Di era modernisasi dan serba digital seperti saat ini, pergaulan bebas adalah salah satu hal yang kerap menjadi momok bagi setiap orangtua dengan anak usia remaja.

Apalagi, dampak pergaulan bebas ini cukup menakutkan, mulai dari merusak fisik anak hingga menghancurkan masa depannya.

Apa yang dimaksud dengan pergaulan bebas?
Mungkin ada sebagian orang yang belum benar-benar memahami pengertian pergaulan bebas. Sebab, kata ‘bebas’ di sini memiliki arti yang cukup luas.

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), istilah ‘bebas’ yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada.

Secara komprehensif, apa yang dimaksud dengan pergaulan bebas adalah perilaku menyimpang yang melewati batas norma yang berlaku di masyarakat, mulai dari norma agama hingga norma hukum.

Banyak hal dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan ini. Salah satu yang utama adalah ketidaktahuan pelakunya akan dampak dari pergaulan bebas itu sendiri.

Perilaku seks bebas juga erat kaitannya dengan terminologi ini. Dalam bahasa universal, seks bebas adalah perilaku seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu orang dalam waktu singkat.

Sementara itu, bila merujuk pada adat-istiadat yang berlaku di Indonesia, seks bebas berarti hubungan seksual yang dilakukan di luar nikah.

Apa pun itu, perilaku ini memiliki konsekuensi yang besar, mulai dari terjangkitnya penyakit menular seksual hingga kehamilan dini.

Selain seks bebas, beberapa contoh pergaulan bebas yang perlu diwaspadai adalah merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, tawuran, hingga menyalahgunakan narkoba.

Baik orangtua maupun anak perlu memahami apa itu pergaulan bebas. Tujuannya adalah supaya perilaku-perilaku menyimpang ini dapat dihindari dan dicegah.

Macam-macam pergaulan yang bebas di atas juga bukan terjadi tanpa alasan. Terdapat sejumlah faktor pergaulan bebas yang perlu dipahami oleh orangtua.

Ciri-ciri pergaulan bebas
Karakteristik pergaulan bebas perlu dipahami agar anak dapat terhindar dari jenis pergaulan negatif ini.

Berikut adalah ciri-ciri pergaulan bebas yang perlu disadari bersama oleh orangtua dan anak:

* Memiliki rasa ingin tahu berlebih terhadap hal negatif, misalnya narkoba.
* Melakukan pemborosan uang untuk membeli barang yang sebenarnya tidak penting.
* Menyalahgunakan obat-obatan terlarang untuk memenuhi keinginannya.
* Mengalami kecanduan konten pornografi dan melakukan seks bebas.
* Mengonsumsi minuman beralkohol atau minuman keras.
* Rentan mengalami kegelisahan, emosional (mudah marah), ingin melawan, malas, dan tidak sabar.

Penyebab pergaulan bebas
Berikut adalah beberapa hal yang bisa menyebabkan pergaulan bebas di kalangan anak remaja.

1. Tingkat pendidikan keluarga yang minim
Salah satu penyebab maraknya pergaulan bebas adalah tingkat pendidikan keluarga yang minim, terutama pendidikan agama dan norma.

Pasalnya, lingkungan keluarga menjadi faktor kunci yang bisa mempengaruhi tindakan dan perilaku anak di tengah masyarakat.

Minimnya pendidikan agama dan norma di dalam keluarga bisa membuat anak-anak mudah terjerumus ke dalam pergaulan yang bebas.

2. Broken home
Broken home tidak hanya terjadi akibat perceraian orangtua, tetapi juga situasi yang tidak nyaman di dalam rumah.

Anak-anak yang menjadi korban dari broken home rentan terjerumus ke dalam pergaulan yang bebas.

Akibat broken home, anak-anak cenderung tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari ayah dan ibunya. Hal ini menyebabkan mereka mencari pelarian dan rentan terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.

3. Status ekonomi keluarga yang buruk
Status ekonomi keluarga yang buruk atau tidak berkecukupan menjadi salah satu faktor penyebab pergaulan bebas yang tak boleh dihiraukan.

Sering kali faktor ekonomi yang buruk membuat anak-anak terpaksa putus sekolah. Apalagi jika kedua orangtuanya tidak mau berusaha untuk menafkahi.

Akibatnya, anak-anak yang putus sekolah tidak mendapatkan pendidikan yang cukup sehingga bisa masuk ke dalam lingkaran pergaulan bebas.

4. Kondisi lingkungan
Tak bisa dipungkiri bahwa lingkungan sekitar juga menjadi faktor yang menyebabkan anak remaja terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.

Jika anak bergaul dengan anak-anak yang baik, maka mereka dapat mendapatkan pengaruh positifnya.

Sementara itu, jika anak dikelilingi oleh orang-orang yang berperilaku buruk, mereka bisa terjerumus ke dalam perilaku negatif yang dilakukan oleh orang di sekelilingnya.

5. Penyalahgunaan internet
Orangtua juga perlu mengawasi penggunaan internet pada anak. Masalahnya, internet dapat menjadi sumber dari informasi yang membuat anak tertarik untuk mengaksesnya dan melakukan pergaulan bebas.

Apa dampak pergaulan bebas?
Ada sejumlah dampak negatif dari pergaulan bebas yang perlu diwaspadai. Penelitian menunjukkan bahwa penyalahgunaan narkoba dan perilaku seks bebas sering kali menjadi dua sisi yang tak terpisahkan dalam pergaulan bebas.

Sebab, tidak sedikit remaja yang melakukan seks bebas tanpa proteksi setelah mengonsumsi alkohol maupun narkoba.

Terdapat lebih dari 30 jenis bakteri, virus, maupun parasit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual tanpa proteksi.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengelompokkannya menjadi delapan kasus dengan tingkat kejadian paling tinggi, yaitu:

Penyakit ini terjadi akibat infeksi bakteri Treponema pallidum yang sangat berbahaya bila diderita ibu hamil karena dapat menyebabkan cacat lahir maupun bayi lahir dalam kondisi meninggal (stillbirth).

Gonore muncul karena infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae yang bila dibiarkan akan mengakibatkan penyakit peradangan panggul (PID).

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Chlamydia trachomatis yang dapat menimbulkan sejumlah gejala, seperti infeksi saluran pembuangan, keputihan abnormal, hingga sakit perut bagian bawah.

Trikomoniasis juga bisa menjadi bahaya pergaulan bebas yang dapat mengancam kesehatan anak.

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit Trichomonas vaginalis. Gejalanya meliputi keputihan berbau dan banyak hingga nyeri saat berhubungan seksual dan buang air kecil.

Penyakit yang disebabkan virus hepatitis B (HBV) ini menyebabkan pembengkakan organ hati. Penyakit hepatitis B juga bisa berujung pada kanker maupun penyakit kronis lainnya.

Kondisi ini disebabkan infeksi virus herpes simplex (HSV) yang mungkin tidak menimbulkan gejala sehingga penderitanya kadang tidak menyadari keberadaan virus ini.

Salah satu dampak pergaulan bebas yang berbahaya adalah penyakit HIV/AIDS. Penyakit ini umumnya ditularkan secara luas lewat hubungan seksual.

Virus HIV menyerang sistem imun manusia sehingga lebih rentan terkena infeksi penyakit tertentu. Ketika virus HIV berkembang hingga tahap 3 (paling fatal), maka penderitanya dikatakan terkena AIDS.

HPV juga termasuk dampak akibat pergaulan bebas yang perlu diwaspadai. HPV adalah infeksi yang biasanya ditandai dengan kutil kemaluan dan bisa meningkatkan risiko penderitanya terkena kanker serviks.

Sementara itu, ketika pergaulan bebas sampai mengakibatkan kehamilan pada anak, bukan hanya putus sekolah, mereka juga kemungkinan besar akan menjalani proses kehamilan yang berisiko. Berikut adalah beberapa bahaya yang mengintai dari kehamilan dini.

Penelitian menunjukkan bahwa kehamilan remaja berisiko lebih tinggi menyebabkan kematian.

Hal ini disebabkan tingginya risiko remaja hamil mengalami komplikasi kehamilan dibandingkan wanita hamil yang berusia di atas 20 tahun.

Kondisi ini biasanya terjadi pada trimester kedua atau ketiga dan ditandai dengan tekanan darah tinggi, retensi cairan, serta adanya protein pada urine.

Jika tidak ditangani dengan benar, eklampsia dapat berujung pada kematian ibu hamil atau kerusakan pada organ dalam hingga mengakibatkan kebutaan dan kelumpuhan.

Sepsis adalah infeksi parah yang biasanya terjadi ketika persalinan maupun upaya aborsi janin.

Kemungkinan terjadinya sepsis meningkat jika ibu mengalami proses persalinan atau aborsi yang tidak lancar.

Di samping masalah-masalah kesehatan fisik, masalah akademis pun bisa terjadi, terutama pada anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Lantas, bagaimana pergaulan bebas dapat menurunkan prestasi pelajar?

Secara logika, berbagai penyakit di atas dapat membuat kebugaran tubuh anak menurun sehingga mereka tidak bisa menunjukkan performa akademis yang baik ketika bersekolah.

Belum lagi, dampak dari pergaulan bebas dinilai bisa menurunkan keinginan belajar, malas belajar, tak masuk sekolah, dan bahkan menyebabkan putus sekolah.

Terganggunya kesehatan mental akibat aborsi dan kematian orang terdekat juga berpotensi mengakibatkan performa akademis terganggu.

Cara mencegah pergaulan bebas
Pencegahan pergaulan bebas adalah hal-hal yang bisa menjauhkan anak dari pengaruh negatif di sekelilingnya, misalnya lingkungan, keluarga, hingga teknologi.

Salah satu cara menghindari pergaulan bebas secara preventif adalah meningkatkan pendidikan tentang agama dan norma di dalam keluarga supaya anak dapat menjaga perilakunya di luar rumah.

Berikut adalah solusi pencegahan pergaulan bebas lainnya yang bisa dilakukan:

* Selalu pantau penggunaan media pada anak, termasuk apa yang mereka tonton, dengarkan, atau mainkan. Hal ini untuk membendung pengaruh buruk yang berlawanan dengan nilai yang berlaku di keluarga.
* Berlakukan screen time.
* Ajak anak untuk berdiskusi mengenai konten media, termasuk nilai yang baik dan buruk, serta apa yang boleh dan tidak boleh ditiru.
* Berikan contoh mengenai hubungan orang dewasa yang sehat.
* Ajarkan anak untuk menghargai tubunnya sendiri.

Pencegahan pergaulan bebas dapat dilakukan dengan cara-cara di atas. Selain itu, pencegahan juga bisa dilakukan oleh diri anak sendiri dengan cara menjauhi lingkungan yang negatif dan mendekatkan diri pada lingkungan yang positif.

Dengan begitu, mereka dapat lebih banyak melakukan aktivitas-aktivitas yang baik untuk hidupnya dan terhindar dari pengaruh buruk pergaulan yang bebas.

Orangtua tidak selalu bisa mengontrol lingkungan tempat anak bersosialisasi, apalagi di era digital dengan segala kebebasannya.

Sebaliknya, Anda bisa menanamkan nilai-nilai agama, adat, maupun susila kepada anak agar tidak terkena dampak pergaulan bebas yang berbahaya.

Selain itu, Anda juga perlu melakukan sejumlah tindakan pencegahan supaya pergaulan yang buruk ini dapat dihindari oleh anak.

Sementara itu, jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.