Rabu, 06 November :25 WIB 06 November 2019, 13:25 WIB

INDOZONE.ID – Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan benda yang satu ini. Sumpit, alat makan yang terdiri dari 2 buah batang kayu dan menjadi tradisi bagi masyarakat Tiongkok secara turun-temurun. Saat ini pun sumpit sudah banyak ditemui di restoran dengan nuansa Jepang atau Korea.

Dilihat dari bentuknya, sumpit memang terlihat sederhana saja. Namun ternyata, alat makan unik ini punya sejarah panjang yang menarik untuk dibahas. Kamu pun pasti penasaran, kan? Yuk simak ulasannya berikut ini!

Awal Mula Penggunaan Sumpit
photo/WikipediaMenurut sejarah, sumpit sudah digunakan sejak 3.000 hingga 5.000 tahun lalu di Tiongkok. Hal itu diperkuat dengan penemuan 2.000 jenis benda arkeologi. Sebanyak 40 benda di antaranya berbentuk batang dengan panjang 9,2 hingga 18,5 centimeter dan diameter 0,3 hingga 0,9 centimeter. Benda-benda itu diduga sumpit yang terbuat dari tulang binatang.

Sebelumnya, tahun 1930, para arkeolog Tiongkok menemukan enam batang sumpit perunggu dan sendok pada situs Anyang (Ibu Kota Dinasti Shang SM) di Provinsi Henan. Sumpit juga ditemukan di sejumlah daerah lain yakni Hubei, Anhui, dan Yunan.

Menurut cerita lain, masyarakat Tiongkok dulunya senang menggelar acara makan bersama. Nah, untuk menghindari hal buruk ketika makan, mereka sepakat menjauhkan benda-benda tajam selama makan seperti sendok, garpu, dan pisau. Dari sinilah sumpit awal kali digunakan, karena dianggap aman untuk dimasukkan ke dalam mulut.

Pembuatan Sumpit
photo/AmazonAwalnya, sumpit dibuat dari gading gajah. Ada juga sumpit yang dibuat dari bahan perak yang bisa mendeteksi racun dalam makanan. Nantinya, sumpit berbahan perak akan berubah warna jika makanan tersebut memiliki bahan beracun atau sejenisnya.

Harga sumpit dulunya sangat mahal dan hanya bisa dimiliki oleh kaum bangsawan Tiongkok saja. Maka tak heran, jika sumpit dulunya dikenal juga sebagai simbol kemewahan.

Menyebar Luas
photo/Live JapanPenggunaan sumpit pun menyebar luas di daratan China dan banyak digunakan di setiap jamuan besar atau makan sehari-hari. Abad ke-7, penduduk Jepang mulai menggunakan sumpit dan menyusul diikuti masyarakat Korea.

Sumpit tak hanya digunakan sebagai alat makan utama, tapi juga memiliki simbol budaya. Beberapa acara pernikahan pun sering menjadikan sumpit sebagai hadiah pernikahan bagi pengantin. Sumpit juga menjadi simbol kesejahteraan.

Kini, hampir semua orang sudah mengenal sumpit. Bahan pembuatannya pun tak lagi dari gading gajah dan perak saja, melainkan kayu, bambu, plastik, dan ada berbahan logam. Harga sepasang sumpit juga sudah terjangkau dan bisa digunakan lebih dari sekali.

Artikel Menarik Lainnya: