Jakarta – Sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang muakkad (sangat dianjurkan). Sebab Rasulullah SAW senantiasa mengerjakannya dan berpesan kepada para sahabatnya untuk mengerjakan sholat dhuha sekaligus menjadikannya sebagai wasiat.

Dikutip dalam buku ‘Berkah Sholat Dhuha’ oleh M. Khalilurrahman Al Mahfani, wasiat yang diberikan Rasulullah kepada satu orang juga berlaku untuk seluruh umat, kecuali terdapat dalil yang menunjukkan kekhususan hukumnya bagi orang tersebut.

Kesunahan sholat dhuha berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA adalah:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kekasihku (Muhammad SAW) mewariskan kepadaku tiga hal yang tidak akan aku tinggalkan selama hidupku, puasa tiga hari setiap bulan, sholat dhuha dan aku tidak tidur sebelum sholat witir.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Keutamaan sholat dhuha juga ada dalam buku ‘Dahsyatnya Tahajud, Subuh dan Dhuha: Keberkahan Bangun Pagi’ oleh Adnan Tarsyah menyebutkan, Abu Dzar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Setiap tulang dan persendian badan dari kamu ada sedekahnya; setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap amar ma’ruf adalah sedekah. Maka yang dapat mencukupi hal itu hanyalah dua rakaat yang dilakukannya dari sholat Dhuha.” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud).

Sholat dhuha biasanya dilakukan sebanyak 2 rakaat, namun ada juga yang melakukannya hingga 12 rakaat. Cara melakukan sholat dhuha sama sebenarnya dengan shalat sunnah pada umumnya. Perbedaanya terletak pada pembacaan niat, doa dan waktunya.

Dalam buku ‘Shalat Subuh dan Shalat Dhuha oleh Muhammad Khalid disebutkan, sholat dhuha sebaiknya dilakukan mulai terbit matahari dari seperempat jam setelah terbitnya matahari. Afdolnya dilakukan saat matahari sedang naik sekitar pukul 09.00 pagi.

Niat sholat dhuha:
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

“Ushalli Sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.”

Artinya: “Aku niat sholat sunat dhuha karena Allah ta’ala.

Setelah membacakan niat, lakukan tata cara sholat pada umumnya yang terdiri dari 2 rakaat.

Membaca doa setelah sholat disunahkan sesuai dengan ajaran Rasulullah. Berikut bacaan doa sholat dhuha lengkap beserta artinya:

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ

Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu.”

اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-shalihiin.

Artinya: “Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh.”

Selain doa sholat dhuha, Anda juga bisa menyebutkan sebuah permintaan ataupun doa khusus yang kita inginkan karena Allah Maha Mendengar dan memohonlah agar Allah SWT mengabulkannya.

(lus/erd)