KOMPAS.com – Katak hidup di banyak habitat. Tapi, habitat aslinya adalah dekat air atau tak jarang ditemukan juga di kebun yang lembab.

Seperti ikan, hampir semua katak membuahi telur di luar. Katak jantan akan melakukan amplexus, yakni posisi menaiki punggung betina saat kawin.

Katak jantan mulai menarik perhatian betina
Katak umumnya mencapai kematangan seksual ketika mereka berada di tahun ketiga.

Pada bulan Februari atau Maret, katak akan mulai berkumpul di tempat berkembang biak mereka, seperti kolam air yang mengalir dan kanal yang tampaknya menjadi favorit.

Katak akan melakukan perjalanan hingga setengah mil untuk sampai ke tempat berkembang biak.

Katak jantan biasanya tiba di tempat berkembang biak sebelum betina, kemudian mulai mengeluarkan suara untuk menarik betina. Panggilan kawin katak jantan terdengar seperti ‘grook-grook-grook.’

Ia membuat suara dengan menutup mulut dan lubang hidungnya, menggerakkan udara ke belakang dan ke depan melalui pita suara. Suara dapat diperkuat dengan menggerakkan lebih banyak udara masuk dan mengeluarkan kantong tenggorokan mereka dengan kantung vokal.

Sedangkan katak betina umumnya lebih pendiam dan jauh lebih tenang daripada katak jantan. Mereka mungkin membuat suara aneh, tetapi tidak pernah terdengar sebanyak katak jantan.

Katak kawin dengan posisi amplexus
Tidak seperti hewan mamalia atau kelompok burung, katak tidak menjalani serangkaian ritual kawin yang flamboyan dan rumit.

Tidak ada bersolek atau berjingkrak, katak jantan hanya akan menangkap betina terdekat saat mereka tiba di lokasi.

Katak jantan akan melompat ke punggung betina dan mengaitkan kaki depan mereka di sekitar tubuhnya. Kedua katak kemudian akan melangsungkan perkawinan dalam posisi yang disebut amplexus.

Katak jantan akan membuahi secara eksternal telur yang dikeluarkan oleh betina ke dalam air. Sekali bertelur, katak betina bisa mengeluarkan lebih dari 2000 telur.

Katak betina akan menekan kaki depannya di perutnya, sementara jantan membuahi mereka dengan spermanya.

Amplexus dapat memakan waktu beberapa detik atau bahkan selama sebulan. Ini biasanya terjadi di atas air.

Sayangnya, meski ada hampir 2000 telur yang dikeluarkan oleh betina, banyak telur yang tidak bertahan lama. Hal itu karena pemangsa seperti burung camar, bebek, bangau, ular, celurut, dan musang akan memakannya.

Selain itu, polusi dan insektisida juga dapat menyebabkan telur-telur katak sulit bertahan.

Pembuahan telur katak
Telur dibuahi segera setelah mereka dikeluarkan betina dan sebelum menyerap air.

Setiap telur berdiameter kecil (2-3mm). Telur disimpan dalam kapsul jeli, yang membengkak hingga 10mm.

Tahap selanjutnya, telur berkembang menjadi kecebong. Ini bisa memakan waktu hari, tergantung pada lokasi dan suhu.

Kecebong bertahan hidup dengan menggunakan jeli pembungkusnya, yang mereka cerna menggunakan kelenjar khusus. Pada titik ini, mereka tidak memiliki mulut dan mendapatkan makanan dari kuning telur.

Kecebong kemudian mulai memakan tumbuhan dan bernapas melalui tiga pasang insang. Insangnya berada di luar, tetapi lipatan kulit menutupinya.

Di dalam, rongga insang digunakan untuk bernapas, dihubungkan oleh spirakel ke luar.

Setelah tujuh minggu, kaki belakang telah selesai terbentuk, dan seminggu kemudian, paru-paru telah berkembang.

Pada bulan Mei atau Juni, katak sudah terbentuk sempurna dan panjangnya sekitar 15 mm. Dalam kondisi yang lebih dingin, kecebong bisa tumbuh lebih lambat.

Setelah betina bertelur, betina biasanya meninggalkan tempat bertelur. Namun, katak jantan akan tinggal di sana untuk mencari betina lain.

Tapi, baik jantan maupun betina akan kembali ke tempat perkembangbiakan yang sama setiap tahun.