Jakarta – Sesuai keputusan pemerintah, Idul Adha 2020/1441 H akan dilaksanakan pada Jumat (31/7/2020). Perayaan dilakukan dengan menunaikan sholat Idul Adha dan menyembelih hewan qurban.

Tahun ini, perayaan Idul Adha 2020/1441 H harus menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah terinfeksi virus corona. Tentunya rukun, niat, dan pelaksanaan sholat Idul Adha harus ditunaikan demi memperoleh berkah Allah SWT.

Dalam hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan pentingnya menaati rukun sholat. Rukun yang menjadi syarat sah berlaku tiap kali melakukan ibadah, termasuk saat sholat Idul Adha.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، قَالَ أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ الْمَقْبُرِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَرَدَّ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم عَلَيْهِ السَّلاَمَ فَقَالَ ‏”‏ ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ ‏”‏ فَصَلَّى، ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ ‏”‏ ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ ‏”‏‏.‏ ثَلاَثًا‏.‏ فَقَالَ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ فَمَا أُحْسِنُ غَيْرَهُ فَعَلِّمْنِي‏.‏ قَالَ ‏”‏ إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَكَبِّرْ، ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ، ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلاَتِكَ كُلِّهَا ‏”

Artinya: Suatu ketika Rasulullah SAW masuk ke dalam masjid kemudian masuklah orang lain yang kemudian menunaikan sholat. Setelah itu, ia datang dan memberi salam pada Rasulullah SAW, lalu beliau menjawab salamnya. Rasulullah sAW berkata, “Ulangilah shalatmu karena sesungguhnya engkau tidaklah shalat.” Lalu ia pun sholat dan datang lalu memberi salam pada Rasulullah SAW. Dia tetap berkata yang sama seperti sebelumnya, “Ulangilah sholatmu karena sesungguhnya engkau tidaklah sholat.” Sampai diulangi hingga tiga kali. Orang yang jelek sholatnya tersebut berkata, “Demi yang mengutusmu membawa kebenaran, aku tidak bisa melakukan sholat sebaik dari itu. Makanya ajarilah aku,” Rasulullah SAW lantas mengajarinya dan bersabda, “Jika engkau hendak sholat, maka bertakbirlah. Kemudian bacalah ayat Al Quran yang mudah bagimu. Lalu rukuklah dan sertai thuma’ninah ketika rukuk. Lalu bangkitlah dan beri’tidallah sambil berdiri. Kemudian sujudlah sertai thuma’ninah ketika sujud. Kemudian bangkitlah dan duduk antara dua sujud sambil thuma’ninah. Kemudian sujud kembali sambil disertai thuma’ninah ketika sujud. Lakukan seperti itu dalam setiap sholatmu.” (HR Bukhari)

Berikut rukun sholat Idul Adha yang seperti sholat sehari-hari:

1. Berdiri

Sebelum sholat pastikan telah niat dan bersuci yang bisa dilakukan dengan wudhu atau tayamum. Ketentuan berdiri hanya berlaku bagi yang mampu melakukannya. Bagi yang memiliki keterbatasan atau kondisi tertentu bisa melakukannya dengan duduk atau berbaring.

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ ‏-رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا‏- قَالَ : { قَالَ لِيَ اَلنَّبِيُّ ‏- صلى الله عليه وسلم ‏-” صَلِّ قَائِمًا , فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا , فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ } رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ

Artinya: Dinarasikan Imran bin Husain, Rasulullah SAW berkata, “Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah dalam keadaan duduk. Jika tidak mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur menyamping.” (HR Bukhari).

2. Membaca takbir atau takbiratul ihram

Kalimat takbir dibaca hampir di semua gerakan sholat dari awal hingga selesai. Kewajiban membaca takbir tercantum dalam hadist yang diriwayatkan Ali bin Abu Thalib.

مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ

Artinya: “Pembuka shalat adalah thoharoh (bersuci). Yang mengharamkan dari hal-hal di luar shalat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam.” (HR Abu Daud).

3. Membaca surat Al-Fatihah di setiap rakaat sholat

Dalam hadistnya, Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan umatnya untuk membaca surat Al-Fatihah di tiap rakaat sholat. Setelah Al-Fatihah, bacaan sholat bisa ditambah surat-surat lain dalam Al Quran.

لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

Artinya: “Tidak ada shalat (artinya tidak sah) orang yang tidak membaca Al Fatihah.” (HR Abu Daud).

4. Ruku’ dan thuma’ninah

Ruku’ adalah gerakan yang membungkukkan punggung hingga 90 derajat dengan kedua telapak tangan berada di lutut, saat sholat dilakukan dengan posisi berdiri. Gerakan ruku saat sholat harus dilakukan dengan thuma’ninah yaitu rileks, tenang di seluruh persendian, dan tidak terburu-buru.

ثُمَّ اِرْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا

Artinya: “Kemudian membungkuklah (ruku’) dan tetap tenang di posisi tersebut selama beberapa saat (thuma’ninah).” (Kitab Bulugh Al-Mahram).

5. I’tidal dan thuma’ninah

Gerakan i’tidal dilakukan saat bangkit kembali usai ruku’ sambil membaca kalimat takbiratul ihram. I’tidal tentunya dilakukan dengan rileks dan tidak terburu-buru ketika sholat.

ثُمَّ اِرْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا

Artinya: “Kemudian tegakkan badan (i’tidal) dan tetaplah berdiri (thuma’ninah).” (Kitab Bulugh Al-Mahram).

6. Sujud dan thuma’ninah

Rukun sholat berikutnya adalah sujud yang juga dilakukan dalam kondisi persendian yang rileks, tenang, dan tidak terburu-buru.

ثُمَّ اُسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا

Artinya: “Kemudian sujudlah dan tetap tenang dalam posisi tersebut selama beberapa saat.” (Kitab Bulugh Al-Mahram).

Cara sujud telah diterangkan dalam hadist Rasulullah SAW yang dinarasikan Ibnu Abbas

أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الْجَبْهَةِ – وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ – وَالْيَدَيْنِ ، وَالرُّكْبَتَيْنِ وَأَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ

Artinya: Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian tubuh: dahi (Rasulullah SAW juga menunjuk hidung), telapak tangan kanan dan kiri, lutut kanan dan kiri, serta ujung kaki kanan dan kiri. (Kitab Bulugh Al-Mahram).

7. Duduk di antara dua sujud dan thuma’ninah

Gerakan berikutnya yang termasuk dalam rukun sholat adalah duduk di antara dua sujud, yang harus dilakukan dengan rileks dan tenang atau thuma’ninah.

ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا

Artinya: “Kemudian bangkit dan duduklah dengan tenang, lalu sujud dan tetaplah tenang selama beberapa saat. Lakukanlah sepanjang sholat.” (Kitab Bulugh Al-Mahram).

8. Duduk dan tasyahud akhir

Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan umatnya untuk duduk dan membaca tasyahud akhir ketikan akan menyudahi sholat.

فَإِذَا قَعَدَ أَحَدُكُمْ فِى الصَّلاَةِ فَلْيَقُلِ التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ

Artinya: “Jika siapa saja dari kamu duduk saat sholat (tasyahud), dia harus membaca ‘at-tah, iyyatu-li l-lahi,’ (Semua pujuan hanya untuk Allah SWT).” (HR Bukhari).

Bacaan saat duduk tasyahud ada dalam hadist yang dinarasikan Abdullah

لتَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Arab latin: At-tahiyyatu lillahi was-salawatu wat-tayyibat, as-salamu ‘alaika ayyuhan-Nabiyyu wa rahmatAllahi wa baraktuhu. As-salamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibad illahis-salihin, ashahdu an la illaha ill-Allah wa ashhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu

Artinya: “Segala penghormatan hanya milik Allah SWT, begitu juga segala sholat dan amal sholeh. Semoga kesejahteraan tercurah kepadamu, wahai Nabi SAW, begitu juga rahmat Allah SWT dengan segenap karuniaNya. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada kami dan hamba-hamba Allah SWT yang sholeh. Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain Allah SWT dan aku bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah hamba dan RasulNya.” (HR An-Nasa’i).

B. Niat dan pelaksanaan sholat Idul Adha

Niat dan pelaksanaan sholat Idul Adha mirip dengan sholat Idul Fitri. Takbir di dua sholat hari raya ini tidak hanya sekali seperti pelaksanaan ibadah setiap hari.

Berikut niat dan pelaksanaan sholat Idul Adha:

Bacaan niat sholat Idul Adha adalah:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًاإِمَامًا) لِلهِ تَعَــــــــالَى

Arab latin: Ushallii sunnatan liidil adha rok’ataini (makmuman/imaaman) lillahi ta’alaa

Artinya: “Aku berniat salat Idul Adha dua rakaat (sebagai makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

2. Membaca takbiratul ihram

3. Membaca doa iftitah

4. Takbir tujuh kali di rakaat pertama
Di antara takbir bisa membaca doa berikut:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Arab latin: Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallah wallahu akbar

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

5. Membaca surah Al-Fatihah

6. Membaca salah satu surat atau ayat dalam Al Quran

7. Ruku’

8. I’tidal

9. Sujud pertama

10. Duduk di antara dua sujud

11. Sujud kedua

12. Berdiri dan takbir lima kali untuk rakaat kedua
Dikutip dari buku Fiqih Islam Wa Adilatuhu karya Prof Dr Wahbah Az-Zuhaili, ketentuan tujuh kali takbir pada rakaat pertama dan lima kali di rakaat kedua dalam sholat Idul Adha terdapat dalam Mahdzab Syafi’i.

14. Membaca surah Al-Fatihah

15. Membaca salah satu surat atau ayat dalam Al Quran

16. Ruku’

17. I’tidal

18. Sujud pertama

19. Duduk di antara dua sujud

20. Sujud kedua

21. Duduk tasyahud akhir

22. Salam
(row/erd)