SuaraJakarta.id – Ketika menjalankan bisnis dengan cara berjualan, hal penting yang harus dipahami selain mempersiapkan produk jualan yang terbaik adalah mengetahui cara menghitung keuntungan jualan.

Perlu diketahui, bahwa banyak penjual yang masih berbisnis menggunakan prinsip asal jalan dan tidak memiliki perhitungan yang riil terkait keuntungan yang didapatkan .

Tentu, hal semacam itu merupakan suatu kesalahan yang cukup fatal. Pasalnya, keuntungan merupakan hasil yang didapatkan dari bisnis dan menandakan bahwa bisnis tersebut bagus. Tidak hanya itu, pengetahuan tentang cara menghitung keuntungan jualan pun nantinya akan membantu bisnis yang kamu jalankan bisa tetap survive dan juga berkembang.

Lantas, bagaimanakah cara untuk menghitung keuntungan jualan agar kamu bisa mengatur bisnis dengan lebih baik. Penasaran? Simak ulasannya!

Baca Juga:3 Artis Cantik Punya Bisnis Tambang Batu Bara, Nikita Mirzani Gelontorkan Uang Rp 10 Miliar di Kalimantan

Unsur Pokok Terkait Keuntungan Jualan

Sebelum membahas tentang simulasi perhitungan keuntungan, kamu perlu mengetahui unsur pokok terkiat keuntungan jualan tersebut. Setidaknya, ada dua unsur pokok terkait keuntungan jualan, yaitu:

1. Pendapatan
Menurut situs keuntungan.net, unsur pokok pertama terkait keuntungan dalam berjualan adalah pendapatan. Maksud dari pendapatan sendiri adalah nilai aktiva yang membuat nilai modal yang digunakan bertumbuh.

Pendapatan ini dibagi menjadi dua, yaitu pendapatan dari usaha dan pendapatan di luar usaha.

Pendapatan usaha didapatkan dari aktivitas utama dari bisnis itu sendiri, misalnya saja pendapatan dari penjualan produk serta jasa. Sedangkan penjualan di luar usaha adalah pendapatan yang didapatkan dari sewa atau investasi lain yang dilakukan.

Baca Juga:Artis Punya Bisnis Tambang Batu Bara, Modal Nikita Mirzani Mencapai Rp10 Miliar

2. Beban
Beban juga termasuk unsur pokok pendapatan yang penting diketahui. Pengertian beban sendiri adalah biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan guna meraih hasil yang ekonomis. Dalam hal ini, pengeluaran biaya atau beban akan membuat modal menjadi berkurang.

Ada dua macam beban dalam sebuah usaha, yaitu beban usaha dan beban di luar usaha.

Beban usaha adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan guna membiayai semua aktivitas utama dari perusahaan. Contoh beban usaha adalah biaya listrik, biaya gaji karyawan, biaya transportasi, biaya administrasi dan lainnya.

Sedangkan beban di luar usaha adalah biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan guna membiayai kegiatan di luar kegiatan utama perusahaan.

Kedua hal di atas nantinya akan menjadi kombinasi untuk menentukan pendapatan dari kegiatan bisnis yang dilakukan. Perbandingan keduanya juga bisa dijadikan alat untuk menilai apakah perusahaan berjalan dengan baik atau tidak.

Cara Menghitung Keuntungan Jualan
Berbincang tentang cara menghitung keuntungan jualan, ada beberapa langkah penting yang perlu kamu lakukan. Nah, beberapa langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi setiap item biaya produksi
Melakukan identifikasi dari setiap item biaya produksi adalah hal yang penting. Setidaknya, ada dua jenis biaya produksi yang perlu diketahui, yaitu biaya tetap dan juga biaya variabel.

Biaya tetap sendiri merupakan biaya yang memiliki jumlah tetap namun tidak bergantung pada kapasitas produksi. Contoh biaya tetap adalah gaji karyawan, biaya penyusutan dan lainnya.

Sedangkan biaya variabel adalah biaya sumber daya yang diukur untuk melakukan produksi. Besaran biaya ini naik turun sesuai dengan kapasitas produksi.

2. Menyusun laporan laba rugi
Setelah melakukan identifikasi, maka kamu perlu menyusun laporan laba rugi. Laporan ini menyajikan sumber pendapatan dan beban perusahaan. Cara menghitung laba rugi adalah:

Laba bersih = Laba kotor – beban usaha

3. Hitung biaya pembentuk harga pokok penjualan
Penentuan harga jual tidak bisa dilakukan dengan asal-asalan. Dalam hal ini, kamu harus memiliki perhitungan menyeluruh tentang biaya yang diperlukan untuk mendapatkan barang atau HPP.

Rumus Menghitung Keuntungan Penjualan
Untuk menghitung keuntungan penjualan, ada beberapa rumus penting yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Laba kotor
Rumus untuk menghitung laba kotor adalah:

Laba kotor = Penjualan bersih – HPP

Penjualan bersih = Penjualan – Potongan Penjualan – Retur Penjualan

HPP = Bahan baku yang digunakan + Total produksi (BTKL + Overhead pabrik) + Saldo akhir persediaan (saldo awal persediaan – saldo akhir persediaan)

2. Laba bersih
Untuk menghitung laba bersih, maka digunakan rumus:

Laba bersih = Laba kotor – Beban (Biaya operasional dan non operasional)

Beban yang dimaksud terdiri dari beberapa elemen yang berbeda, seperti biaya pajak, gaji karyawan, biaya iklan, dan lainnya.

Contoh Menghitung Keuntungan Penjualan
Untuk memberikan gambaran riil tentang cara menghitung keuntungan penjualan dalam bisnis yang kamu jalankan, simak contoh berikut ini:

Andi memiliki bisnis kue basah dengan omzet Rp 500.000 per hari dan bahan modal bahan baku Rp 150.000. Ia memiliki karyawan dengan gaji Rp 30.000 per hari dan memerlukan biaya iklan online Rp 10.000 per hari. Berapa keuntungan yang didapatkan?

Pertama, hitung laba kotor penjualan terlebih dahulu.

Laba kotor = Penjualan bersih – HPP, yaitu Rp 500.000 – Rp 150.000 = Rp 350.000

Jadi, laba kotor yang didapatkan adalah Rp 350.000.

Setelah itu, hitung laba bersih yang didapatkan. Rumus laba bersih adalah:

Laba bersih = Laba kotor – beban usaha.

Perhitungannya adalah:

Rp 350.000 – (Rp 30.000 + Rp 10.000) =

Rp 350.000 – Rp 40.000 = Rp 310.000.

Dari perhitungan di atas, maka laba bersih dari bisnis jualan kue yang Andi lakukan selama sehari adalah Rp 320.000. Sementara keuntungan bersih yang didapatkan Andi selama 1 bulan adalah Rp 9.600.000 (30 hari kerja).

Dengan perhitungan yang rinci, termasuk menghitung semua variabel yang ada, maka nantinya kamu bisa mengetahui keuntungan riil yang didapatkan.