Puisi akrostik adalah sebuah puisi yang dibuat dengan memperhatikan huruf awal dari setiap barisnya yang akan menjadi huruf awalan setiap baris untuk dijadikan kalimat secara vertikal dari atas ke bawah.

Sebelumnya, apakah kalian suka membuat puisi? Lalu, apakah punya rasa suka juga terhadap puisi akrostik? Puisi jenis ini dikenal sebagai puisi yang unik karena berbeda dengan puisi lain. Keunikan ini didapatkan dari strukturnya yang khas dan menjabarkan sebuah kata.

Jika masih asing dengan jenis puisi satu ini, maka tidak akan rugi untuk mengenal dan mempelajarinya. Siapa tahu di masa mendatang bisa menulis puisi jenis akrostik yang cukup disukai oleh masyarakat.

Sebelumnya, pahami dulu ya apa perbedaan puisi dan sajak.

Pengertian Puisi Akrostik
Hal pertama yang perlu dipahami dari puisi akrostik adalah pengertiannya. Kata akrostik pada puisi jenis ini diketahui diambil dari bahasa Perancis, yakni kata acrostiche yang artinya sebuah sajak.

Sumber lain juga menjelaskan, bahwa kata akrostik diambil dari bahasa Yunani yakni dari kata akrostichis. Artinya sama, yakni sebuah sajak dimana sajak sendiri merupakan istilah lain untuk menyebutkan puisi.

Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata akrostik merupakan syair atau puisi yang dibentuk dari rangkaian huruf yang mengawali atau mengakhiri setiap barisnya.

Baca juga: Perbedaan Syair dan Gurindam

Melalui penjabaran tersebut kemudian bisa ditarik kesimpulan. Bahwa puisi akrostik adalah puisi yang berisi dari penjabaran atau penguraian setiap huruf dalam judul puisi tersebut. Sehingga judul puisi biasanya pendek, terdiri dari satu atau dua kata.

Kata yang menjadi judul puisi ini kemudian menjadi huruf awal di setiap baris puisi. Sehingga puisi jenis ini terkesan menjelaskan judul puisinya menggunakan huruf-huruf pertama dari judul tersebut. Supaya tidak pusing menafsirkan definisinya, bisa menyimak contoh berikut ini:

YUSUF

Yang Maha Esa menciptakannya dalam kesunyian

Umpama butir mutiara putih mengkilap

Serangkai katanya kan singkap kabut kegelapan

Untuk mencerahkan dunia dengan sinar-Nya

Fajar pagi seakan menyambut kehadirannya.

Contoh puisi berjudul Yusuf di atas, pada dasarnya isinya menjelaskan setiap huruf dari judul tersebut. Sehingga saat disusun dan dilihat secara vertikal, isi puisi membentuk judul yakni kata Yusuf tadi.

Puisi jenis ini tidak hanya menjabarkan huruf demi huruf judulnya secara vertikal saja, namun bisa dibuat terbalik. Misalnya contoh di atas judulnya Yusuf kemudian setiap baris diawali dengan kata yang memakai huruf pada judul.

Contoh tersebut puisi disusun secara vertikal, dan kemudian bisa dibalik disusun dari huruf paling belakang menuju ke depan. Misalnya:

YUSUF

F…

U…

S…

U…

Y…

Jadi, tidak ada ikatan penulis harus menggunakan urutan huruf dari depan ke belakang. Bisa dibuat dari belakang ke depan, selama membentuk kata yang menjadi judul puisi tersebut. Bukan diacak.

Jenis Puisi Akrostik
Puisi akrostik kemudian memiliki beberapa jenis, dan yang membedakan adalah bagaimana kata pada huruf diubah menjadi isi puisi tersebut. Berikut jenis-jenisnya:

1. Akrostik Kata
Jenis puisi akrostik yang pertama adalah akrostik kata. Yakni jenis puisi akrostik yang menjabarkan judul menjadi satu kata saja. Jadi, puisi ini terdiri dari beberapa baris yang pada setiap barisnya hanya terdapat satu kata saja.

Dimana huruf terdapat setiap baris diambil dari urutan huruf pada judul. Berikut contohnya:

Hujan

Harapan

Untuk

Janapada

Asa

Nestapa

2. Akrostik Larik
Jenis yang kedua adalah akrostik larik, yaitu jenis puisi akrostik yang menjabarkan kata pada judul menjadi beberapa larik puisi. Sehingga judul puisi dijabarkan menjadi beberapa laril. Berikut contohnya:

LUKA

Luapan amarah padam seketika

Untaian rindu tak jua sirna

Kering bak kemarau lama

Angan yang hilang oleh luka yang berulang

Jika pada akrostik kata, setiap baris pada puisi hanya terdiri atas satu kata saja. Maka pada jenis akrostik laris satu puisi berisi beberapa larik dimana satu lariknya bisa terdiri dari beberapa kata sesuai contoh di atas.

3. Akrostik Bait
Jenis ketiga adalah akrostik bait, yakni puisi akrostik yang menjabarkan huruf pada judul menjadi bait puisi. Berikut contohnya:

DENDAM

Derai deras hujan, tak mampu lagi meredam amarah, ataupun membiasakan asa yang kau abaikan dengan sengaja

Engkau datang dan pergi berulang kali bahkan mungkin tak terhitung oleh jari

Namun, bukan lagi tentang menanti ataupun menunggu waktu yang berbalik hati

Derita ini sudah tak bisa aku tepis hanya karena cinta yang terus tak bertepi

Angan sudah tak mungkin kuperjuangkan lagi dalam setiap lantunan doa berbait

Mencintaimu, kuibaratkan bara api yang mampu menyala dan menimbulkan api

4. Double Akrostik
Jenis berikutnya adalah double akrostik, sehingga membuat puisi yang menggunakan huruf-huruf pada judul pada bagian awal kata dan akhir kata per barisnya. Contohnya sebagai berikut:

AKU

Andai semua rasa

Kupegang erat tangan retak

Untukmu akan selalu kupersembahkan rindu

Pada contoh tersebut, diketahui puisi berjudul AKU yang kemudian dijabarkan menjadi baris-baris puisi. Setiap hurufnya kemudian ditemukan di awal baris dan pada akhir baris sebagaimana yang dicetak tebal pada contoh. Jadi, dibaca dari depan dan belakang akan membentuk kata AKU secara vertikal.

5. Akrostik Terbalik
Jenis yang terakhir adalah akrostik terbalik, yaitu proses menjabarkan setiap huruf pada judul puisi secara terbalik dari huruf paling belakang ke depan. Berikut contohnya:

MALU ( ULAM )

Untukmu yang berjubah merah

Lantunan merdu di setiap makna yang berayat

Aku menaruh asa

Menunggu waktu menuju celah yang tak akan terbelah

Cara Membuat Puisi Akrostik
Puisi jenis akrostik diketahui sebagai jenis puisi kontemporer atau puisi modern yang sudah mengalami modifikasi dari puisi klasik. Ciri khas yang dimilikinya membuat puisi ini sangat unik dan pembuatannya juga tidak sama dengan pembuatan puisi pada umumnya.

Jika ingin mencoba menulis puisi jenis ini, maka bisa mengikuti panduan atau langkah-langkah mudah berikut ini:

1. Memilih dan Menentukan Kata pada Judul
Tahap pertama adalah menentukan judul puisi yang berupa kata, dan umumnya adalah satu kata. Kata ini perlu ditentukan di awal untuk memudahkan proses menjabarkan setiap hurufnya menjadi isi puisi.

2. Susun Judul Secara Vertikal
Setelah satu kata ditentukan sebagai judul, maka tahap berikutnya adalah menyusunnya secara vertikal. Bisa urut dari depan ke belakang atau dibalik untuk membuat akrostik terbalik.

4 Isi Setiap Baris Puisi Sesuai Huruf Depan yang Disusun Sebelumnya
Selanjutnya adalah mengisi setiap baris yang diawali dari huruf yang membentuk judul puisi. Gunakan kata yang tepat, sehingga makna puisi tetap terbentuk dan mudah dipahami oleh pembaca.

5. Mencari Diksi yang Tepat untuk Mengembangkan Kata
Jika kata yang digunakan terkesan terlalu pendek atau sebaliknya, maka bisa mencoba mencari diksi atau bisa disebut sinonim (persamaan kata). Sehingga maknanya tetap sama meskipun memakai kata yang berbeda.

6. Cek Ulang Puisi yang Dibuat
Langkah terakhir adalah mengecek ulang puisi yang dibuat. Tujuannya agar bisa sesuai dengan keinginan dan harapan. Sekaligus mengecek apakah susunan kata sudah tepat sesuai akrostik dan sesuai makna yang ingin disampaikan?

Berikut ini beberaa contoh pusi akrostik, yaitu puisi hikmah dan puisi rindu sebagai contohnya.

1. Contoh Puisi Akrostik Hikmah
Hikmah Hal yang selalu aku harapkan menjadi nyata, yaituIngin bisa menguasai berbagai Bahasa di seluruh dunia, namunKeinginanku yang paling sederhana saat ini, yaituMembahagiakan kedua orang tua, dan menjadiAnak yang bisa mengangkat derajat orang tua dengan menjadi anak sholehahHanya sesederhana itu namun aku ingin

2. Contoh Puisi Akrostik Hikmah
RinduRasa pilu menghantui setiap mimpi indahkuIngin rasanya aku menggapai paras cantikmuNamun apalah daya tangan tak kuasaDi mana aku bisa menggapaimu kembaliUntuk bersimpuh di kakimu

Semoga pembahasan tentang pengertian, jenis dan contoh puisi akrostik diatas bermanfaat ya. Yuk, tetap berkaya dan kamu bisa menerbitkan buku di Bukunesia dari kumpulan puisi menjadi buku yang disebut Buku Antologi puisi.