Saat Anda berkonsultasi ke dokter, biasanya dokter akan menanyakan kekentalan dan warna dahak Anda.

Dahak yang memperlihatkan warna seperti karat besi (rust coloured) dapat menunjukan infeksi pneumonia. Sementara dahak berwarna hitam dan berbau busuk, bahkan disertai nanah, dapat menandakan infeksi yang diakibatkan oleh bakteri anaerob atau diakibatkan oleh abses paru.

Jika batuk telah berlangsung cukup lama disertai sejumlah gejala serius, seperti demam, penurunan berat badan, dan sering kehilangan kesadaran, dokter akan mengadakan serangkaian tes di antaranya seperti tes:

* X-ray atau CT-Scan untuk mengetahui kinerja paru-paru
* Tes darah
* Tes lab untuk menganalisis kondisi dahak
* Pengukuran denyut nadi (pulse oximetry) untuk mengukur kadar oksigen di dalam tubuh.

Pengobatan
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Bagaimana cara mengobati batuk berdahak?
Penting untuk diketahui bahwa obat batuk berdahak bukan bertujuan meringankan batuk seperti jika Anda minum obat untuk batuk kering. Obat batuk berdahak bertujuan untuk merangsang batuk supaya lebih efektif untuk membersihkan saluran pernapasan dari lendir dan iritan lainnya.

Selain itu, obat batuk berdahak, baik yang diperoleh dari apotek dan yang dibuat secara tradisional di rumah, harus dapat membantu mengencerkan dahak atau lendir yang menumpuk di sepanjang jalur pernapasan, sekaligus mengurangi jumlahnya.

Inilah beberapa karakteristik obat batuk yang aman dikonsumsi untuk menyembuhkan batuk berdahak:

1. Ekspektoran
Obat batuk berdahak ekspektoran mengandung bahan-bahan aktif seperti bromhexine , guaifenesin, ipecacuanha yang berfungsi secara efektif untuk mengencerkan dahak.

2. Dekongestan
Dekongestan dapat mengurangi lendir yang mengalir dalam hidung Anda. Obat batuk ini bekerja dengan mengurangi pembengkakan di hidung dan membuka saluran udara.

3. Mukolitik
Kandungan bromhexine dan asetilsistei di dalamnya bekerja dengan mengubah sifat fisik lendir sehingga menjadi lebih encer. Contoh obat-obatan yang mengandung mukolitik adalah bromheksi, asetilsisitein, dan ambroksol.

4. Obat kombinasi
Kandungannya terdiri atas ekspektoran dan mukolitik sehingga dapat menghilangkan lendir yang menghambat saluran pernapasan. Setiap obat kombinasi umumnya juga mengandung dekongestan dan antihistamin.

5. Dornase-alfa
Dornase-alfa adalah obat pengencer lendir yang sering digunakan oleh orang dengan cystic fibrosis. Obat batuk berdahak ini biasanya harus dengan resep dokter. Obat ini digunakan dengan dihirup melalui nebulizer.

6. Balsam Mentol
Kombinasi senyawa kampor dan mentol yang terkandung dalam balsem usap dapat membuat tenggorokan terasa lebih lega, menurunkan frekuensi dan gejala batuk, serta membuat nafas terasa lebih lega

7. Ibuprofen
Ibuprofen mengatasi batuk berdahak yang disertai demam dan membantu meredakan sakit pada tenggorokan.

Adakah pantangan dalam pengobatan batuk berdahak?
Selain mengetahui jenis-jenis obat yang bisa digunakan untuk batuk berdahak, Anda juga sebaiknya mewaspadai beberapa kandungan obat apotek yang dapat membahayakan kesehatan seperti berikut ini.

* Ibu hamil atau menyusui sebaiknya tidak mengonsumsi obat-obatan yang mengandung calcium iodide, alkohol, dan kodein. Kodein dapat mengakibatkan gangguan pernapasan pada bayi, sementara alkohol dan iodide bisa menimbulkan kecanduan saat bayi dilahirkan.
* Beberapa obat supresan lainnya yang mengandung kodein berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih untuk waktu yang lama. Risiko dari mengonsumsi kodein dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan bahkan kematian.
* Anda yang mengidap diabetes, sakit jantung, gangguan tiroid sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter sebelum mengonsumsi obat batuk nonapotek.
* Sebelum mengonsumsi, pastikan Anda tidak memiliki alergi terhadap kandungan yang terdapat di dalam obat.

Penggunaan obat batuk apotek sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan bijak. Pelajari selalu kandungan obat, efek samping, dan cara penggunaan yang tertera pada kemasannya.

Jika setelah mengonsumsi obat batuk nonresep ternyata tak kunjung membuat gejala batuk berdahak Anda membaik, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan resep obat yang lebih manjur.

Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini?
Pengobatan tidak hanya dapat dilakukan dengan minum obat batuk. Beberapa langkah perawatan sederhana di rumah juga dapat diterapkan untuk meringankan batuk tanpa khawatir akan efek samping obat-obatan kimia.

Pengobatan batuk berdahak alami seperti berikut ini dianggap lebih aman dan efektif menyembuhkan:

* Perbanyak istirahat dengan mengurangi aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari.
* Perbanyaklah minum air putih untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang selama mengalami batuk berdahak.
* Berkumur dengan air garam setiap tiga jam sehari selama mengami gejala batuk.
* Minum madu yang telah dilarutkan dalam perasan lemon dan teh untuk menghilangkan lendir yang menggumpal di tenggorokan.
* Mengonsumsi jahe dan bawang putih mentah secara langsung.
* Menghindari makanan yang dilarang saat batuk, seperti gorengan dan makanan cepat saji karena dapat memperparah terjadinya batuk.
* Jaga suhu tubuh tetap hangat, salah satu caranya adalah dengan mandi air hangat. Suhu air yang tinggi dapat membantu mengencerkan dahak.

Bagaimana cara meredakan batuk berdahak pada anak?
Tak jarang saat terserang infeksi pernapasan termasuk batuk rejan, anak-anak juga mengalami batuk berdahak.

Pengobatan batuk berdahak untuk anak-anak tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Apalagi, berdasarkan American Academy of Pediatrics (AAP), anak-anak dibawah umur empat tahun tidak disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan batuk nonresep yang mudah diperoleh di apotek.

Tidak hanya batuk yang menerus, kurang lancarnya aliran udara dalam saluran pernapasan juga menyebabkan anak-anak merasa sesak napas sehingga sulit untuk tidur di malam hari.

Nah, untuk mengatasi batuk berdahak ini Anda bisa memberikan 1/2 sendok madu sebelum mereka tidur untuk mempercepat penyembuhannya di malam hari. Namun, pemberian madu bisa memicu botulisme pada anak berumur di bawah 12 bulan.

Bila ada pertanyaan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk solusi terbaik mengatasi penyakit yang Anda alami.