Kandungan dalam obat batuk bermacam-macam dan memiliki cara kerja yang berbeda, sesuai dengan jenis batuk yang ditangani. Agar pengobatan maksimal, kandungan dalam obat batuk perlu diperhatikan.

Dilansir dari laman Alodokter.com, kandungan dalam obat batuk terbagi menjadi dua jenis. Jenis kandungan obat batuk yang pertama adalah antitusif yang berfungsi untuk meredakan batuk kering.

Sedangkan jenis kandungan obat batuk yang kedua adalah ekspektoran atau mukolitik. Kandungan di dalam obat batuk ini berfungsi untuk mengencerkan dahak dan memudahkan pengeluaran dahak dari saluran pernapasan.

Kandungan dalam Obat Batuk dan Manfaatnya
Agar optimal, penggunaan jenis dan kandungan obat batuk harus sesuai dengan jenis batuk. Penting untuk memperhatikan terlebih dahulu kandungan yang ada di dalamnya sebelum membeli.

Berikut beberapa kandungan obat batuk dan manfaatnya :

1. Dextromethorphan HBr

Dextromethorphan HBr merupakan kandungan obat batuk antitusif yang paling sering digunakan untuk mengatasi batuk kering. Dextromethorphan HBr bekerja dengan cara menekan refleks batuk di otak, sehingga dorongan untuk batuk berkurang.

Bila mengalami batuk kering yang sulit berhenti, apalagi sampai mengganggu istirahat, obat batuk ini merupakan pilihan yang tepat untuk dikonsumsi.

2. Diphenhydramine HCl dan Chlorpheniramine Maleate

Diphenhydramine HCl dan Chlorpheniramine Maleate merupakan obat antihistamin yang sering dikombinasikan dengan obat batuk antitusif, seperti Dextromethorphan HBr. Manfaat obat batuk kombinasi ini adalah untuk mengatasi batuk kering yang disertai gejala alergi, seperti bersin-bersin atau gatal pada hidung dan tenggorokan.

Diphenhydramine HCl dan Chlorpheniramine Maleate memiliki cara kerja yang sama, yaitu menghambat pelepasan zat histamin yang dapat memicu reaksi alergi.

3. Pseudoephedrine HCl

Pseudoephedrine HCl merupakan obat dekongestan yang juga sering dikombinasikan dengan Dextromethorphan HBr. Kombinasi kandungan obat batuk ini digunakan untuk mengatasi batuk yang disertai pilek atau hidung tersumbat.

Pseudoephedrine HCl bekerja dengan cara meredakan pembengkakan pembuluh darah di dalam hidung, sehingga saluran napas lebih terbuka dan napas menjadi lega.

4. Bromhexine HCl dan Guaifanesin

Bromhexine HCl dan Guaifenesin adalah jenis obat mukolitik dan ekspektoran yang digunakan untuk obat batuk berdahak. Kedua kandungan obat batuk ini bekerja dengan cara mengencerkan dahak agar lebih mudah dikeluarkan dari saluran pernapasan, sehingga napas terasa lebih lega dan batuk bisa lebih cepat sembuh.

Cara Memilih Obat Batuk yang Aman Dikonsumsi
Pemilihan obat batuk harus disesuaikan dengan jenis batuk yang derita, yaitu batuk berdahak atau batuk kering. Obat batuk yang tepat dan aman dapat membantu meredakan batuk dengan cepat, sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

Sebelum membeli obat batuk, kenali terlebih dahulu apakah batuk yang dialami tergolong batuk berdahak atau justru batuk kering. Berikut ini adalah cara memilih obat batuk yang tepat berdasarkan jenis batuknya:

Batuk Kering
Batuk kering adalah batuk yang tidak disertai dengan dahak. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

* Flu
* Paparan zat iritan, seperti bahan kimia, asap, atau debu
* Alergi
* Penyakit asam lambung
* Penyempitan saluran napas, seperti asma
* Efek samping obat ACE inhibitor untuk mengendalikan hipertensi

Obat golongan antitusif biasanya digunakan untuk mengobati batuk kering. Obat ini bertujuan untuk mengurangi refleks batuk dengan cara menekan sinyal batuk dari otak. Contoh obat antitusif adalah dextromethorphan. Obat batuk kering tidak boleh digunakan untuk kondisi batuk berdahak, begitu pula sebaliknya, karena perbedaan tujuan dari masing-masing obat.

Batuk Berdahak
Batuk berdahak adalah batuk yang disertai dahak atau lendir yang berasal dari hidung atau paru-paru. Batuk berdahak biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

* Infeksi virus atau bakteri
* Penyakit paru-paru, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau bronkitis
* Lendir hidung yang turun ke tenggorokan (postnasal drip) karena pilek atau sinusitis
* Kebiasaan merokok

Obat yang digunakan untuk mengatasi batuk berdahak dibagi ke dalam 2 golongan, yaitu ekspektoran dan mukolitik. Kedua golongan obat ini bertujuan untuk mempermudah pengeluaran dahak, tetapi dengan cara kerja yang berbeda.

Ekspektoran bekerja dengan cara melumasi saluran pernapasan agar lebih mudah mengeluarkan dahak saat batuk. Sementara itu, mukolitik akan memecah struktur molekul yang membentuk lendir, sehingga lendir menjadi lebih cair dan mudah dikeluarkan lewat batuk.

Salah satu obat batuk berdahak yang sering digunakan adalah guaifenesin. Obat ini bekerja dengan cara mengencerkan dahak yang menyumbat saluran pernapasan. Mengonsumsi obat batuk berdahak disertai banyak minum air putih akan memudahkan dahak untuk keluar saat batuk.

Efek Samping Obat Batuk
Obat batuk memang dapat membantu meredakan batuk jika pemakaiannya tepat. Namun, ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi dari konsumsi obat batuk, seperti mengantuk, pusing, mual, dan muntah.

Jika dikonsumsi berlebihan, obat batuk juga dapat menyebabkan penglihatan kabur, sulit buang air kecil, atau penurunan frekuensi pernapasan. Oleh karena itu, selalu baca petunjuk pemakaian obat batuk pada kemasan dengan saksama sebelum mengonsumsinya. Jangan sembarangan mengonsumsi obat batuk, termasuk antibiotik, karena dapat menyebabkan komplikasi, termasuk kebal dengan antibiotik.

Berapa Lama Obat Batuk Dapat Dikonsumsi?
Jika batuk yang dialami tak kunjung membaik dalam 3 minggu, bahkan setelah mengonsumsi obat batuk berdahak atau batuk kering. Ada baiknya konsultasikan dengan dokter. Terlebih jika batuk disertai dengan kesulitan bernapas, nyeri dada, dan penurunan berat badan.

Kandungan Obat Batuk dengan Pseudoephedrine atau Phenylephrine
Kandungan obat batuk pseudoephedrine atau phenylephrine umumnya digunakan untuk mengatasi hidung tersumbat. Obat yang mengandung dua bahan tersebut memang dijual bebas, tetapi penggunaannya tetap harus sesuai aturan pakai. Selain itu, kedua kandungan obat batuk ini juga tidak boleh dikonsumsi secara bersamaan.

Pseudoephedrine dan phenylephrine (PE) merupakan golongan obat dekongestan yang digunakan untuk meredakan hidung tersumbat dan tekanan pada sinus akibat flu, alergi, atau sinusitis. Kedua kandungan obat ini dijual bebas dan biasanya tersedia dalam bentuk tablet atau cairan. Penggunaan pseudoephedrine dan phenylephrine secara bersamaan dapat menyebabkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah.

Selain itu, kedua kandungan obat batuk tersebut tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh orang-orang dengan kondisi medis berikut ini:

* Tekanan darah tinggi (hipertensi)
* Hipertiroidisme
* Penyakit jantung
* Gangguan prostat
* Sindrom Raynaud

Tanda Obat Batuk Bekerja atau Manjur
Frekuensi batuk yang meningkat justru menunjukkan bahwa tubuh sudah melakukan mekanisme pembersihan pada saluran pernapasan. Semakin sering batuk, semakin banyak pula dahak yang keluar. Dengan begitu, bakal kian cepat pula masalah kesehatan ini mereda. Sayang, banyak orang yang terlanjur nggak sabar, yang kemudian memilih berganti obat, menambah dosis, atau bahkan menelan obat lain.