Hampir setiap hari aku sering sesak napas. Kirain penyebabnya karena penyakit jantung, ternyata setelah ke dokter, aku malah punya GERD.

Baca juga: Perbedaan Maag dan GERD

Kenapa Sesak Napas Karena GERD Bisa Terjadi?
Kalau GERD udah parah, tandanya kerusakan katup lambung dan kerongkongan juga makin parah karena terlalu sering melonggar dan terbuka.

Kerusakan itu berpengaruh sampai ke saraf dan akhirnya bikin sering sesak napas.

Kenapa GERD Bisa Terjadi?
1. Makan terlalu cepat (mengunyah sebentar dan langsung telan)
Hal ini bisa menyebabkan katup lambung dan kerongkongan melonggar sehingga asam lambung jadi naik.

2. Makan sambil mengobrol
Sehingga udara ikut masuk bersama makanan dan membuat tekanan dalam lambung meningkat.

3. Ngemil terlalu sering
Seringnya ngemil terus-menerus sehingga katup lambung tidak istirahat dan terus menerus terbuka, dan meningkatkan tekanan terus menerus dalam lambung sehingga asam lambung naik ke atas.

4.Hobi makan makanan yang memicu asam lambung naik
Seperti gorengan, manis-manis, micin, junk food) dan pola makan berantakan sehingga meningkatkan produksi asam lambung dan reaksi radang.

5.Stress berlebihan
Stress yang berlebihan bahkan berujunganxietydapat menyebabkan reaksi radang di lambung meningkat dan ikut meningkatkan produksi asam lambung

6. Konsumsi makanan yang susah dicerna
Makanan seperti protein hewani (misal, daging merah) dan serat yang tidak seimbang.

Baca juga: 10 Gejala Penyakit Asam Lambung

Bagaimana Supaya GERD Dapat Diatasi?
Untungnya setelah coba rutin Detox 1 hari setiap minggu, GERD jadi gak pernah kambuh.

Aku udah gak pernah sesak napas lagi, dan bonusnya jerawat yang sering muncul di dagu karena pola makan sembarangan jadi ikutan ilang. Seneng banget pokoknya!

Nah, kalian yang sering sesak napas, jangan dianggap remeh ya. Bisa jadi kalian kena GERD kayak aku. Periksa ke dokter dan mulai perbaikin makan lewat rutin Detox. Jangan nunggu sampe parah kayak aku baru heboh nyari solusi.

Baca juga: Apa itu Detox?

5 Tips Membantu Mengatasi Maag Dan GERD
Meskipun Maag dan GERD sedikit berbeda, namun cara mengatasinya sama. Berikut adalah caranya:

1. Hindarimakanan pedas dan asam
2. Pola makan lebih teratur dengan porsi seimbang
3. Tidur teratur, 7-8 jam per hari
4. Hindarikopi, teh, dan alkohol dan perbanyak minum air putih
5. Rutin Detox 1 hari setiap minggu

Kenapa Perlu Detox Untuk Membantu GERD?
Pada Detox Maag, paket Detox sudah diformulasikan sehingga bukan hanya aman buat penderita Maag tetapi juga membantu penyembuhan Maag dan GERD, karena :

1. Mengandung phytonutrisi dan serat dari sayur hijau sehingga meningkatkan penyembuhan sel lambung, memberi makan bakteri baik, dan meningkatkan produksi lapisan perlindungan lambung.
2. Mengandung lemak sehat yang membantu menstabilkan produksi asam lambung, enzim dan hormon pencernaan.
3. Mengandung asam amino yang lengkap dan mudah serap sehingga mempercepat proses perbaikan sel-sel di lambung.

3 hal diatas akan sangat membantu tubuh dalam mengatasi GERD sekaligus menjaga agar gejala Maag tidak timbul saat sedang Detox selama 24 jam.

Dengan rutin Detox 1 hari setiap minggu dengan Paket Detox Maag, tubuh akan melakukan perbaikan dan bisa mengatasi Maag dan GERD hingga tidak kambuh lagi.

Cara Kerja Rutin Detox Untuk Menghilangkan Gerd
1. Paket Detox mengandung banyak mineral magnesium dan kalium dari sayur buah yang dapat menguatkan katup atas lambung.
2. Paket Detox mengandung karbohidrat kompleks dan serat, sehingga dapat menurunkan kadar asam lambung, kadar gula yang terserap tubuh, & aktivitas bakteri jahat di lambung.
3. Paket Detox mengandungphytonutrisisayur buah yang banyak untuk dapat mengembalikan keseimbangan bakteri lambung, keseimbangan kadar asam lambung, serta meningkatkan proses penyembuhan lambung dan kerongkongan.
4. Metode puasa dari makanan padat selama sehari bisa menurunkan kerja lambung dan mampu mengembalikan keseimbangan produksi asam lambung dan memberikan waktu lebih banyak proses penyembuhan lambung dan kerongkongan.

Tanya Hanny Pirss yang sering sesak napas karena GERD.

1. Muszynski J., et. al. 2016. Gastritis – facts and doubts. Gastroenterology Reviews. DOI: 10.5114/pg.2016. . Gear MWL., et. al. 1971. Gastric ulcer and gastritis. Gut. DOI: 10.1136/gut.12.8.639
3. Clarrett DM, and Hachem C. 2018. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Missouri Medicine. PMID: . Sethi S. and Richter JE. 2017. Diet and gastroesophageal reflux disease: role in pathogenesis and management. Current Opinion in Gastroenterology. DOI: 10.1097/MOG.