Jakarta – Akhir-akhir ini di media sosial dan e-commerce ramai jasa yang menawarkan cetak kartu atau sertifikat vaksin. Sertifikat vaksin ini dicetak dalam bentuk kartu dengan ukuran 8,5 cm x 5,5 cm atau seukuran dengan kartu ATM dan KTP.

Seperti diketahui, sertifikat vaksin digunakan sebagai persyaratan perjalanan selama PPKM Darurat dari 3-20 Juli 2021 mendatang. Momen tersebut pun dimanfaatkan sebagian pihak untuk dijadikan peluang usaha meraup pendapatan tambahan atau mempertahankan usahanya di tengah pandemi.

Seperti yang dilakukan Tata, pemilik Lintang Property yang bergelut di bidang percetakan sejak 2017 lalu. Awalnya, ide membuat jasa cetak kartu vaksin dilakukan untuk mempertahankan bisnisnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Aku kan usaha custom merchandise dari tahun 2017 ya. Produk aku mulai dari T-Shirt, Tumbler, tas, mug, masker, dan lain-lain. Nah dari awal pandemi aku juga udah bikin custom masker. Jadi aku mikir bagaimana ini caranya bertahan di masa pandemi dan berusaha buat ide-ide baru yang dibutuhkan saat pandemi ini,” kata Tata saat dihubungi detikcom, Senin (12/7/2021).

Contoh Kartu Vaksin COVID-19 Foto: Dok. IstimewaLayanan vaksinasi yang dilakukan pemerintah pun tak luput dari perhatiannya. Dia mengatakan, usahanya mampu bertahan dengan mengkombinasikan antara kebutuhan masyarakat dan bidang usaha yang ditekuninya.

“Nah ini kan udah pada vaksin dan aku mikir kok ribet ya kalau mau ke mana-mana nunjukin kartu vaksinnya mesti buka email dulu atau di cetak di kertas yang gampang banget robek atau ilang keselip nggak tau kemana kan ya. Dari situ mulai kepikiran kenapa nggak dibuat kaya e-KTP, lebih praktis,” sambungnya.

Ibarat gayung bersambut, jasa cetak kartu vaksin pun mendapat banyak peminat dari berbagai kalangan masyarakat. “Lumayan (banyak) ya. Ada yang perorangan ada yang kolektif, biasanya teman-teman kantor gitu,” ujarnya.

Perihal keamanan, pihaknya berkomitmen menjaga data pribadi konsumen. Di awal, dia akan memberitahu bahwa cetak kartu vaksin akan membutuhkan sertifikat asli yang di dalamnya terdapat data pribadi.

“(File) PDF biasanya dan kita keep data customer sebelum mereka pesan saya sudah bilang,” lanjutnya.

Harga yang ditawarkan dari satu kartu vaksin dibanderol Rp 35 ribu. Dalam sebulan ini, rata-rata Tata menjual ke daerah Jabodetabek.

Dalam satu bulan membuka jasa cetak kartu vaksin, Tata dapat meraup cuan sekitar Rp 3 juta.

“Sebulan ini sih kurang lebih tiga jutaan lah kak. Ada yang kolektif 20 pcs sih paling banyak,” pungkasnya.

(eds/eds)