Pengertian Metode Observasi dan Contohnya – Setiap peneliti tentunya mencurahkan perhatiannya kepada sesuatu dan mengamati fakta yang terdapat di dalamnya. Hal ini tentu saja didorong oleh rasa keingintahuan yang tinggi terkait pemahaman fakta yang diamati secara lebih mendalam. Pada hakikatnya, seorang peneliti pastinya memunculkan berbagai pertanyaan. Pengamatan terhadap fakta, identifikasi atas masalah, dan usaha untuk menjawab rumusan masalah didasarkan pada teori. Hal ini merupakan esensi dari sebuah riset.

Riset dapat disebut sebagai suatu usaha yang sistematis untuk mengatur dan menyelidiki masalah serta menjawab pertanyaan yang muncul dan terkait dengan fakta dan fenomena. Oleh karena itu, riset merupakan hal yang sangat penting karena berupa penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis tentang fenomena alami dengan dipandu oleh teori dan hipotesis mengenai hubungan yang dianggap terdapat di antara fenomena itu.

Berdasarkan teknik, pengolahan data dalam sebuah penelitian dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Salah satu teknik pengolahan data yang seringkali digunakan dalam penelitian, yaitu teknik observasi. Observasi ini memiliki peran penting dalam arti penelitian sebagai salah satu metode penelitian ilmiah yang dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara. Namun, kebutuhan untuk reproduktifitas mensyaratkan bahwa observasi oleh pengamat yang berbeda dapat dibandingkan.

Dalam suatu penelitian, metode observasi akan digambarkan sebagai metode yang dipergunakan dalam mengamati dan mendeskripsikan tingkah laku subjek. Seperti namanya, observasi ini adalah cara mengumpulkan informasi dan data yang relevan dengan mengamati, sehingga dalam hal ini observasi disebut sebagai studi partisipatif karena si peneliti harus menjalin hubungan dengan responden dan untuk ini harus membenamkan dirinya dalam pengaturan yang sama dengan mereka.

Hanya dengan begitu peneliti dapat menggunakan metode observasi untuk mencatat data yang dibutuhkan. Metode observasi digunakan jika peneliti ingin menghindari kesalahan yang dapat menjadi hasil bias selama proses evaluasi dan interpretasi. Penggunaan teknik observasi ini biasanya dijadikan sebagai pendukung dalam suatu riset untuk mengamati fenomena yang terjadi di lokasi penelitian.

Terdapat bermacam-macam teknik yang dipergunakan dalam observasi oleh seorang peneliti sesuai kebutuhan data yang ingin mereka dapatkan. Kira-kira apa saja teknik-teknik yang seringkali digunakan untuk keperluan observasi dalam sebuah penelitian?

Dalam artikel kali ini, kita akan membahas mengenai teknik observasi sebagai salah satu contoh dari teknik pengolahan data. Dengan harapan bisa menjadi tambahan insight dan rekomendasi bagi kalian calon praktisi data, peneliti, maupun data enthusiast. Jangan lewatkan artikel berikut ini, pastikan simak baik-baik, stay tune and keep scrolling on this article guys!

Pengertian Observasi
Metode observasi seringkali menjadi pelengkap data yang diperoleh dari wawancara mendalam dan survei. Observasi bisanya dipahami sebagai upaya untuk memperoleh data secara ”natural”. Pengertian paling sederhana dari metode observasi adalah melihat dan mendengarkan peristiwa atau tindakan yang dilakuakan oleh orang-orang yang diamati, kemudian merekam hasil pengamatannya dengan catatan atau alat bantu lainnya.

Observasi berarti pula mengamati, menyaksikan, memperhatikan sebagai metode pengumpulan data penelitian. Artikel ini akan membahas tentang metode observasi dalam penelitian sosial. Kita sudah mendefinsikan secara sederhana apa itu observasi di paragraf pertama. Berikutnya, kita akan ulas secara lebih mendalam tentang cara melakukan observasi dan masalah yang biasanya dihadapi peneliti.

Tak jarang, metode observasi dipahami secara keliru. Observasi memang mengamati dengan melihat dan mendengar. Namun, observasi sebagai metode penelitian memiliki karakteristik dan teknik tertentu. Barangkali beberapa pembaca sudah pernah mendengar istilah observasi partisipatoris. Kita akan ulas tentang pengertian observasi menurut para ahli dan jenis-jenis observasi sebelum membahas masalah dalam metode observasi.

Dikutip dari buku Evaluasi Pembelajaran: Konsep Dasar, Prinsip, Teknik, dan Prosedur (2020) oleh Muhammad Ilyas Ismail, observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang sifatnya lebih spesifik dibanding teknik lainnya. Beberapa pengertian observasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Gibson R.L. dan Mitchell M.H.
Observasi merupakan teknik yang digunakan sebagai seleksi derajat untuk menentukan sebuah keputusan serta konklusi terhadap orang yang sedang diamati.

2. Larry Christensen
Observasi adalah cara untuk mendapatkan informasi penting mengenai orang, karena apa yang dikatakan belum tentu sesuai dengan yang dikerjakan.

3. Creswell
Observasi adalah proses pemerolehan data dari tangan pertama, dengan cara melakukan pengamatan orang serta lokasi dilakukannya penelitian.

4. Patton
Observasi merupakan metode yang sifatnya akurat dan spesifik untuk mengumpulkan data dan mencari informasi mengenai segala kegiatan yang dijadikan obyek kajian penelitian.

5. Sutrisno Hadi
Obervasi merupakan sebuah proses yang sangat kompleks, terdiri atas berbagai macam proses, baik biologis maupun psikologis, yang mana lebih memprioritaskan proses ingatan serta pengamatan.

6. Eko Putro Widyoko
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsru yang tampak dalam suatu gejala pada obyek penelitian.

7. Sugiyono
Dikutip dari buku Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif (2014), observasi adalah proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis.

8. Riyanto
Dalam bukunya Metodologi Penelitian Pendidikan (2010), dijelaskan bahwa observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung.

Teknik dalam Observasi
1. Observasi Terkontrol
Observasi terkontrol dilakukan di ruang tertutup. Peneliti yang memiliki kewenangan untuk menentukan tempat dan waktu di mana dan kapan observasi akan dilakukan. Dia juga memutuskan siapa partisipannya dan dalam keadaan apa dia akan menggunakan proses standar.

Partisipan dipilih untuk kelompok variabel penelitian secara acak. Peneliti mengamati dan mencatat data perilaku yang rinci dan deskriptif dan membaginya ke dalam kategori yang berbeda. Kadang-kadang peneliti mengkodekan tindakan sesuai skala yang disepakati dengan menggunakan daftar perilaku.

Pengkodean dapat mencakup huruf atau angka atau rentang untuk mengukur intensitas perilaku dan menggambarkan karakteristiknya. Data yang terkumpul seringkali diubah menjadi statistik. Dalam metode observasi terkontrol, partisipan diinformasikan oleh peneliti tentang tujuan penelitian. Hal ini membuat mereka sadar sedang diamati. Peneliti menghindari kontak langsung selama metode observasi dan umumnya menggunakan cermin dua arah untuk mengamati dan mencatat detail.

2. Observasi Partisipatif
Metode observasi partisipatif sering dianggap sebagai varian dari metode observasi naturalistik karena memiliki kemiripan. Perbedaannya adalah peneliti bukan lagi pengamat jarak jauh karena ia telah bergabung dengan partisipan dan menjadi bagian dari kelompoknya.

Seorang peneliti melakukan ini untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam dan lebih dalam tentang kehidupan mereka. Peneliti berinteraksi dengan anggota lain dari kelompok secara bebas, berpartisipasi dalam aktivitas mereka, mempelajari perilaku mereka dan memperoleh cara hidup yang berbeda. Pengamatan partisipan bisa terbuka atau terselubung.

* Overt (terbuka), ketika peneliti meminta izin dari suatu kelompok untuk berbaur. Ia melakukannya dengan mengungkapkan tujuan sebenarnya dan identitas aslinya kepada kelompok yang ingin diajak bergaul.
* Covert (terselubung), jika peneliti tidak menunjukkan identitas atau arti sebenarnya kepada kelompok yang ingin ia ikuti. Ia merahasiakan keduanya dan mengambil peran dan identitas palsu untuk masuk dan berbaur dalam grup. Dia biasanya bertindak seolah-olah dia adalah anggota asli dari grup itu

3. Observasi Naturalistik
Ilmuwan sosial dan psikolog umumnya menggunakan metode observasi naturalistik. Prosesnya melibatkan mengamati dan mempelajari perilaku spontan para partisipan di lingkungan terbuka atau alami. Peran peneliti adalah menemukan dan merekam apa saja yang dapat dilihat dan diamati di habitat aslinya.

Teknik ini melibatkan pengamatan dan mempelajari perilaku spontan partisipan di lingkungan alami mereka. Peneliti hanya mencatat apa yang mereka lihat dengan cara apapun yang mereka bisa. Dalam observasi tidak terstruktur, peneliti mencatat semua perilaku yang relevan tanpa sistem. Mungkin ada terlalu banyak untuk dicatat dan perilaku yang dicatat belum tentu menjadi yang paling penting, sehingga pendekatan ini biasanya digunakan sebagai studi percontohan untuk melihat jenis perilaku apa yang akan dicatat. Dibandingkan dengan pengamatan terkontrol, ini seperti perbedaan antara mempelajari hewan liar di kebun binatang dan mempelajarinya di habitat aslinya.

4. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur terdiri atas definisi kategori yang cermat di mana informasi akan dicatat, standarisasi kondisi pengamatan, dan sebagian besar digunakan dalam studi yang dirancang untuk memberikan deskripsi sistematis atau untuk menguji hipotesis kausal.

Penggunaan teknik observasi terstruktur mengandaikan bahwa penyidik mengetahui aspek apa dari situasi yang diteliti yang relevan dengan tujuan penelitiannya dan oleh karena itu berada dalam posisi untuk mengembangkan rencana khusus untuk membuat dan merekam pengamatan sebelum dia benar-benar memulai pengumpulan data.

Pengamatan terstruktur dapat digunakan dalam pengaturan lapangan alami atau pengaturan laboratorium. Pengamatan terstruktur, sejauh ini digunakan terutama dalam penelitian yang dimulai dengan formulasi yang relatif spesifik, biasanya memungkinkan kebebasan memilih yang jauh lebih sedikit sehubungan dengan isi pengamatan daripada yang diizinkan dalam pengamatan tidak terstruktur.

Dikarenakan situasi dan masalahnya sudah eksplisit, pengamat berada dalam posisi untuk menetapkan terlebih dahulu kategori-kategori yang akan dianalisis situasi tersebut. Kategori ditentukan dengan jelas untuk memberikan data yang dapat diandalkan tentang pertanyaan yang akan ditanyakan.

Contoh Metode Observasi
Pada dasarnya, ada dua jenis metode observasi dalam penelitian; partisipatoris dan non-partisipatoris. Motivasi utama pembedaan ini adalah pada istilah yang disebut tingkat reaktivitas. Reaktivitas sangat menentukan kualitas data penelitian. Kita bisa memahami reaktivitas sebagai seberapa reaktif perilaku orang-orang yang sedang diteliti atau sedang diamati. Semakin reaktif, maka data yang dihasilkan dari observasi semakin rendah kualitasnya. Reaktivitas bisa dilihat pula sebagai sumber error.

Sebagai contoh, kita akan melakukan observasi pada komunitas hijau di Yogyakarta. Dalam konteks natural (tanpa penelitian), ekspresi wajah beberapa anggota komunitas terlihat muram ketika menjalankan kegiatan menanam di kebun. Di hari lain, ketika seorang peneliti dari luar negeri datang untuk melakukan observasi, ekspresi wajah para anggota tersebut terlihat bersemangat sekali. Mimik muka yang terlihat bersemangat itu adalah bentuk reaktivitas karena dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa dirinya sedang di bawah pengamatan. Dengan kata lain, tidak ”natural”.

Kualitas data hasil observasi yang tidak ”natural” boleh dikatakan lemah atau bahkan error. Tingkat seberapa reaktif data yang diperoleh nantinya harus dipikirkan terlebih dahulu oleh peneliti sebelum turun lapangan. Setelah menilai potensi reaktivitas, baru peneliti menentukan apakah akan memilih metode observasi partisipatoris atau non-partisipatoris.

1. Metode Observasi Partisipatoris
Metode observasi partisipatoris bisa dideskripsikan sebagai metode pengamatan dimana peneliti memposisikan dirinya sebagai partisipan sebagaimana orang lain yang sedang diobservasi. Dalam memposisikan diri sebagai partisipan, peneliti tetap harus menjaga jarak agar unsur objektivitas tetap terjaga.

2. Metode Observasi Non-Partisipatoris
Metode observasi non-partisipatoris bias dipahami sebagai metode pengamatan dimana peneliti memposisikan diri sebagai orang luar dari kelompok yang ditelitinya. Metode ini sering kali memberi jarak yang cukup jauh antara peneliti dengan objek yang diteliti karena pengamatan dilakukan dari luar. Pada level yang ekstrim, metode non-partisipatoris dapat dilihat sebagai metode yang sering dipraktikkan oleh mata-mata dalam mengamati suatu kasus.

Melanjutkan isu reaktivitas yang telah disinggung di awal, menurut sosiolog Martyn Hammersley dalam tulisannya di The Blackwell Encyclopedia of Sociology (2007) berjudul “Observation”, masalah yang dihadapi metode observasi tidak hanya isu reaktivitas. Beberapa isu lain yang dihadapi peneliti meliputi; problem memperoleh akses, sampling, variasi data yang dihasilkan, dan problem etika.

Cara Mendapatkan Data Hasil Observasi yang Berkualitas
Berikut ini beberapa isu lain yang harus diperhatikan agar data hasil observasi yang diperoleh berkualitas, sehingga hasil riset juga berkualitas.

* Masalah memperoleh akses bisa terdiri dari beragam bentuk, tergantung pada peran yang akan dimainkan peneliti dan keputusan sebjek penelitian. Ketika penelitian dilakukan secara terbuka, artinya peneliti memperkenalkan diri dan risetnya, akses untuk melakukan observasi akan tergantung pada proses negosiasi. Dalam proses negosiasi, kesepakatan terkait penelitian harus dicapai diawal agar tidak ada pihak yang dirugikan nantinya. Persetujuan untuk melakukan observasi bisa pula tergantung pada karakteristik dan kualitas personal dan sosial penelitinya.
* Sampling bisa pula melibatkan observasi. Sebagai contoh, peneliti mengamati situasi kampung atau komunitas yang sedang diteliti, misalnya. Pengamatan awal untuk sampling ini bisa membantu menentukan siapa saja orang yang akan dijadikan informan, kapan mereka bisa ditemui atau dihubungi, dan lain sebagainya. Ada beberapa strategi yang bisa diterapkan di sini, misalnya, apakah peneliti akan meletakkan fokus perhatiannya pada tempat yang diteliti atau perilaku orang-orangnya. Berapa lama melakukan observasi juga harus ditentukan sejak awal.
* Variasi data yang dihasilkan tergantung pada apakah observasi dilakukan secara terstruktur atau tidak terstruktur. Observasi yang terstruktur mengikuti desain perencanaan detail yang dibuat sebelum observasi dilakukan. Dengan kata lain, peneliti melakukan observasi sesuai panduan observasi. Pengamatan yang tidak terstruktur artinya observasi dilakukan secara fleksibel. Data yang dihasilkan dari observasi tak terstruktur biasanya lebih beragam karena melibatkan beberapa instrumen penelitian yang digunakan sesuai kebutuhan, misalnya, buku harian, catatan lapangan, alat rekam suara, alat rekam gambar, alat rekam video, dan sebagainya.
* Masalah etika harus dijelaskan terlebih dahulu di awal agar peneliti tidak tersandung masalah etis yang bisa menurunkan reputasinya sebagai peneliti. Observasi bisa dilakukan secara tertutup atau terbuka. Prosedur etis pada umumnya menghendaki observasi terbuka dimana identitas peneliti dan penelitiannya diketahui oleh orang yang diobservasi. Di lain sisi, observasi tertutup sering ditolak karena biasanya diselimuti kebohongan, misalnya menyembunyikan identitas asli peneliti dan menggunakan identitas palsu. Subjek penelitian juga berpotensi terganggu privasinya. Namun demikian, pilihan apakah akan menerapkan observasi terbuka atau tertutup tergantung pada tingkatannya. Observasi yang terlalu terbuka juga rentan terhadap error.

Keuntungan dan Kekurangan Metode Observasi
Berikut penjelasan keuntungan dan kerugian metode observasi:

1. Keuntungan Observasi
Keuntungan pelaksanaan pengamatan langsung atau observasi dalam proses pengumpulan data, yaitu:

* Observasi sangat mudah dilaksanakan.
* Metode pengamatan langsung mampu menjawab atau memenuhi rasa ingin tahu seseorang, sehingga pada akhirnya proses yang sudah dilalui memberikan makna atau nilai tersendiri. Dengan metode pengamatan langsung bisa menjadi bukti dan tidak adanya manipulasi.
* Observasi bisa membuat seseorang lebih termotivasi dan juga memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar. Metode ini bisa digunakan sebagai alat penyelidikan.

2. Kekurangan Observasi
Beberapa kekurangan metode observasi, yaitu:

* Pengamat membutuhkan waktu untuk menunggu tindakan tertentu.
* Terdapat beberapa data yang tidak bisa dilakukan dengan observasi, misalnya rahasia pribadi seseorang.
* Kecenderungan seseorang yang sedang diobservasi untuk berperilaku atau bersikap sesuai dengan yang diharapkan pengamat.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.”

* Custom log
* Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
* Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
* Tersedia dalam platform Android dan IOS
* Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
* Laporan statistik lengkap
* Aplikasi aman, praktis, dan efisien