Salah satu dari limaRukun Islam adalah Shalat. Shalat ialah berhadap hati kepada Allah SWT sebagai ibadah, yang diwajibkan atas tiap-tiap orang Islam (shalat wajib) baik laki-laki maupun perempuan berupa perbuatan/perkataan dan berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun tertentu, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.(Baca :Manfaat takbir)
Adapun yang menjadi shalat wajib bagi seorang muslim adalah shalat lima waktu yang dikerjakan sebanyak lima kali sehari dalam waktu-waktu tertentu. Kecuali berhalangan oleh sebab-sebab tertentu yang dibenarkan oleh agama, selebihnya Shalat Wajib tidak boleh ditinggalkan oleh Muslim yang telah pubertas. Shalat Wajib terdiri atas;Shalat Subuh(2 raka’at), Shalat Dzuhur (4 raka’at), Shalat Ashar (4 raka’at), Shalat Maghrib (3 raka’at), dan Shalat ‘Isya (4 raka’at).(Baca :Keutamaan Shalat Ashar Berjamaah)
Waktu Mengerjakan Shalat
Waktu shalat berbeda-beda pada setiap tempat atau wilayah, bahkan perbedaan ni juga terasa dari waktu ke waktu sebab waktu shalat berkaitan dengan peredaran semu matahari terhadap bumi. Untuk menentukan waktu shalat diperlukan letak geografis, waktu (tanggal), dan ketinggian.
1. Shalat Subuh; dimulai sejak munculnya fajar shaddiq, yaitu cahaya putih yang melintang di ufuk timur sampai ketika matahari terbit. Untuk di Indonesia menurut WIB kira-kira sekitar pukul +30-05.30 WIB.(Baca : Makna Doa Qunut)
2. Shalat Dzuhur; dimulai jika matahari telah condong ke arah barat sampai tiba waktu Ashar. Untuk di Indonesia menurut WIB kira-kira sekitar pukul +00-14.30 WIB.
3. Shalat Ashar; diawali ketika kita meletakkan benda dan bayangannya lebih panjang dari benda itu sendiri (dalam Mazhab Hanafi jika panjang bayangan dua kali panjang benda), berakhir ketika matahari terbenam. Untuk di Indonesia menurut WIB kira-kira sekitar pukul +00-17.30 WIB.(Baca : Keutamaan Shalat Ashar Berjamaah)
4. Shalat Maghrib; dimulai sejak terbenamnya matahari sampai masuk waktu ‘Isya. Untuk di Indonesia menurut WIB kira-kira sekitar pukul +00-19.30 WIB.(Baca : Shalat Taubat)
5. Shalat ‘Isya; dimulai sejak hilangnya cahaya merah (syafaq) di barat sampai terbit fajar shaddiq esok pagi. Untuk di Indonesia menurut WIB kira-kira sekitar pukul +00-04.00 keesokan paginya.
Baca juga :
Syarat – Syarat Shalat
1. Beragama Islam.
2. Sudah baligh dan berakal.
3. Suci dari hadast atau najis.(Baca : Jenis-Jenis Najis Dalam Islam)
4. Suci seluruh anggota badan, pakaian, dan tempat.
5. Menutup aurat; laki-laki auratnya antara pusar sampa lutut, sedangkan wanita auratnya seluruh anggota badan kecuali muka dan kedua telapak tangan.
6. Telah masuk waktu yang sudah ditentukan untuk masing-masing shalat.
7. Menghadap kiblat.
8. Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunnat.(Baca : Keutamaan Shalat Witir)
Rukun Shalat
1. Membaca niat
2. Takbiratul ihram.
3. Berdiri tegak bagi yang mampu, boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit.
4. Membaca surah Al-Fatihah pada tiap-tiap raka’at.
5. Ruku’ dengan thuma’ninah.
6. I’tidah dengan thuma’ninah.
7. Sujud dengan kali dan thuma’ninah.
8. Duduk antara dua sujud dengan thuma’ninah.
9. Duduk tasyahud akhir dengan thuma’ninah.
10. Membaca tasyahud akhir.(Baca : Shalat Hajat)
11. Membaca shalawat Nabi pada tasyahud akhir.
12. Membaca salam yang pertama.
13. Tertib; berurutan dalam mengerjakan rukun-rukun shalat.
Baca juga :
Yang Membatalkan Shalat
1. Bila sala satu syarat atau rukunnya tidak dikerjakan atau sengaja tidak dikerjakan.
2. Terkena najis yang tidak dimaafkan.(Baca : Cara Membersihkan Najis)
3. Terbuka auratnya.
4. Berkata-kata dengan sengaja walau hanya satu huruf tapi yang memberi pengertian.
5. Mengubah niat; misalnya ingin memutuskan shalat.
6. Makan atau minum saat shalat walau hanya sedikit.
7. Tertawa terbahak-bahak.
8. Membelakangi kiblat.
9. Mendahului imamnya dua rukun (jika shalat berjamah).
10. Murtad (keluar dari Islam).
11. Menambah rukun yang berupa perbuatan seperti ruku’ dan sujud.
12. Bergerak berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan dengan sengaja.
Baca juga :
Sunnat Dalam Mengerjakan Shalat
1. Sunnat Hai’at
Sunaat Hai’at ialah apabila tidak dikerjakan, tertinggal, atau tidak diinginkan untuk melakukannya tidak perlu melakukan sujuh sahwi.
* Mengangkat kedua belah tangan ketika takbiratul ihram, ketika ruku’, dan ketika berdiri dari ruku’.
* Meletakkan telapak tangan yang kanan diatas tangan kiri ketika bersidekap.
* Membaca do’a iftitah setelah takbiratul ihram.(Baca : Hukum Membaca Doa Iftitah)
* Membaca ta’awwudz ketika hendak membaca Al-Fatihah.
* Membaca “Aamiin” setelah selesai membaca Al-Fatihah.
* Membaca surat Al-Qur’an pada dua raka’at pertama sehabis membaca Al-Fatihah.
* Mengeraskan bacaan surat Al-Alfatihah dan surat Al-Qur’an pada raka’at pertama dan kedua pada shalat Maghrib, ‘Isya, dan Subuh; kecuali makmum.
* Membaca takbir ketika gerakan naik turun.
* Membaca Sami’ Allaahu liman hamidah ketika bangkit dari ruku’ dan membaca Rabbanaa lakal hamdu ketika I’tidal.
* Meletakkan telapak tangan di atas paha pada waktu duduk bertasyahud awal dan akhir dengan membentangkan yang kiri dan menggenggam yang kanan kecuali jari telunjuk.
* Duduk iftirasy (duduk dengan menegakkan kaki kanan dan membentangkan kaki kiri kemudian menduduki kaki kiri tersebut) dalam duduk dalam shalat.
* Duduk tawwaruk (simpuh) pada waktu duduk tasyahud akhir.
* Membaca salam yang kedua.
* Memalingkan muka ke kanan dan kiri masing-masing ketika mengucap salam.
2. Sunnat Ab’adh
Yakni sunnat dalam shalat yang apabila ditinggalkan maka disunnatkan untuk menggangantinya dengan sujud sahwi. Cara melakukan sujud sahwi adalah dengan dua kali sujud sebagaimana sujud biasa, dilakukan sebelum salam.
* Membaca tasyahud awal
* Membaca shalawat pada tasyahud awal.(Baca : Manfaat Shalawat Nariyah)
* Membaca shalawat atas keluarga Nabi Muhammad SAW pada tasyahud akhir
* Membaca do’a Qunut pada shalat Subuh.(Baca : Makna Doa Qunut)
Makruh Shalat
1. Menaruh telapak tangan di dalam lengan baju ketika takbiratul ihram, ruku’, dan sujud.
2. Memejamkan mata.
3. Menutup mulutnya rapat-rapat.
4. Memalingkan muka ke kiri dan kanan (tengok sana sini)
5. Menengadah ke langit.
6. Kepalanya terbuka.
7. Bertolak pinggang.
8. Menahan hadast.
9. Meludah
10. Mengerjakan shalat di atas kuburan.
11. Melakukan hal-hal yang dapat mengurangi kekhusyuk’an shalat.
Perbedaan Shalat Laki-laki dan Perempuan
Laki-laki
* Auratnya antara pusar sampai lutut.
* Merenggangkan kedua siku tangan dari kedua lambung saat ruku’ dan sujud.
* Saat ruku’ dan sujud mengangkat pertunya dari kedua paha.
* Menyaringkan suara bacaannya.
* Bila terdapat kesalahan maka menegur imam dengan ucapan tasbih Sunhaanallah.
Perempuan
* Auratnya seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.
* Merapatkan satu anggota tubuh kepada anggota tubuh lainnya.
* Saat ruku’ dan sujud meletakkan perut pada kedua paha.
* Merendahkan suara bacaan di hadapan laki-laki yang bukan muhrim.
* Bila terdapat kesalahan maka menegur imam dengan tepuk tangan; yaitu telapak tangan kanan dipukulkan ke punggung tangan yang kiri.
Tata Cara Mengerjakan Shalat Serta Bacaannya
1. Berdiri tegak menghadap kiblat dan sambil mengucap niat untuk mengerjakan shalat. Niat shalat adalah sesuai dengan shalat yang sedang dikerjakan;
“Ushalli fardhas subhi rak’ataini mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.”
Artinya:
“Aku niat shalat fardhu subuh dua raka’at menghadap kiblat (sebagai ma’mum/sebagai imam) karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
“Ushalli fardhadz dzuhri arba’a raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.”
Artinya:
“Aku niat shalat fardhu dzuhur empat raka’at menghadap kiblat (sebagai ma’mum/sebagai imam) karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
“Ushalli fardhal ashri arba’a raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.”
Artinya:
“Aku niat shalat fardhu ashar empat raka’at menghadap kiblat (sebagai ma’mum/sebagai imam) karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
“Ushalli fardhal maghribi salasa’ raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.”
Artinya:
“Aku niat shalat fardhu maghrib tiga raka’at menghadap kiblat (sebagai ma’mum/sebagai imam) karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
“Ushalli fardhal ‘Isyaa-i raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.”
Artinya:
“Aku niat shalat fardhu ‘isya empat raka’at menghadap kiblat (sebagai ma’mum/sebagai imam) karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
Baca juga :
2. Kemudian takbiratul ihram (mengangkat kedua tangan sambil membaca: Allaahu akbar (Allah Maha Besar).
3. Kemudian kedua tangan disedekapkan pada dada dan membaca do’a iftitah:
للهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. أِنِّ وَجَّهْةُ وَجْهِيَ ِللذِيْ فَطَرَالسَّمَوَاتِ وَاْلآَرْضَ حَنِيِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمْحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Allaahu akbaru kabiiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi bukrataw waashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahirabbil ‘aalamiin. Laa syariika lahuu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.”
Artinya:
“Allah Maha Besar, Maha Sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah, pujian yang sebanyak-banyaknya. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan petang. Kuhadapkan wajahku kepada zat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan penuh ketulusan dan kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku semuanya untuk Allah, penguasa alam semesta. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang islam.”
Dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah:
.بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ . الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم . مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ . إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
.اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
“Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin. Arrahmaanir rahiim. Maalikiyaumiddiin. Iyyaaka na’budu waiyyaaka nasta’iinu. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladhdhaalliin. Aamiin.”
Artinya:
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Penguasa hari pembalasan. Hanya kepada-Mu lah aku menyembah dan hanya kepada-Mu lah aku memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang telah Kau berikan nikmat, bukan jalannya orang-orang yang Kau murkai dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat.”
Dilanjutkan dengan membaca salah satu surah pendek atau ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
4. Ruku’
Selesai membaca surat, lalu kedua tangan diangkat setinggi telinga dan membaca Allaahu akbar, kemudian badan dibungkukkan, kedua tangan memegang lutut dan ditekankan. Usahakan antara punggung dan kepala supaya rata. Setelah sempurna, kemudian membaca:
“Subhaana rabbiyal ‘adziimi wa bihamdih”. (3x)
Artinya:
“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya.” (3x)
5. I’tidal
Setelah ruku’, kemudian bangkit tegak dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil membaca:
“Sami’allaahu liman hamidah.”
Artinya:
“Allah mendengar orang yang memuji-Nya.”
Setelah berdiri tegak lalu membaca:
“Rabbanaa lakal hamdu mil’us samaawati wa mil ‘ulardhi wa mil ‘umaasyi’ta min syai’in ba’du.”
Artinya:
“Ya Allah Tuhan Kami. Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh barang yang Engkau kehendaki sesudah itu.”
6. Sujud
Selesai I’tidal lalu sujud; dengan meletakkan dahi di alas shalat. Ketika turun, yaitu dari berdiri i’tidal ke sujud sambil memabca Allahuu akbar. Dan saat sujud membaca tasbih:
“Subhaana rabbiyal a‘laa wa bihamdih.” (3x)
Artinya:
“Maha Suci Allah, serta memujilah aku kepada-Nya.”
7. Duduk di antar dua Sujud
Setelah sujud lalu bangun untuk duduk sambil membaca Allaahu akbar, dan saat duduk membaca:
“Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii.”
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku dan angkatlah derajatku dan ebrilah rezeki kepadaku, dan berilah aku petunjuk, dabn berilah kesehatan bagiku dan berilah ampunan kepadaku.”
8. Sujud Kedua
Sujud kedua, ketiga, dan keempat dikerjakan seperti sujud pertama baik cara maupun bacaannya.
9. Tasyahud Awal
Pada raka’at kedua (jika kita Shalat kecuali shalat Subuh), kita duduk membentuk tasyahud awal dengan sikap kaki kanan tegak dan kaki kiri diduduki sambil membaca tasyahud awal:
اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِاللهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ اَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهُ، اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ،
“Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibadadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah. Wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Allaahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammad.”
Artinya:
“Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya (tetap tercurahkan) atas mu, wahai Nabi (Muhammad). Semoga keselamatan (tetap terlimpahkan) atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad.”
Selesai Tahiyat Awal, lalu berdiri kembali dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil membaca Allaahu akbar untuk mengerjakan raka’at ketiga (cara-caranya sama seperti raka’at pertama (tanpa dimulai membaca do’a Iftitah dan sesudah membaca surat Al-Fatihah tidak membaca surat pendek maupun ayat-ayat Al-Qur’an).
Selesai raka’at ketiga, langsung mengerjakan raka’at keempat (cara-caranya sama seperti raka’at kedua, hanya saja setelah sujud terakhir (sujud kedua) lalu duduk kaki bersilang (tawarruk) atau tahiyat akhir.
Baca juga :
10. Tahiyatul Akhir
Cara duduknya; usahakan pantat menempel di alas shalat dan kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Jari-jari kaki kanan tetap menekan ke kiri alas shalat. Bacaan tahiyat akhir sama seperti bacaan tahiyat awal ditambah dengan bacaan berikut ini:
“Wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammad.”
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad SAW.”
Disunatkan membaca Shalawat Ibrahimiyah :
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَرَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“Kamaa shallaitaa ‘alaa sayyidinaa ibraahiim wa ‘alaa aali sayyidinaa ibraahiim. Wa baarik ‘alaa sayyidinaa muhammad wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammad. Kamaa baarakta ‘alaa sayyidinaa ibraahiim wa ‘alaa aali sayyidinaa ibraahiim. Fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid.
Artinya:
“Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim beserta keluarganya. Di seluruh alam semesta Engkaulah Yang Terpuji dan Maha Mulia.”
11. Salam
Selesai tahiyat akhir, kemudia salam dengan menengok ke kanan dan ke kiri sambil membaca:
“Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.”
Artinya:
“Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.”
Pada waktu salam pertama kita terlebih dahulu menengok ke sebelah kanan, baru ke sebelah kiri. Dengan salam, berarti shalat kita telah selesai.
Do’a Sesudah Shalat
“Astaghfirullaahal ‘adzim alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih.”
(Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau sesatkan hati kami sesudah mendapat petunjuk, berilah kami karunia. Engkaulah Yang Maha Pemurah).
“Rabbanaghfirlanaa waliwaalidiina wali jami’iil muslimiina wal muslimaati wal mu’minii na wal mu’minaati al ahya-i min huwal amwaati innaka ‘ala kulli syai-in qadiir.”
(Ya Allah Ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan dosa-dosa orang tua kami, dan bagi semua orang Islam laki-laki dan perempuan, orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya Engkau dzat Yang Maha Kuasa atas segala-galanya.)
“Rabbanaa aatinaa fiddun yaa hasanataw wafil aakhirati hasanataw waqinaa ‘adzaabannaar.”
(Ya Allah Ya Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di akhirat, dan hindarkan kami dari api neraka.)
“Allaahummaghfir lanaa dzunuubanaa wakaffir ‘annaa sayyiaatinaa watwaffanaa ma’al abraar.”
(Ya Allah ampunilah dosa kami dan tutupilah segala kesalahan kami, dan semoga jika kami mati nanti bersama-sama dengan orang-orang yang baik-baik.)
“Alhamdu lillaahi Rabbil ‘aalamiin. Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa aalihii washahbihii wasallim. Allahumma inni as-alukal ‘afwa wal’aafiyata walmu’aafaatad daaimah fiddiini waddun-yaa wal aakhirati wa shallallahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa aalihii washahbihii wasallam. Walhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin.”
(Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Mudah-mudahan salam dan rahmat dilimpahkan Allah kepada junjungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya. Ya Allah, aku minta ampun dan sehat wal’afiat di dunia dan di akhirat. Anugerahilah Junjungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga dan shahabatnya kesejahteraan dan rahmat. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam)
Artikel terkait :