Saat kita menyanyikan atau membawakan sebuah lagu, diperlukan musik pengiring baik yang dilakukan dengan menggunakan peralatan musik maupun media lain seperti rekaman siap putar. Musik ansambel merupakan salah satu permainan alat musik secara sederhana yang biasa digunakan untuk mengiri lagu.

Setiap alat musik memerlukan teknik bermain yang berbeda. Untuk itu, perlu dilakukan klasifikasi atau pengategorian agar kita dapat fokus berlatih teknik bermain yang sesuai. Salah satu kategori alat musik yang dapat digunakan untuk latihan memainkan alat musik sederhana adalah alat-alat musik ansambel. Namun, sebetulnya apa itu musik ansambel?

Musik Ansambel
Musik ansambel adalah kombinasi beberapa jenis alat musik yang bisa dimainkan secara harmonis. Alat musik dalam permainan musik ansambel dapat dibagi menjadi tiga kelompok menurut fungsinya. Tiga jenis alat musik ansambel tersebut adalah kelompok alat musik ritmis, musik melodis, dan musik harmonis yang akan dipaparkan penjelasannya masing-masing di bawah ini.

Kelompok Alat Musik Ritmis
Alat musik ritmis adalah alat musik yang berfungsi untuk memberikan irama (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 47). Contoh alat musik ritmis adalah triangle, gendang dan, ketipung.

Kelompok Alat Musik Melodis
Alat musik melodis merupakan alat musik yang berfungsi membawkan melodi suatu lagu (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 47). Seperti namanya, alat ini memiliki nada-nada sehingga mampu mengeluarkan rangkaian nada yang melodis. Contoh alat musik melodis meliputi rebab dan mandolin.

Kelompok Alat Musik Harmonis
Alat musik harmonis adalah alat musik yang berfungsi sebagai pengiring dan dapat mengeluarkan paduan nada sekaligus (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 48). Contoh alat musik harmonis yaitu sampek dan sasando.

Teknik Memainkan Alat Musik
Saat mempertanyakan alat musik, tentunya pilihannya sangatlah beragam. Musik di Indonesia sendiri amatlah beragam, ada musik tradisional dan ada musik modern, antara lain dangdut dan keroncong. Masing-masing daerah juga memiliki alat musik dengan karakteristik tersendiri yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Berikut adalah beberapa alat musik di Indonesia disertai teknik atau cara memainkannya.

1. Angklung
Angklung adalah alat musik dari daerah Jawa Barat dan Banten. Pada tahun 2010 angklung telah resmi diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Awalnya angklung merupakan alat musik yang digunakan untuk bunyi-bunyian berkaitan tentang panen padi dan upacara lain yang juga berkenaan dengan padi. Pak Daeng Soetisna seorang guru dari Kuningan Jawa Barat sejak tahun 1938 mengembangkan angklung sebagai musik di sekolah dengan membuat laras diatonik (Oby A.R. Wiramiharja 2010, dalam Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 49).

Kini alat musik angklung telah menyebar luas ke luar negeri. Alat musik angklung dibedakan menjadi angklung pembawa melodi dan angklung pengiring. Angklung melodi terdiri dari dua tabung bambu, sedangkan angklung pengiring terdiri atas tiga atau empat tabung bambu. Angklung yang terdiri dari tiga tabung bambu adalah bentuk trinada misalnya C minor, G, dan D dim, sedangkan yang empat untuk catur nada misalkan G7 dan C7. Cara memainkan angklung adalah dengan memegangnya dengan tangan kiri yang difungsikan untuk menggantungnya. Kemudian, tangan kanan menggetarkan angklung sesuai dengan nada yang diinginkan.

2. Seruling Bambu
Alat musik seruling bambu juga berkembang dengan pesat di nusantara layaknya angklung. Di Sulawesi Selatan yaitu di Toraja dan di Sulawesi Utara seruling bambu telah dipakai sebagai musik ansambel, demikian juga di Nusa Tenggara Timur. Alat musik seruling dibedakan menjadi seruling pembawa melodi dan seruling pengiring. Seruling pengiring berfungsi sebagai akor dan bas. Akor bunyi nada seruling terdiri dari tiga seruling, misalkan untuk akor C mayor berarti seruling satu bunyi nadanya c, seruling dua bunyi nadanya e, dan seruling tiga bunyi nadanya g. Cara memainkan seruling bambu adalah dengan ditiup sambil ditutupi rongga nadanya oleh jemari kita untuk menyesuaikan not nada yang ingin dihasilkan.

3. Sasando
Alat musik sasando berasal dari kabupaten Rotedau di Nusa Tenggara Timur, yang sudah sukar dijumpai. Pakaian tenun Rote dan Tiilangga topi khas Rote yang masih bisa dijumpai. Musik sasando sekarang sudah dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk mengiringi orang bernyanyi. Pak Jer. A. P yang tinggal di Kupang tepatnya di Liliba jalan ke arah Timor Leste, memodifikasi sasando sehingga menjadi sasando elektrik.

Tanpa daun lontar suara alat musik ini sudah jelas terdengar. Alat musik sasando mempunyai wilayah nada dari nada G besar sampai dengan nada e3. Selain itu, dapat digunakan dalam 2 nada dasar mayor yaitu nada dasar C dan nada dasar G. Sasando termasuk alat musik chordofone yaitu alat musik dengan sumber bunyi senar.

Cara memainkan musik sasando adalah dengan dipetik, tangan kiri memainkan akor tangan kanan memainkan melodi. Urutan nada untuk tangan kiri dalam nada dasar C = do adalah do, so, so, fa, fi, la, ti, do, re, mi, fa, fi. Untuk melodinya dimainkan oleh tangan kanan, nadanya so, la, ti, do, re, mi, fa, so, la, mi, re, do, ti, la, so, fa, mi.

4. Calung
Masyarakat banyak yang menyamakan calung dengan angklung, karena melihat bentuknya yang hampir sama. Padahal, meskipun hampir sama, namun cara membunyikan alat musik tersebut sangat berbeda. Angklung agar keluar bunyinya hanya digoyangkan, sedangkan calung harus dengan cara memukul batang-batang bambu.

5. Kolintang
Alat musik kolintang merupakan alat musik asli daerah Minahasa, Sulawesi Utara. Nama kolintang menurut masyarakat Minahasa berasal dari suaranya, tong (nada rendah), ting (nada tinggi), dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah setempat berarti, ajakan ”Mari kita lakukan Tong Ting Tang” atau Mangemo kumolintang. Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang agar mudah dilafalkan oleh masyarakat.

Memainkan Alat Musik Melodis
Indonesia memiliki beragam alat musik melodis, yang dibunyikan dengan teknik pukul, tiup, maupun petik. Kamu sudah diberikan penjelasan mengenai alat musik tersebut. Salah satu alat musik sederhana yang dapat digunakan untuk mulai mengasah insting musikalitas kita adalah rekorder.

Teknik Bermain Rekorder
Rekorder bukanlah alat musik asli bangsa kita. Rekorder akan menghasilkan bunyi yang tidak karuan jika ditiup dengan keras dan tidak beraturan, suaranya akan memekakkan telinga. Namun alat ini praktis dan mempunyai nada standar, sehingga sering kali digunakan di sekolah untuk praktik musik ansambel. Agar bunyi rekorder terdengar bulat, maka waktu meniup bersamaan seperti menyebut thu/tu dan tho/to. Sistem penjarian dapat dilihat pada gambar manual rekorder berikut ini.

Nada b, a, dan g adalah nada-nada pertama yang akan dipelajari. Nada-nada itu dimainkan berurutan. Ibu jari kiri menutup lubang belakang (0). Jari 1, 2, dan 3 menutup dan membuka tiga lubang nada pertama sebelah atas. Ibu jari kanan menopang rekorder. Jari-jari tangan kanan yang belum digunakan berada kira-kira setengah inci di atas lubang nada bawah.

b = ibu jari + jari 1

a = ibu jari + jari 1, 2

g = ibu jari + jari 1, 2, 3

Rasakan jari-jari menutup lubang nada. Bersikaplah dengan santai, jangan tegang. Lakukanlah latihan tersebut berulang-ulang.

Referensi
1. Tim Kemdikbud. (2017). Seni Budaya VII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.