Kelelawar merupakan jenis hewan yang sering dianggap menakutkan. Banyak sekali mitos horor seputar hewan ini, misalnya saja tentang drakula. Selain kesan horornya, hewan ini juga identik sebagai hama pertanian dan penyebar penyakit.

Kelelawar seringkali memakan buah-buahan di lahan pertanian yang menyebabkan kerugian bagi manusia. Ia juga diyakini sebagai hewan pembawa berbagai jenis virus penyebab penyakit zoonosis seperti halnya virus covid-19 yang baru-baru ini menjadi masalah serius dalam dunia kesehatan. Namun disamping itu, kelelawar termasuk hewan yang unik, karena merupakan satu-satunya mamalia yang dapat terbang.

Di Indonesia sendiri, penyebutan kelelawar memiliki perbedaan antar masing-masing daerah, misalnya di Jawa menyebutnya sebagai codot, lawa, lowo, kampret. Sementara di Sunda lebih akrab dengan sebutan lalai dan kampret, untuk masyarakat Dayak menamai dengan hawa, cecadu, kusing, tayo, prok dan di bagian timur Indonesia menyebutnya dengan nama niki atau paniki dan lawa.

Hewan satu ini tergolong hewan nokturnal atau hanya aktif pada malam hari. Beberapa jenis kelelawar memakan buah-buahan manis seperti pepaya, jambu, pisang, rambutan, dan mangga. Karena itulah kelelawar memiliki perang penting bagi lingkungan dalam menyebarkan berbagai biji buah-buahan agar tersebar merata. Selain itu, ada juga yang memakan berbagai serangga, terutama serangga yang terbang.

Jenis Kelelawar
Kelelawar termasuk mamalia tipe pengerat yang terdiri dari berbagai jenis spesies kelelawar yakni mencapai 1100 spesies di seluruh dunia. Masing-masing jenis kelalawar memiliki bebeberapa perbedaan yang mencolok, baik dari morfologinya, jenis makanan, cara hidup, tempat tinggal dan umurnya. Untuk itulah mamalia satu ini benar-benar unik dibandingkan mamalia jenis lain.

Mamalia dengan ordo chiroptera ini secara garis besar dibagi menjadi 2 subordo, yakni megachiroptera dan microchiroptera. Megachiroptera merupakan kelelawar yang memakan berbagai jenis buah-buahan, dedaunan, nektar bunga, dan juga serbuk sari, bahkan beberapa diantaranya ada yang memakan biji-bijian. Sementara microchiroptera memakan berbagai serangga seperti halnya nyamuk.

Subordo megachiroptera terdiri atas 1 famili, 41 genus, serta 163 spesies. Berdasarkan pengamatan, di Indonesia memiliki sekitar 72 spesies kelelawar dari subordo megachiroptera ini. Sedangkan subordo microchiroptera memiliki jumlah yang jauh lebih banyak yakni 17 famili, 147 genus, 814 spesies dan 133 spesies diantaranya dapat ditemukan di Indonesia.

Apabila diklasifikasikan berdasarkan familinya, kelelawar memiliki beberapa famili yang masing sering ditemui disekitar kita, yaitu:

* Nycteridae
* Rhinolophidae
* Pteropodidae
* Vespertilionidae
* Emballonuridae
* Megadermatidae
* Hipposideridae
* Molossidae

Diantara 1100 spesies yang ada, ada 7 jenis kelelawar yang sangat menarik dibandingkan lainnya. Berikut diantaranya:

Desmodus rotundus (Kelelawar Vampire)
Spesies ini sering disebut sebagai kelelawar vampire karena cara makannya seperti halnya vampir yakni menghisap darah. Darah yang dihisapnya pun harus dari binatang mamalia atau hewan berdarah panas seperti sapi, kambing, unta, domba. Dalam beberapa kasus, hewan ini pun menyerang manusia. Namun gigitannya diketahui tidak berbahaya bagi manusia, tapi tetap saja berpotensi menyebarkan suatu virus, jadi perlu diwaspadai.

Jika dibandingkan spesies lainnya, bentuk kepala jenis hewan ini benar-benar aneh jika dilihat. Kepalanya terkesan menyeramkan jika dilihat secara sekilas. Ciri utamanya memiliki hidung besar dengan lubang yang besar seperti tabung, warna bulu gelap dan ada totol kuning, dan warna matanya jingga. Kelelawar jenis ini jarang sekali ditemui, karena hanya hidup di hutan hujan filipina. Makanan utamanya berupa buah-buahan, tapi dalam kondisi tertentu memakan serangga juga.

Hypsignathus monstrosus

Kepalanya yang besar dan berbentuk seperti palu akan menghasilkan suara yang sangat keras, fungsinya untuk berkomunikasi dan menarik perhatian bagi lawan jenisnya. Afrika daerah tropis (disepanjang garis khatulistiwa) merupakan habitat utama kelelawar ini.

Sphaeronycteris toxophyllum

Sphaeronycteris toxophyllum memiliki wajah tebal dan aneh seperti layaknya menggunakan topeng. Keberadaannya sangat sulit ditemui, karena hanya hidup di hutan lebat dan tidur di pepohonan tinggi besar. Kelelawar ini hanya dapat ditemukan di sepanjang cekungan sungai amazon seperti di venezuela, perus, dan Kolombia.

Chaerephon chapini
Chapini merupakan jenis kelelawar langka yang hanya dapat ditemukan di hutan hujan daerah Afrika Tengah dan Selatan. Ciri utama yang sekaligus menjadi keunikannya ialah dari gaya rambut di atas kepalanya yang mekar dan tegak. Kelelawar jantan akan mengeluarkan bau khusus saat mereka ingin menarik perhatian betina.

Noctilio leporinus
Jika diperhatikan dari jarak dekat, noctilio leporinus memiliki bentuk wajah seperti halnya bulldog atau dog breed. Namun daun telinganya runcing mirip dengan telinga babi. Dari segi ukuran tubuh, kelelawar satu ini tergolong besar, dan makanan utamanya berupa ikan. Habitat utamanya berada di negara negara Amerika Latin dan juga Meksiko

Corynorhinus townsendii

Dibandingkan spesies lain, corynorhinus townsendii memiliki daun telinga yang sangat besar. Sehingga akan lebih memudahkan dalam mendengarkan pergerakan mangsanya yang berupa serangga kecil. Kelelawar ini biasa ditemui di negara Amerika Serikat.

Morfologi Kelelawar
Secara morfologinya, kelelawar memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda tergantung dari jenis makannannya. Jadi apa yang dimakannya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perubahan bentuk tubuhnya. Oleh karena itu, acuan utamanya tetap pada 2 subordo tadi yakni megachiroptera dan microchiroptera.

Microchiroptera memiliki bentuk mata yang kecil dan penglihatannya kurang bagus, sehingga untuk mencari makanan berupa serangga, dia menggunakan sistem sensor berupa ekolokasi. Sementara megachiroptera yang merupakan pemakan buah, dia menggunakan matanya saat terbang karena ukuran matanya besar dan penglihatannya pun jelas pada malam hari.

Pada megachiroptera, ukuran tubuhnya lebih besar yakni bisa mencapai bobot lebih dari 1,5 kg. Memiliki ekor yang panjang dan muka yang moncong layaknya angjing. Dari segi ukuran telinganya, megachiroptera memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan microchiroptera.

Sementara microchiroptera, dia memiliki tubuh yang kecil dengan bobot tidak lebih dari 200 gram bahkan ada yang hanya 2 gram. Hal ini bertujuan agar memudahkan menangkap serangga saat terbang serta mengurangi pengeluaran energi. Seperti yang kita tahu, bahwa kelelawar membutuhkan banyak oksigen sebagai pasokan energi. Microchiroptera ada yang memiliki ekor pendek dan ada pula yang tidak memiliki ekor.

Cara Kelelawar Berkembang Biak
Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa kelelawar termasuk satu-satunya mamalia yang dapat terbang. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa cara berkembang biak kelelawar adalah dengan melahirkan (vivipar). Setelah melahirkan anaknya, sang induk betina akan menyusi anaknya hingga beberapa waktu.

Kelelawar sendiri merupakan hewan berkoloni atau hidup secara bersama-sama. Tapi ada hal yang unik dari hewan ini, mereka hidup terpisah antara jantan dan betina. Saat sudah masuk masa kawin (musim kawin biasanya saat akhir musim hujan atau di musim semi), mereka baru akan bercampur satu sama lain. Saat kelelawar betina hamil, mereka akan membentuk sub koloni sendiri secara terpisah dari koloni utama, hal ini guna menghindari gangguan saat sedang bersalin nantinya.

Setelah lahir, sang anak akan meminum susu dari induknya sampai sayap yang sempurna. Induk betina akan menyapih anaknya antara 2 hingga 4 bulan. Setelah anaknya dapat hidup mandiri, mereka akan melakukan reproduksi kembali.

Berdasarkan data dari para ahli, bahwa usia kelelawar spesies tertentu dapat mencapai 20 tahun apabila hidup dalam kondisi yang tepat. Namun kebanyakan hanya hidup selama beberapa tahun saja mengingat kondisi lingkungan saat ini banyak yang tidak mendukung.