Jangka sorong merupakan Alat ukur serba guna yang praktis dan mudah dibawa. Jangka sorong sering digunakan oleh praktisi yang berkecimpung di dunia Teknik dan industri tidak terkecuali Dunia konstruksi. Seperti untuk mengukur Diameter tulangan dan Dimensi Bahan konstruksi lainnya.

Jangka sorong yang biasa kita gunakan saat ini ditemukan di kota Oranan, Perancis pada tahun 1600-an. Alat ukur ini dirancang dan dibuat oleh seorang ahli matematika dan sains bernama Pierre Vernier. Beliau adalah orang yang menciptakan skala yang diberi nama skala vernier atau lebih dikenal sebagai skala nonius

Pemakaian nama skala nonius dipakai oleh kebanyakan orang yang hidup sejak sebelum abad ke 19. Dimana nama skala tersebut ditemukan oleh seseorang berkebangsaan spanyol bernama Dedron Nunes.

Akan tetapi di awal abad ke-19, seorang bangsawan berkebangsaan Perancis mengubah nama skala tersebut kembali kepada skala vernier.

Pembagian skala nonius pada jangka sorong bergantung pada ketelitian jangka sorong yang digunakan. Jangka sorong yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau di laboratorium adalah jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm. Semakin kecil nilai ketelitian jangka sorong maka semakin teliti suatu hasil pengukuran.

Bagian Bagian Jangka Sorong
Rahang pengatur garis tengah dalam atau rahang dalam yang dalam bahasa inggris disebut inner jaws. Bagian ini tersusun atas dua bagian, bagian pertama adalah bagian yang tetap atau tidak bergeser. Sedangkan bagian yang ke dua bisa digeser.

Bagian rahang dalam atau inner jaws berguna untuk mengukur diameter luar, sisi luar, lebar bagian luar, atau ketebalan luar suatu benda. Rahang pengatur garis tengah luar atau rahang luar yang dalam bahasa inggris disebut outer jawsjuga terdiri dari dua bagian seperti halnya rahang dalam yang terdiri dari bagian yang tidak bisa digeser atau tetap dan bagian yang bisa digeser.

Skala nonius atau vernier yang beruna sebagai pentunjuk hasil pengukuran. Berbeda dengan skala utama yang tidak bisa begerak, skala nonius merupakan bagian yang dapat bergeser.

Pengukur kedalaman atau dalam bahasa inggris disebut depth measuring blade. Bagian ketiga ini tersusun dari dua bagian, pertama bagian yang tidak bisa bergerak atau tetap dan kedua bagian yang bisa bergeser atau bertambah panjang.

Cara Membaca dan Menggunakan Jangka Sorong
Cara penggunaan jangka sorong ada yang mudah dan ada yang agak sulit. Jangka sorong jenis lama, seperti pada Gambar (kiri atas) memiliki skala goresan pada bagian yang digeser. Skala ini sering disebut skala nonius atau vernier. Ketika menentukan panjang benda maka dua skala yang harus dibaca sekaligus. Jangka sorong terbaru, yaitu jangka sorong digital (Gambar diatas) sangat mudah penggunaanya. Panjang benda langsung tertera pada layar.

Kita akan mempelajari cara membaca jangka sorong jenis lama. Jangka sorong tersebut memiliki skala nonius berupa goresan pada bagian yang digeser. Cara membaca skala jangka sorong tersebut sebagai berikut.

Amati, berapa nilai terkecil skala nonius

* Jika jumlah skala ninius adalah 10 maka nilai terkecil skala tersebut adalah 1 mm/10 = 0,1 mm
* Jika jumlah skala ninius adalah 20 maka nilai terkecil skala tersebut adalah 1 mm/20 = 0,05 mm
* Jika jumlah skala ninius adalah 50 maka nilai terkecil skala tersebut adalah 1 mm/50 = 0,02 mm

Amati skala utama yang tepat dilewati skala nol nonius.

* Pada Gambar Contoh hasil pengukuran diatas, skala utama yang tepat dilewati adalah 40 mm + 2 mm = 42 mm
* Pada Gambar Contoh hasil pengukuran tengah, skala utama yang tepat dilewati adalah 5 mm
* Pada Gambar Contoh hasil pengukuran bawah, skala utama yang tepat dilewati adalah 37 mm

Tentukan skala nonius ke berapa yang tepat berimpit dengan skala utama

* Pada Gambar Contoh Hasil Pengukuran atas, skala nonius ke-7 berimpit dengan skala utama
* Pada Gambar Contoh Hasil Pengukuran tengah, skala nonius ke-10 (angka 5 di skala nonius)
* berimpit dengan skala utama
* Pada Gambar Contoh Hasil Pengukuran bawah, skala nonius ke-23 berimpit dengan skala utama

Hitung kelebihan panjang yang dinyatakan oleh skala nonius

* Pada Gambar contoh hasil pengukuran atas, kelebihan panjang adalah 7 x 0,1 mm = 0,7 mm
* Pada Gambar contoh hasil pengukuran tengah, kelebihan panjang adalah 10 x 0,05 mm = 0,50 mm
* Pada Gambar contoh hasil pengukuran bawah, kelebihan panjang adalah 23 x 0,02 mm = 0,46 mm.

Panjang benda yang diukur adalah panjang yang ditunjukkan skala utama + kelebihan panjang yang ditunjukkan skala nonius

* Pada Gambar contoh hasil pengukuran atas, panjang benda = 42 mm + 0,7 mm = 42,7 mm
* Pada Gambar contoh hasil pengukuran tengah, panjang benda = 5 mm + 0,5 mm = 5,50 mm
* Pada Gambar contoh hasil pengukuran bawah, panjang benda = 37 mm + 0,46 mm = 37,46 mm.

Untuk latihan, silahkan lihat contoh dibawah ini,

Berdasarkan posisi skala nonius seperti pada Gambar dibawah, berapakah panjang benda yang terukur?

Skala utama yang dilewati skala nol nonius adalah 3 mm. Skala nonius yang berimpit dengan skala utama adalah skala nonius ke-30 (angka 6 pada skala nonius). Karena jumlah skala nonius pada jangka sorong tersebut 50 maka kelebihan panjang yang ditunjukkan skala nonius adalah 30 x 0,02 mm = 0,60 mm. Dengan demikian panjang yang diukur adalah 3 mm + 0,60 mm = 3,60 mm.

Untuk jangka sorong dengan skala jarum, cara pembacaan sebagai berikut

Amati jumlah skala jarum. Satu lingkaran penuh sama dengan panjang skala terkecil pada gagang utama. Berdasarkan Gambar diatas, skala terkecil pada gagang utama yang berada di sisi bawah adalah 1 cm. Jumlah skala jarum adalah 100 skala. Dengan demikian, satu skala jarum sama dengan 1 cm/100 = 0,01 mm.

Skala pada gagang utama yang dilewati penggeser nonius adalah 16 mm. Jarum menunjukkan skala 20 nonius. Maka kelebihan panjang menurut skala nonius adalah 20 x 0,01 mm = 0,20 mm. Dengan demikian, panjang yang diukur adalah 16 mm + 0,20 inci = 16,20 mm.