Bintik putih yang lebih dikenal sebagai milia adalah salah satu masalah kulit berupa kista jinak yang sangat kecil dan muncul pada area wajah, terutama di sekitar kelopak mata. Bentuk dari milia menyerupai bintik atau benjolan kecil berwarna putih yang mirip dengan jerawat, namun tidak mengandung nanah [1].

Bintik tersebut merupakan keratin yang terperangkap secara berlebihan pada bagian bawah permukaan kulit. Milia dapat dialami oleh semua kalangan usia, mulai dari bayi hingga orang dewasa [1].

Milia dapat dibedakan menjadi dua jenis umum, yaitu milia primer dan sekunder. Milia primer terjadi karena adanya sel-sel kulit mati yang menumpuk pada lapisan pori-pori, sedangkan milia sekunder terjadi ketika kondisi kulit mengalami infeksi sehingga dapat merusak lapisan pori-pori [1].

Milia dapat terbentuk karena beberapa faktor, seperti bawaan lahir, usia, penggunaan kosmetik, luka bakar, penggunaan obat-obatan, dan perawatan laser. Biasanya, milia akan menghilang dalam beberapa minggu, namun pada kondisi tertentu dapat bertahan selama beberapa bulan bahkan bertahun-tahun apabila tidak diobati dengan tepat [1].

Meskipun milia bukanlah kondisi yang membahayakan, masalah kulit ini dapat mengganggu penampilan seseorang, terutama pada perempuan. Pengobatan untuk seseorang yang mengalami milia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengobatan secara medis dan alami [1].

Pengobatan Secara Medis
Untuk mengatasi milia, tidak ada pengobatan khusus yang dilakukan dalam permasalahan kulit ini. Namun, ada beberapa pengobatan yang biasa dilakukan oleh tenaga medis untuk mengatasi milia [2].

Berikut di bawah ini beberapa pengobatan secara medis untuk mengatasi milia di sekitar kelopak mata [2]:

Krim retinoid merupakan salah satu cara praktis yang dilakukan untuk menghilangkan bintik putih di sekitar kelopak mata. Krim ini memiliki kandungan vitamin A yang sangat tinggi dan baik untuk kesehatan kulit [2].

Krim retonoid bekerja dengan cara mengangkat sel kulit mati kemudian meregenerasi sel kulit. Krim ini dapat digunakan sebanyak sekali dalam sehari [2].

Untuk penggunaan krim retinoid ini cukup mudah, yaitu dengan mengoleskan krim pada area kelopak mata yang terdapat milia setelah mencuci muka. Akan tetapi, apabila krim ini dioleskan secara rutin, perlu disertai penggunaan tabir surya karena kandungan retinoid dapat menyebabkan kulit lebih sensitif ketika terpapar sinar matahari [2].

Kuretase merupakan salah satu tindakan medis yang banyak digunakan untuk mengatasi milia. Kuretase dilakukan dengan cara membedah kulit untuk mengeluarkan dan menghilangkan kista jinak ini pada area kulit sekitar kelopak mata [2].

Pengobatan kuretase dilakukan dengan cara memberikan obat bius menggunakan krim anestesi hingga mati rasa. Kemudian milia akan diangkat lalu ditutup menggunakan kawat panas [2].

Deroofing merupakan metode yang dapat dilakukan dalam proses pengangkatan milia. Metode ini menggunakan jarum atau pisau bedah steril untuk membuat lubang kecil pada permukaan kulit [2].

Setelah lubang kecil dibuat, keratin yang membentuk milia akan didorong keluar secara perlahan dengan menggunakan jarum (ekstraktor) komedo. Meskipun deroofing dapat dilakukan secara mandiri, metode ini tidak disarankan untuk dilakukan sendiri karena akan menimbulkan infeksi dan kerusakan pada kulit [2].

Minosiklin merupakan obat antibiotik yang dikonsumsi secara oral untuk mengobati milia. Obat ini tidak berisiko menimbulkan luka parut pada area kulit kelopak mata [2].

Semua penanganan medis berisiko menyebabkan luka parut, kecuali penggunaan minosiklin. Oleh karena itu, perlu adanya konsultasi berdasarkan tingkat keparahannya untuk menentukan pengobatan apa yang cocok dan mendukung untuk menghilangkan milia [2].

Pengobatan Secara Alami
Selain pengobatan secara medis, terdapat juga pengobatan secara alami yang bisa dilakukan secara mandiri di rumah. Meskipun proses penyembuhannya cukup lama, pengobatan ini tidak berisiko menimbulkan efek samping pada kulit [3].

Berikut di bawah ini beberapa pengobatan secara alami untuk mengatasi milia di sekitar kelopak mata [3]:

Madu merupakan bahan alami yang memiliki khasiat berlimpah, salah satunya untuk menghilangkan milia di sekitar kelopak mata. Kandungan anti-inflamasi pada madu mampu mengangkat sel-sel kulit mati penyebab milia [3].

Selain itu, madu juga memiliki kandungan antioksidan yang dapat melembabkan kulit wajah. Cara penggunaannya cukup mudah, yaitu dengan mengoleskan madu pada area kelopak mata selama 15 menit kemudian bilas menggunakan air mengalir [3].

Sama halnya dengan madu, air mawar merupakan bahan alami yang memiliki khasiat berlimpah. Air mawar sangat cocok digunakan untuk menghilangkan milia di sekitar kelopak mata karena memiliki kandungan anti-inflamasi dan antioksidan yang tinggi [4].

Selain itu, kandungan anti-inflamasi pada air mawar juga dapat memberikan efek menyegarkan pada kulit. Untuk penggunaannya, cukup semprotkan air mawar sambil memejamkan mata pada area kulit sekitar kelopak mata yang terdapat milia sekitar 2-3 kali sehari [4].

Lemon merupakan salah satu bahan alami dengan kandungan vitamin C yang tinggi dan baik bagi kesehatan kulit sehingga dinilai tepat untuk mengatasi milia. Selain itu, kandungan asam sitrat pada lemon dapat mengangkat sel kulit mati dan menghilangkan milia beserta bekasnya [5].

Untuk menerapkan pengobatan ini sangat mudah, yaitu dengan mencampur perasan lemon dengan garam lalu dioleskan pada area sekitar kelopak mata yang terkena milia menggunakan kapas. Kemudian diamkan selama kurang lebih 20 menit lalu bilas dengan air hangat [5].

1. Patricio P. Gallardo Avila, Magda D. Mendez. Milia. StatPearls; 2021.
2. Priya Batra MD, Hui C Tsou MD, Melanie Warycha MD, Henry J Votava MD, Jennifer Stein MD PhD. Multiple eruptive milia. 15 (8): 20. Dermatology Online Journal; 2009.
3. Saeed Samarghandian, Tahereh Farkhondeh, & Fariborz Samini. Honey and Health: A Review of Recent Clinical Research. 9(2): 121–127. Pharmacognosy Research; 2017.
4. Mohammad Hossein Boskabady, Mohammad Naser Shafei, Zahra Saberi, & Somayeh Amini. Pharmacological Effects of Rosa Damascena. 14(4): 295–307. Iranian Journal of Basic Medical Science; 2011.
5. W.M. Otang & A.J. Afolayan. Antimicrobial and antioxidant efficacy of Citrus limon L. peel extracts used for skin diseases by Xhosa tribe of Amathole District, Eastern Cape, South Africa. 46-49. South African Journal of Botany; 2015.