Bisa dikatakan hampir semua pengusaha mengetahui istilah BEP (Break Event Point). Tetapi apakah Anda mengetahui cara menghitung BEP? Sebagai seorang pemilik bisnis, Anda wajib mengetahui bagaimana cara menghitung BEP karena sangat bermanfaat dalam menjalankan bisnis serta mengembangkannya. Berikut penjelasan, cara menghitung BEP serta contoh soal menghitung BEP yang telah kami sajikan untuk Anda.

Pengertian BEP
BEP adalah titk impas dalam suatu usaha. Dengan kata lain BEP adalah titik di mana pendapatan yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Jadi perusahaan yang ada di titik BEP adalah satu zona yang tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan dalam menjalankan usahanya.

Tujuan menghitung BEP sangat penting karena selain bisa digunakan untuk menentukan target penjualan, BEP (Break Even Point) juga bisa menjadi pedoman dalam menggunakan dana perusahaan agar sesuai dengan yang dianggarkan.

Dengan menerapkan cara menghitung BEP yang benar maka perusahaan dapat mengukur apakahfixed cost, variabel cost dan biaya-biaya lainnya sudah sesuai seperti yang diinginkan.

Sebuah perusahaan tentu tidak mau terlalu lama dalam kondisi BEP, oleh karena itu cara menghitung BEP (Break Even Point) yang benar wajib dipahami oleh manajemen perusahaan maupun divisi terkait. Setelah itu perusahaan bisa memasang target untuk segera mencapai profit.

Karena tujuan utama menjalankan suatu bisnis adalah profit tetapi tentunya dengan memperhatikan etika bisnis agar persaingan yang terjadi tetap sehat.

Analisa Break Even
Dalam perhitungan BEP dikenal juga istilah analisa break even (break even analysis) yang merupakan dasar dari seluruh metode break even. Adapun tujuan dari analisa break even untuk mengetahui volume penjualan akan menghasilkan keuntungan atau kerugian. Secara umum, ada 3 manfaat yang menjadi dasar analisa break even yaitu :

1. Untuk memberikan informasi banyaknya investasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam suatu proyek atau produksi agar dapat mengimbangi pengeluaran awal.

2. Agar bisa menginformasikan nilai margin yang merupakan langkah pembatas supaya perusahaan tidak mengalami kerugian.

3. Untuk digunakan secara luas, baik dalam analisa jual beli saham dan menganalisa budget dari berbagai macam proyek yang dilakukan perusahaan.

Dengan melakukan analisa break even point pada suatu proyek maka perusahaan memiliki pedoman dalam menentukan harga jual, menetapkan margin, mengawasi pengeluaran, dan lain sebagainya.

Apapun proyek yang sedang dikerjakan, apakah itu memproduksi produk baru, memulai bisnis minimarket atau membuka restoran, perhitungan BEP (Break Even Point) sangat diperlukan sebelum menjalankannya.

Komponen Perhitungan BEP
Dalam cara menghitung BEP, ada beberapa komponen yang digunakan yaitu :

• Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya ini jumlahnya akan tetap meskipun proses produksi tidak dilakukan. Contohnya adalah biaya sewa tempat, gaji karyawan dan lain sebagainya.

• Biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya variabel bersifat dinamis sesuai dengan volume produksi. Semakin besar volume maka semakin tinggi pula biayanya. Misalnya biaya komisi penjualan, biaya listrik untuk menjalankan mesin dan lain sebagainya.

• Harga Jual (Selling Price)
Merupakan harga jual per unit barang jadi atau jasa yang diproduksi.

• Kontribusi Margin per Unit
Yaitu jumlah keuntungan yang didapat dalam penjualan produk. Kontribusi margin per unit diperoleh dengan mengurangi harga jual dengan biaya variabel.

Baca juga : Penjelasan Lengkap Harga Pokok Penjualan dan Harga Jual

Ada 2 cara menghitung BEP yaitu cara menghitung BEP unit dan cara menghitung BEP rupiah.

1. Rumus cara menghitung BEP unit

BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga Per Unit – Biaya Variable Per Unit) 2. Rumus cara menghitung BEP rupiah

BEP Rupiah = Biaya Tetap / (Kontribusi Margin Per Unit / Harga Per Unit)Contoh Soal Menghitung BEP
Itulah rumus dalam menghitung BEP, agar lebih mudah dipahami kami berikan contoh soal menghitung BEP disertai dengan studi kasusnya.

PT. ABC memiliki data-data dan rencana produksi sebagai berikut:

Biaya tetap dalam bulan Desember adalah Rp. 70.000.000 dengan rincian sbb:

• Biaya gaji karyawan Rp 35.000.000

• Biaya penyusutan mesin Rp 1.000.000

• Biaya sewa gedung Rp 15.000.000

• Biaya sewa pabrik Rp 19.000.000

Biaya variabel per unit Rp 35.000 dengan rincian sbb:

• Biaya bahan baku Rp 17.000

• Biaya tenaga kerja langsung Rp 10.000

• Biaya lain-lain Rp 7.500

• Harga jual per unit Rp. 55.000

Lalu bagaimana cara menghitung BEP Unit ? Berikut jawabannya:

BEP Unit = Biaya Tetap / (Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)

BEP Unit = Rp 70.000.000 / (Rp 55.000 – Rp 35.000)

BEP Unit = Rp 70.000.000 / Rp 20.000

BEP Unit = Rp 3.500

Jadi BEP per unit dari contoh di atas adalahRp. 3.500/unit

Untuk cara menghitung BEP Rupiah, ikuti rumus di bawah ini:

BEP Rupiah = Biaya Tetap / (Kontribusi Margin Per Unit / Harga Jual Per Unit)

BEP Rupiah = Rp 70.000.000 / (Rp 20.000 / Rp 55.000)

BEP Rupiah = Rp 70.000.000 / 0.3636

BEP Rupiah = Rp 192.519.252

Jadi, BEP rupiah dari contoh di atas adalahRp 192.519.252

Kesimpulan dari studi kasus di atas

Untuk memperoleh titik impas dengan harga jual Rp 55.000 per unit, maka perusahaan harus mampu menjual produk sebanyak 3.500 unit. Jika penjualan tidak sampai 3.500 unit, maka perusahaan terindikasi merugi karena biaya produksi tidak tertutupi.

Selain mencari tahu di mana titik impas, BEP juga bisa digunakan untuk menentukan minimal penjualan agar target laba yang diinginkan tercapai. Bagaimana caranya?

Misalkan, perusahaan ingin mendapat laba Rp 30.000.000, maka lakukan perhitungan ini:

BEP = (Biaya Tetap + Target Laba) / (Harga Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)

BEP = (Rp 70.000.000 + Rp 30.000.000) / (Rp 55.000 – Rp 35.000)

BEP = Rp 100.000.000 / Rp 20.000

BEP = 5.000

Jadi, target laba sebesar Rp. 30.000.000 bisa dicapai perusahaan jika penjualan produk menyentuh angka 5.000 unit.

Demikianlah penjelasan dan cara menghitung BEP (Break Even Point) semoga bermanfaat dan bisa diterapkan dalam usaha Anda. Mencatat biaya tetap, biaya variabel dan harga jual untuk menghitung BEP tentunya akan rumit dan membutuhkan waktu relatif lama jika dilakukan secara manual. Sebaiknya Anda menggunakan software akuntansi dalam mengerjakannya.

Harmony adalah software akuntansi online yang mudah dan praktis digunakan. Harmony memiliki 20 lebih laporan keuangan real time yang akan mempermudah Anda dalam menjalankan usaha. Harmony sudah membantu ribuan pemilik bisnis dalam merapikan pembukuan dan laporan keuangan mereka. Jadi, tunggu apalagi? Coba gunakan GRATIS Harmony 30 hari dengan mendaftardi sini.

Bagaimana jika Anda adalah pebisnis yang sibuk sehingga tidak sempat membuat laporan keuangan? Jangan khawatir, Anda bisa menggunakan Harmony Accounting Service yaitu jasa pembuatan laporan keuangan dengan harga terjangkau yang dikerjakan oleh profesional berpengalaman dalam bidang akuntansi

Anda juga bisa mendapatkan informasi tentang akuntansi, keuangan, pajak, bisnis dan marketing di media sosial Harmony. Follow akunFacebook,InstagramdanLinkedIn Harmony.

Coba Gratis 30 Hari dan Rasakan Perbedaannya!