Perubahan konsistensi (kekentalan) keputihan dapat terjadi sepanjang siklus menstruasi. Namun, waspadalah bila keputihan dibarengi aroma tidak sedap, perubahan konsistensi menjadi berbentuk keju, dan disertai keluhan seperti gatal atau nyeri.

Kondisi semacam itu adalah tanda gangguan kesehatan tertentu. Lantas, kenapa keputihan berwarna putih susu? Berikut daftar kondisi yang mendasarinya:

1. Ovulasi
Keputihan dapat berubah lebih mulus dan licin, serta berwarna putih susu mendekati ovulasi (sekitar dua minggu setelah hari pertama menstruasi).

Perubahan ini bertujuan untuk memfasilitasi sperma agar mampu mencapai sel telur, hingga pembuahan dapat terjadi.

2. Hubungan Seksual
Saat berhubungan seksual atau setelahnya, mungkin dapat terlihat munculnya keputihan warna putih susu. Tenang, ini termasuk kondisi normal.

Keputihan warna putih susu dalam hal ini bertujuan untuk lubrikasi atau menjadi pelumas ketika berhubungan seksual.

3. Penggunaan Kontrasepsi
Keputihan berwarna putih susu juga dapat muncul akibat penggunaan pil kontrasepsi. Pil kontrasepsi dapat mengubah status hormonal di dalam tubuh, dan berakibat pada perubahan keputihan.

Artikel lainnya: Apa Penyebab Keputihan yang Berlebihan?

4. Infeksi Jamur
Keputihan putih susu yang berkonsistensi seperti keju menandakan infeksi jamur Candida. Jamur Candida adalah flora normal yang memang dapat ditemukan di dinding vagina.

Namun, ketika terjadi perubahan keseimbangan lingkungan vagina, jamur tersebut justru dapat menyebabkan infeksi.

5. Kehamilan
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), perubahan selama kehamilan dapat meningkatkan jumlah keputihan pada wanita, yang disebabkan perubahan hormonal.

Selama kehamilan, biasanya keluar cairan putih susu yang disebut leukorea. Wanita juga mungkin mengalami lebih banyak risiko infeksi vagina selama kehamilan.

Konsultasi dengan dokter jika keputihan berbau menyengat atau berwarna lain seperti hijau, cokelat, atau kuning. Terlebih jika kamu mengalami keluhan lain seperti vagina gatal ataupun sensasi nyeri atau terbakar saat buang air kecil.

6. Bacterial Vaginosis (BV)
Sekitar 30 persen wanita usia subur biasanya akan berisiko mengalami bakterial vaginosis (BV), yaitu infeksi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri di vagina.

Penyakit BV berkaitan dengan douching (mencuci vagina dengan pembersih kewanitaan) dan memiliki lebih dari satu pasangan seksual. Keputihan cenderung berwarna putih keabu-abuan dan berbau amis.

7. Pelvic Inflammatory Disease (PID)
Pelvic inflammatory disease atau penyakit radang panggul adalah infeksi yang sering menyebar melalui kontak seksual. Hal ini terjadi ketika infeksi bakteri sudah menyebar ke vagina dan organ reproduksi lainnya.

Proses itu dapat menghasilkan cairan yang kental, berbau busuk, berwarna putih keabuan ataupun warna lainnya. Gejala lain yang muncul adalah gatal hebat pada vagina dan konsistensi keputihan seperti keju.

Artikel lainnya: Bahaya di Balik Keputihan Menggumpal

Begini Cara Mengatasi Keputihan Warna Putih Susu