Mendengar kata “diskon”dan “promo” tentu bisa membuat shopaholic menjadi girang. Jangankan shopaholic, kita yang tidak terlalu suka belanja saja pasti tertarik dengan barang-barang dengan harga promo, apalagi jika kita memang membutuhkan barang tersebut. Wah, pasti kita ingin buru-buru mengamankan barang yang didiskon tersebut agar tidak kehabisan, ya!

Apa itu harga promo? Harga promo adalah harga yang ditawarkan untuk meningkatkan penjualan dan menarik minat beli konsumen dengan memberikan harga yang lebih murah dari harga normal. Harga promo ini biasanya diberikan dalam periode waktu tertentu untuk tujuan atau dalam rangka event tertentu, misalnya saja ketika menyambut lebaran, natal, dan tahun baru.

Harga promo sendiri biasa dikemas dalam beragam bentuk seperti pemberian diskon, special price, dan juga cashback. Sayangnya, masih banyak orang yang kurang memahami cara membedakannya dan cara perhitungannya. Diskon yang diberikan oleh toko atau produk tertentu biasanya sedikit “menjebak” bagi orang awam. Agar tidak salah kaprah, Bacaterus akan memberikan panduan cara menghitung diskon yang benar.

Cara Menghitung Diskon yang Benar

Pernah melihat papan iklan bertuliskan Diskon …% atau Sale …% off? Keduanya memiliki cara menghitung diskon yang sama. Misalnya, Anda ingin membeli barang seharga Rp 100.000, kemudian barang tersebut mendapat diskon 25%. Cara menghitung diskonnya adalah:

* Harga awal x persentase diskon
* Rp 100.000 x 25%
* Rp 100.000 x 25/100 = Rp 25.000
* Jadi, Anda memperoleh potongan sebesar Rp 25.000 untuk barang yang ingin dibeli.
* Rp 100.000 – Rp 25.000 = Rp 75.000

Dari harga semula Rp 100.000, Anda hanya perlu membayar barang tersebut dengan nominal Rp 75.000 saja setelah mendapat diskon 25%.

Diskon …% + …%

Yang satu ini adalah diskon yang sering membuat orang salah kaprah. Ketika di papan iklan tertulis diskon 30% + 10%, bukan berarti Anda mendapatkan diskon sebanyak 40%. Harga awal barang yang akan dibeli dipotong dulu dengan diskon pertama, yakni 30%, lalu hasilnya baru dipotong lagi dengan diskon yang kedua, yaitu 10%.

Sebagai contoh, jika barang yang akan dibeli memiliki harga awal Rp 500.000 dan mendapatkan diskon 30% + 10%, berikut adalah cara menghitung nominal yang harus Anda bayarkan:

* Harga awal x presentase diskon pertama (30%)
* Rp 500.000 x 30%
* Rp 500.000 x 30/100 = Rp 150.000
* Kemudian, Rp 500.000 dipotong Rp 150.000 menjadi Rp 350.000
* Selanjutnya, Rp 350.000 akan kembali dipotong dengan diskon 10%
* Harga yang sudah dipotong diskon pertama x presentase diskon kedua
* Rp 350.000 x 10%
* Rp 350.000 x 10/100 = Rp 35.000
* Nominal yang harus dibayar adalah Rp 350.000 – Rp 35.000 = Rp 315.000

Kesimpulannya, barang seharga Rp 500.000 yang mendapatkan diskon 30% + 10% hanya perlu dibayar sejumlah Rp 315.000. Ingat, potongan diskon harus dihitung dua kali agar Anda bisa menemukan nominal yang harus dibayar secara tepat.

Buy … Get … Free

Yang satu ini diskon yang sangat sering sekali digunakan. Mendengar kata “Free” sudah cukup untuk membuat orang tertarik dan berlomba-lomba untuk mendapatkan barang bonus tersebut. Ketika Anda ingin membeli barang dengan promo “Buy 1 Get 1 Free”, itu artinya Anda mendapatkan diskon 50%. Pasalnya, Anda hanya perlu membayar harga 1 barang saja, tetapi Anda membawa pulang 2 barang.

Sebagai contoh, Anda ingin membeli barang seharga Rp 100.000 yang menawarkan promosi “Buy 3 Get 2 Free” Artinya, Anda harus membayar seharga 3 barang untuk bisa membawa pulang 5 barang sekaligus. Hanya dengan mengeluarkan uang Rp 300.000, Anda bisa membawa pulang total barang senilai Rp 500.000. Dengan kata lain, toko tersebut sudah memberi potongan 40% kepada Anda.

Diskon … untuk Pembelian Kedua

“Diskon 50% untuk pembelian kedua”secara tidak langsung promosi ini mendorong Anda untuk membeli dua buah barang jika ingin mendapatkan diskon. Bahkan, diskon hanya diberikan untuk satu barang saja, yakni barang kedua. Jadi, barang yang pertama Anda beli tetap harus dibayar dengan harga normal.

Apakah diskon semacam ini menguntungkan bagi pembeli? Ya, diskon seperti ini memang menguntungkan, pembeli tetap memperoleh potongan harga. Akan tetapi, Anda perlu mengetahui cara menghitung diskon “untuk pembelian kedua” ini agar bisa mengetahui keuntungan yang Anda dapat. Sebagai contoh, barang seharga Rp 300.000 menawarkan potongan harga 50% untuk pembelian barang yang kedua.

* Pembelian pertama Rp 300.000
* Pembelian kedua Rp 300.000 x 50/100 (Diskon barang kedua 50%) = Rp 150.000
* Total yang harus Anda bayar adalah Rp 300.000 + Rp 150.000 = Rp 450.000

Jika dua barang dijual dengan harga normal, yakni Rp 600.000, lalu dengan simulasi “diskon barang kedua” ini Anda hanya diharuskan membayar Rp 450.000 saja, maka keuntungan Anda hanya Rp 150.000 alias 25% saja. Jadi, Anda harus hati-hati dan cermat saat menemukan promosi “Diskon … untuk pembelian barang berikutnya” karena diskonnya mungkin tidak sebesar yang Anda kira.

Discount up to …%

Dari sekian banyak jenis diskon, yang satu ini adalah jenis diskon yang sering membuat orang merasa tertipu. Discount up to …% artinya diskon sampai dengan …%. Ketika Anda menemukan tulisan discount up to 80%, artinya diskonnya tidak benar-benar 80%. Bisa saja diskon yang diberikan hanya 50%, 30%, atau bahkan 10% saja.

Jadi, cermati diskon barang sebelum membeli. Bila perlu, jangan malu untuk bertanya agar Anda tidak merasa tertipu. Pasalnya, tulisan “up to” biasanya ditulis dengan huruf berukuran kecil. Tujuannya agar calon pembeli hanya melihat angka diskonnya saja.

Cara menghitung diskon “up to” ini sama dengan cara hitung diskon pada umumnya. Hanya saja Anda memang perlu memastikan terlebih dahulu diskon untuk barang yang diinginkan. Sedikit informasi, barang dengan diskon yang paling besar biasanya adalah barang lama (cuci gudang) yang tidak laku. Sementara barang-barang baru yang best seller mungkin hanya mendapatkan diskon 10-20% saja jika ikut didiskon.

Satu lagi jenis promosi yang sering membuat konsumen bingung, yaitu cashback. Promo cashback bukan berarti Anda mendapatkan uang tunai. Jika diskon memberikan keuntungan berupa potongan harga langsung sehingga Anda bisa membayar sejumlah harga yang telah dipotong, maka cashback adalah keuntungan yang Anda peroleh setelah Anda berbelanja dengan jumlah tertentu dengan harga normal.

Misalnya, ketika Anda membeli barang seharga Rp 300.000 dan memperoleh cashback Rp 100.000, itu bukan berarti Anda boleh membayar Rp 200.000 saja atau nanti Anda akan diberikan uang tunai sebesar Rp 100.000. Cashback sebesar Rp 100.000 biasanya berupa voucher atau nominal yang akan dikreditkan pada kartu kredit Anda.

Promo cashback ini adalah jenis promo yang dirasa kurang menguntungkan karena cashback yang diperoleh bukan berupa uang tunai. Jika voucher yang diberikan tidak diperlukan, tentu saja promo cashback berupa voucher itu tidak akan berguna bagi Anda.

Serba-serbi cara menghitung diskon dan informasi tentang jenis-jenis diskon ini bisa membantu Anda menjadi konsumen yang cermat dan cerdas sebelum membeli. Panduan ini tentu saja akan membantu Anda agar tidak merasa “tertipu” lantaran tidak menghitung diskon dengan benar.