Di dunia Sinema, tayangan-tayangan tersebut di istilahkan sebagai animationatau animasi karena dibuat dari sejumlah besar gambar, kemudian digerakkan melalui bantuan komputer. Pada zaman dulu ketika teknologi canggih masih belum merambah perfilman, para ilustrator pembuat film animasi harus menggambar sekian ratus detil hanya supaya pergerakan filmnya terlihat lebih halus dan tidak patah-patah. Jepang punya istilah sendiri untuk karya Sinema animasi buatannya. Istilah itu adalah anime. Secara umum memang tidak ada perbedaan dengan animasi biasa, karena sama-sama menggunakan framesebagai sarana pembuatan gambar bergerak nya. Pembeda karya ilustrator negeri sakura dengan negara lain terutama Amerika adalah model karakternya. Anime punya ciri khas cenderung melancip pada bentuk tubuh tokoh-tokohnya, dan mata berbentuk bulat dan besar. Mata inilah salah satu ciri paling menonjol pada anime sehingga tanpa harus melihat judul atau jalan cerita, orang akan sudah bisa mengenal bahwa yang sedang ditayangkan adalah film Jepang. Hal lain dimana ciri karya para sineas tersebut menonjol adalah pada ekspresi wajahnya. Mulai wajah ceria, marah, hingga ekspresi konyol ditampilkan dengan sangat mendetail, bahkan cenderung berlebihan dengan efek se tetes keringat besar di dahi atau kepalanya. Kegigihan seniman negeri matahari terbit dalam berkarya akhirnya sukses menjadikan Indonesia demam anime. Sampai-sampai di toko buku terkemuka hampir semua provinsi negeri ini, anda akan bisa menemukan bagaimana cara menggambar tokoh animasi ala Jepang. Lalu apa bedanya dengan manga? Manga adalah komik ala Jepang. Memang cara membuat tokoh karakternya mirip pembuatan anime. Akan tetapi karena peruntukan manga adalah hanya sebagai komik, maka cara menggambarnya tidak sedetail untuk animasi. Coba anda lihat koleksi para mangaka– istilah untuk komikus disana – seperti Kung Fu Boy, Kamichama Karin, Hei Miiko dan lain sebagainya. Detail gambarnya memang memikat, jauh lebih baik dibanding teknik menggambar komik dalam negeri. Namun kembali pada peruntukan, jadinya tidak bisa sedetil untuk animekarena ia untuk ditonton. Bagaimana cara menggambar anime? Karena kita akan membuat gambar untuk film, sebaiknya kita menggunakan komputer berspesifikasi cukup tangguh di sektor grafis. Tidak perlu terlalu mahal, cukup berbasis Pentium 4, atau kalau ada dana berlebih bisa menggunakan prosesor lebih canggih lagi seperti i7 misalnya. Kemudian kita membutuhkan software khusus anime. Ada beberapa macam di pasaran seperti Anime Studio atau program sejenis. Oke, setelah semua siap, anda bisa memulainya dengan membuat lineart lebih dulu.Hal ini sangat penting mengingat kita sedang membuat film Japanese style dan lineart merupakan hal terpenting sebelum melangkah pada pewarnaan. Kalau kesulitan menggambar tokohnya, silakan mencontek desain-desain yang biasanya disertakan dalam contoh, atau anda bisa mencarinya di situs-situs khusus anime. Jangan lupa detil khas seperti mata, rambut sedikit jabrik atau lurus jatuh, serta ekspresi wajah ala Naruto dan teman-temannya. Kalau desain manual di kertas, anda bisa gunakan pena gambar sepertiRapido, Boxy atau sejenis spidol tipis lainnya. Tapi kita lebih fokus kan ke komputer. Setelah jadi, gunakan sejumlah toolsuntuk memperhalus coretan karya anda. Pada saat melangkah ke pewarnaan, gunakan skema warna sesuai kecocokan nuansa yang ingin ditampilkan. Jangan lupa bentuk bayangannya agar gambar animasinya lebih hidup. Teruslah berlatih sampai anda bisa menghasilkan sebuah frame gerakan sederhana lebih dulu. Sesudah mampu membuat satu frame, mulailah bergeser membuatframelainnya sampai terbentuk sebuah film utuh. Supaya lebih keren, anda bisa mengisi suaranya dengan aksen serta bahasa Jepang. Atau kalau ingin sekedar lucu-lucuan, anda bisa mendubnya dengan bahasa daerah anda. Jadinya orang akan tertarik ada anime tapi pakai bahasa daerah. Selamat mencoba.