yang berguna untuk berkembang biak.

Gonozooid dari sejumlah spesies Hydroida ini memunculkan bentuk medusa sebagai sarana untuk reproduksi, dengan kata lain setelah terlepas dari Gonozooid, medusa ini akan menghasilkan gamet jantan dan betina, mirip dengan cara berkembang biak ubur – ubur. Zigot hasil pembahaan gamet akan berkembang menjadi larva planula yang kemudian larva ini akan memasuki stadium polip dengan menempelkan diri pada suatu substrat.

Perkembangbiakan Hydra Secara Vegetatif
Selain melakukan perkembangbiakan seperti diatas, Hydra (stadium polip) dapat berkembang biak secara vegetatif dengan cara menumbuhkan tunas. Perkembangbiakan secara pertunasan ini dilakukannya pada stadium polip dan terjadi jika di lingkungannya terdapat makanan dalam jumlah melimpah.

Hal yang dilakukannya pertama kali dengan menumbuhkan tunas pada tubuhnya, selang beberapa waktu kemudian pada tunas ini akan muncul mulut dan tentakel yang akan digunakannya untuk mencari makan. Saat tunas ini telah dapat mencari makan sendiri, tunas tersebut akan memisahkan diri dengan induknya, ia kemudian akan menempel ke sebuah substrat yang biasanya masih berada di sekitar induk.