Hukum Melaksanakan Sujud Sahwi
Hukum yang mendasari pelaksanaan sujud sahwi adalah hadits Rasulullah yang berbunyi:

Artinya: “Setelah beliau menyempurnakan shalatnya, beliau sujud dua kali. Ketika itu beliau bertakbir pada setiap akan sujud dalam posisi duduk. Beliau lakukan sujud sahwi ini sebelum salam”. (HR. Bukhari no. 1224 dan Muslim no. 570).47

Hadits sebelumnya menunjukkan bahwa sujud sahwi dilakukan sebelum salam, sedangkan hadis berikut menunjukkan bahwa sujud sahwi dilakukan setelah salam.

Dari hadis Imran bin Hushain: Artinya: “Kemudian beliau pun shalat satu rakaat (menambah raka‟at yang kurang tadi). Lalu beliau salam. Setelah itu beliau melakukan sujud sahwi dengan dua kali sujud. Kemudian beliau salam lagi.”(HR. Muslim).

Penyebab dilakukan Sujud Sahwi

Melansir dari bola.com, berikut beberapa penyebab mengapa perlu dilakukan sujud sahwi dalam salat:

1. Berlebih dalam Rakaat Salat

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, seringkali manusia ragu dengan jumlah salat yang sudah dikerjakan. Begitu pula ketika ia sadar bahwa ia sudah kelebihan rakaat salat.

Terdapat hadis Nabi SAW yang menjelaskan hal ini, yaitu:

Ibnu Mas’ud meriwayatkan: Rasulullah SAW pernah melakukan salat zuhur bersama para sahabat sebanyak lima rakaat.

Para sahabat bertanya: “Apakah engkau telah menambah rakaat dalam salat ini? Baginda menjawab: ‘Apa maksud kalian?’

Para sahabat menjawab, ‘Engkau telah salat lima rakaat’ Lalu Rasulullah memperbaiki duduk beliau (duduk iftirasy pada tahiyyat akhir) sambil menghadap kiblat, kemudian melakukan sujud sebanyak dua kali, kemudian beliau pun mengucap salam.”(HR. Bukhari dan Muslim).

2. Salam Sebelum Sempurna Rakaat Salat

Terdapat pada hadis Nabi SAW:

Dari Abu Hurairah ra: Rasulullah SAW pernah melakukan salat dzuhur atau ashar, kemudian beliau salam setelah selesai rakaat kedua, lalu beliau bergegas keluar melalui salah satu pintu masjid.

Karena heran, para sahabat bertanya, ‘Nabi telah memendekkan salat?’sejenak kemudian Nabi SAW datang, lalu bersandar di satu di antara tiang seolah-olah sedang dilanda marah. Lalu, salah seorang dari mereka (Dzul-Yadain) menghampiri beliau dan bertanya:

“Wahai Rasulullah, apakah engkau telah lupa atau salat ini sengaja engkau qashar. Jawab baginda:Tidak, saya tidak lupa, dan saya tidak memendekkannya.Lelaki itu berkata lagi, ‘Benar wahai Rasulullah, sebenarnya engkau telah lupa.”

Rasulullah bertanya kepada yang lainnya: “Benarkah yang diucapkannya?”Mereka menjawab, “Benar ya Rasullah”.Rasulullah pun bangun dan menyempurnakan yang tertinggal dari salatnya. Setelah memberi salam, beliau sujud sebanyak dua kali, kemudian melakukan salam sekali lagi. (HR Bukhari dan Muslim)

3. Lupa Membaca Tasyahud Pertama/Awal

Kondisi ini seringkali terjadi kecuali pada salat subuh. Anda mungkin pernah mengalaminya. Biasanya kelupaan membaca tasyahud pertama diiringi kelupaan jumlah rakaat salat yang telah dikerjakan.

Terdapat hadis Nabi SAW yang menjelaskan tentang ini, yaitu:

Abdullah Ibnu Buhainah menceritakan: “Sesungguhnya Rasulullah melakukan salat zuhur bersama para sahabat dan beliau tidak duduk membaca tasyahud selepas dua rakaat pertama. Para sahabat mengikuti di belakangnya sampai akhir salat.”

Masing-masing menunggu beliau melakukan salam (mengakhiri salat). Namun, baginda melakukan takbir dalam keadaan demikian (iftirasy) lalu melakukan sujud sebanyak dua kali sebelum memberi salam. Setelah itu beliau melakukan salam. (HR Bukhari dan Muslim)

Niat Sujud Sahwi dan Bacaannya
Niat sujud sahwi seperti pada kegiatan ibadah lainnya diucapkan dalam hati atau diniatkan dalam pikiran. Niat sujud sahwi ini boleh dilakukan sebelum salam ataupun sesudah salam.

Setelah niat sujud sahwi dilanjutkan sujud sahwi dan membaca doa sujud sahwi. Untuk bacaan doa sujud sahwi, sebagian besar ulama menganjurkan untuk membaca:

Subhana man la yanamu wa la yashu

Artinya: ‘Maha suci Dzat yang tidak tidur dan tidak lupa’

Bacaan doa sujud sahwi yang lainnya

Subhaanakallahumma robbanaa wa bi hamdika, allahummagh firliy

Artinya: ‘Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, dengan segala pujian kepada-Mu, ampunilah dosa-dosaku’

Namun, bacaan tersebut tidak ada dalilnya di dalam Alquran maupun Hadis. Bahkan para sahabat Nabi juga tidak pernah mengamalkannya.

Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan, “Doa ini tidak ditemukan di kitab hadis mana pun.”(Lihat Talkhis Al-Khabir, 2:88)

Jadi, tidak ada bacaan doa sujud sahwi yang khusus untuk dibaca atau dihafalkan. Karena bacaan doa sujud sahwi adalah bacaan sujud ketika sholat,

Subhaana robbiyal a’laa

Artinya: ‘Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi’

Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, “Hendaklah dia membaca di dalam sujud sahwi-nya bacaan yang diucapkan di dalam sujud ketika sholat, karena sujud sahwi merupakan sujud yang serupa dengan sujud sholat.” (Al-Mughni, 2:432–433)

Demikian tadi tata cara sujud sahwi yang benar, sesuai sunnah yang perlu diketahui agar ibadah sholat menjadi lebih sempurna.

Tata Cara Sujud Sahwi

Sujud sahwi ini bisa dilakukan sebelum maupun sesudah salam, tergantung kapan kamu menyadari kesalahan. Berikut ketentuan melakukan sujud sahwi:

Sujud sahwi sebelum salam, dilakukan saat:

– Meninggalkan tasyahud awal.

– Ragu jumlah rakaat salat dan tidak bisa menentukan mana yang lebih meyakinkan.

Sujud sahwi setelah salam, dilakukan saat:

– Penambahan jumlah rakaat salat.

– Penambahan gerakan dalam salat.

– Ragu dan bisa menentukan mana yang lebih meyakinkan.

Para ulama pun sepakat, untuk melakukan sujud sahwi di posisi yang benar, di antara sebelum dan sesudah dalam, sifatnya anjuran.

[amd]