Halodoc, Jakarta – Milia dapat terjadi ke orang-orang dari semua etnis dan usia, tapi penyakit milia pada bayi paling sering terjadi bagi yang baru lahir. Milia adalah benjolan kecil yang biasanya berwarna putih atau kuning tanpa sensasi gatal atau menyakitkan. Walaupun tidak memiliki efek samping, tapi milia dapat memberikan ketidaknyamanan buat orang yang mengalaminya.

Penyebab milia bisa berbeda-beda, untuk bayi yang mengalami milia biasanya terjadi karena hormon yang dipicu pada masa kehamilan ibu. Beberapa hal seperti cedera melepuh, kerusakan sinar matahari jangka panjang, penggunaan krim steroid jangka panjang, prosedur resurfacing kulit, kulit yang kehilangan kemampuan alami untuk terkelupas, dan kondisi yang terjadi akibat penuaan.

Beberapa faktor yang sering menjadi penyebab milia pada orang dewasa adalah penumpukan kulit mati yang terperangkap di pori-pori dekat permukaan kulit. Jika penumpukan tersebut tidak dikeluarkan secara alami maka menjadi penyebab penyakit milia yang disebut dengan primary milia. Kemudian ada tipe kedua, yaitu secondary milia di mana gejalanya mirip dengan primary milia, tapi lebih dikarenakan ada sesuatu yang menyumbat saluran keringat.

Penyumbatan saluran keringat ini disebabkan karena beberapa jenis trauma ataupun infeksi kulit, seperti perawatan laser, pengelupasan kulit, herpes kulit serta faktor gaya hidup yang berkontribusi pada kesehatan kulit, seperti kurang tidur, merokok, tidak menjaga kebersihan pribadi terutama area wajah, penggunaan produk kecantikan berbasis minyak yang berlebihan, serta penggunaan steroid jangka panjang.

Sebenarnya milia bisa menghilang dengan sendirinya tergantung seberapa dalam milia mengendap di dalam kulit. Jika milia memang tidak mengganggu, sebaiknya tidak perlu ada perawatan profesional untuk mengatasinya. Malahan justru yang pencegahan nyalah yang perlu diperhatikan dengan tidak melakukan kebiasaan ataupun sesuatu yang bisa menimbulkan munculnya milia.

Jangan mengelupas milia yang hanya akan menyebabkan iritasi dan kerusakan kulit. Justru tindakan mengelupas milia dapat menimbulkan masalah baru pada kulit. Beberapa klinik kecantikan memiliki layanan pengangkatan penyakit milia melalui penyayatan, tetapi tetap saja yang paling disarankan adalah pencegahan dan pengurangan yang dilakukan secara alami.

Pencegahan Milia
Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah milia ataupun memperparah kondisi milia, yaitu:

1. Melakukan pembersihan makeup secara menyeluruh sebelum tidur. Kalau perlu lakukan pembersihan ganda yang dapat melunturkan makeup secara maksimal serta lakukan pemijatan untuk benar-benar membersihkan makeup secara menyeluruh. . Jangan menggunakan make up berbahan berat yang dapat mengendap lebih lama dan membuat kulit wajahmu terekspos make up terlalu sering. Terkadang makeup yang berbahan berat ini susah dihilangkan, bahkan memberikan efek samping ke kulit wajah, di mana kulit wajahmu menjadi lebih cepat menua. . Penggunaan retinol sebagai salah satu produk anti-aging juga bisa memberikan manfaat untuk mengurangi timbulnya milia. Sebagai gantinya kamu bisa menggunakan cara natural dengan menempelkan irisan mentimun ke kelopak ataupun area mata sebagai sarana relaksasi. . Mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang baik untuk kulit juga dapat menjadi salah satu pencegahan timbulnya milia.

Sejatinya menjaga kesehatan kulit wajah haruslah dilakukan dari luar maupun dari dalam. Jadi kamu tidak hanya mengandalkan penggunaan produk-produk tertentu saja. Bila kamu masih ingin mengetahui lebih banyak mengenai penyebab milia serta cara mengatasinya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga: