Ada dua jenis bau yang tidak bisa dikenali oleh pasien Covid-19, yaitu minyak kelapa dan aroma peppermint. Salah satu langkah pertama untuk mengatasi gejala anosmia adalah dengan melatih mencium bau dan aroma. Namun, sebaiknya, jangan pilih benda yang memiliki aroma bau busuk, seperti sampah dan karet terbakar. Aroma khas lainnya yang dapat Anda manfaatkan untuk mengembalikan indra penciuman adalah jahe. Hal ini dikarenakan bawang putih memiliki sifat antivirus yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh. Mengonsumsi bawang putih secara rutin dapat mengembalikan indra perasa yang hilang di jalur napas dan rongga mulut.

Selain itu, rempah yang satu ini juga bermanfaat untuk meningkatkan fungsi indra penciuman, serta membersihkan hidung tersumbat. Untuk memulihkan kondisi tubuh yang terpapar virus Covid-19, pastikan Anda mencampur cabai ke dalam secangkir air, lalu tambahkan madu. Membersihkan bagian dalam atau saluran hidung juga dapat Anda lakukan sebagai cara memulihkan indra penciuman yang efektif.

Kehilangan indra penciuman dan perasa atau anosmia menjadi salah satu gejala terkena COVID-19. Biasanya gejala akan hilang sendiri,” jelasnya dalam webinar live di Instagram @radiokesehatan, Selasa (13/7/2021),.

Selain dari pernyataan dokter Riyadi tersebut, detikhealth memberikan beberapa cara mengembalikan indra penciuman dan perasa yang dapat Anda lakukan di rumah. Membilas bagian dalam hidung dengan larutan garam dapat membantu jika indra penciuman dipengaruhi oleh infeksi atau alergi. Berdiri di depan wastafel, tekuk telapak tangan Anda dan tuangkan sedikit larutan ke dalamnya.

Cara mengembalikan indra perasa ini melibatkan kemampuan Anda untuk fokus saat makan. Caranya dengan mengonsumsi makanan yang memiliki tekstur, aroma, tampilan, dan menimbulkan suara saat dikunyah. Jika Anda juga kehilangan indra penciuman, coba tambahkan beragam herbal dan rempah ke dalam makanan. Bereksperimen mencicipi makanan seperti ini bisa menstimulasi indra perasa Anda. Cara mengembalikan indra perasa selanjutnya adalah dengan mengonsumsi makanan yang Anda suka. Hal ini mencegah Anda kurang nutrisi karena tidak selera makan.

Tips makan ini biasanya dipraktikkan mereka yang berdiet, namun ternyata juga cocok sebagai cara mengembalikan indra perasa. Apalagi jika Anda merasa mual karena harus menelan makanan yang terasa hambar.

Usahakan mengasup sumber karbohidrat, protein, dan lemak sehat dalam setiap makan. Pola makan sedikit tapi sering ini menurunkan risiko Anda untuk bosan akan jenis makanan tertentu.

Kondisi ini disebut dengan Anosmia yang biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Dikutip dari Times of India, berikut beberapa makanan yang dapat membantu untuk mengatasi gejala COVID-19 hilangnya indra penciuman dan rasa. Bawang putih muncul sebagai obat anti virus dan peningkat kekebalan selama pandemi.

Pastikan Anda mencampurnya dengan secangkir air atau tambahkan zat pemanis seperti madu sebelum digunakan. Pelatihan penciuman dapat dilakukan dengan menghirup minyak esensial selama detik dan lakukan dua atau tiga kali sehari.

Menyembuhkan indera penciuman yang hilang akibat penyakit atau anosmia memang menjadi PR tersendiri. Anosmia bisa terjadi karena berbagai penyebab misalnya Covid-19, alergi, batuk dan pilek, sampai sinusitis.

Namun yang saat ini paling mengkhawatirkan adalah kehilangan indera penciuman akibat Covid-19. Hanya saja anosmia karena covid-19 disebut bisa kembali seperti semula ketika pasien sudah sembuh total. Mengutip berbagai sumber, membersihkan bagian dalam hidung dengan air garam bisa membantu mengembalikan penciuman. Hanya saja ini berlaku untuk anosmia yang disebabkan oleh infeksi atau alergi. Cara mengobati anosmia secara alami dapat dilakukan dengan terapi bau untuk mengasah kepekaan indera penciuman. Hancurkan 4-5 siung bawang putih dan tambahkan ke dalam secangkir air mendidih.

Minum ramuan tersebut selagi masih panas, dua kali sehari untuk mengembalikan indra penciuman. Selain itu, sebagai ekspektoran alami, ini juga menunjukkan sifat anti-mikroba dan pereda nyeri yang ampuh yang membantu mengobati infeksi di saluran hidung dan membersihkan partikel rematik dari hidung.

Tak hanya itu, apabila berlangsung lama, orang yang tidak bisa mencium bau dan rasa dapat mengalami frustasi. Melansir Healthline, jika anosmia disebabkan pilek atau alergi, dokter biasanya tidak memberikan obat khusus karena gangguan kesehatan ini bisa sembuh dengan sendirinya.

Sejumlah penelitian menunjukkan, terapi indra penciuman efektif merangsang mekanisme pemulihan alami tubuh yang tidak peka bau. Beberapa jenis minyak esensial yang digunakan memiliki aroma tajam seperti kayu manis, vanita, jeruk, dan pisang. Anosmia terkait penyumbatan saluran pernapasan seperti polip, tumor, atau kelainan bentuk tulang di dalam hidung terkadang tidak bisa disembuhkan dengan obat. Dokter, umumnya merekomendasikan operasi pengangkatan polip, tumor, atau tindakan bedah untuk mengatasi kelainan bentuk tulang di dalam hidung.

Tapi, di beberapa kasus yang jarang terjadi, perubahan indra penciuman ini tidak dapat diobati atau bersifat permanen.

“COVID-19 bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya, salah satunya hilangnya kemampuan indra penciuman atau anosmia. Bila kamu mengalami gejala anosmia berupa hilangnya kemampuan untuk mencium bau, terutama di tengah pandemi COVID-19, segeralah tanyakan pada dokter melalui Halodoc. Halodoc, Jakarta – Pada mula-mula mewabah di tahun 2019 hingga awal 2020, gejala COVID-19 boleh dibilang hampir mirip dengan flu. Kini salah satu keluhan yang terbilang umum dialami oleh pengidapnya adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan indra penciuman (anosmia). Dilansir dari National Health Service (NHS) – UK, membersihkan bagian dalam hidung bisa membantu untuk mengatasi anosmia. Menurut studi di Journal of the American Medical Association (JAMA) – “Olfactory Dysfunction in COVID-19 Diagnosis and Management”, cara mengatasi anosmia akibat COVID-19 bisa dengan melatih indra penciuman.

Namun, hingga kini sebenarnya masih diperlukan banyak penelitian untuk menjawab perawatan yang tepat terkait anosmia akibat virus corona, termasuk penggunaan vitamin dan omega-3. Sayangnya, hingga saat ini tidak ada bukti bahwa terapi tersebut efektif pada pasien anosmia terkait infeksi virus corona.