TRIBUNMATARAMAN.COM – Ribuan siswa mengikuti lomba menggambar ikan koi dan tiga tokoh wanita di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kanigoro, Kabupaten Blitar, Sabtu (29/10/2022).

Kegiatan itu diselenggarakan Pemkab Blitar melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar untuk memeriahkan Hari Santri Nasional 2022 dan HUT ke-77 Provinsi Jawa Timur.

Lomba menggambar diikuti sekitar 2.050 siswa mulai jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP se-Kabupaten Blitar.

Selain lomba menggambar, para siswa juga mengikuti lomba permainan tradisional seperti dakon, egrang, dan engklek.

Baca juga: Polres Blitar Kota Dapat Bantuan Mobil Double Cabin untuk Penanganan Bencana

Lomba menggambar dan permainan tradisional dibuka oleh Sekda Kabupaten Blitar, Izul Marom.

Sebelum membuka acara, Izul didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Luhur Sejati dan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Toha Mashuri, keliling melihat para peserta lomba menggambar dan permainan tradisional.

Para siswa PAUD dan TK bersama orang tua mengikuti lomba menggambar ikan koi. Sedang siswa SD dan SMP mengikuti lomba menggambar tiga tokoh wanita.

Tiga tokoh wanita yang digambar, yaitu, RA Kartini, Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jatim), dan Rini Syarifah atau Mak Rini (Bupati Blitar).

Sekda Kabupaten Blitar Izul Marom mengatakan tema lomba menggambar ikan koi ini menjadi salah satu sarana untuk mengenalkan produk unggulan Kabupaten Blitar kepada para siswa.

Ikan koi merupakan salah satu produk unggulan di Kabupaten Blitar. “Sedang lomba menggambar dengan tema tiga tokoh wanita ini sebagai bentuk apresiasi kepada perempuan, karena peran perempuan besar dalam mendidik anak,” katanya.

Dikatakannya, kegiatan ini juga sebagai bentuk mengenalkan keterlibatan orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya. Supaya hubungan orang tua dan anak punya ikatan yang sangat kuat di keluarga.

“Karena pelaksanaan pendidikan tidak hanya di sekolah. Pelaksanaan pendidikan itu di sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan di masyarakat butuh keterlibatan orang tua. Waktu 24 jam bagi anak itu antara di sekolah dan keluarga lebih banyak di keluarga,” ujarnya.

Menurut Izul, kegiatan ini juga bentuk perhatian pemerintah kepada pendidikan anak. Kegiatan belajar bisa dilaksanakan di tempat terbuka bersama keluarga.

Dapatkan berita menarik lainnya di Google News, Klik Tribun Mataraman

(Samsul Hadi/ tribunmataraman.com)