Muslimahdaily- Dalam Islam kita mengenal yang namanya sujud sahwi. Sujud ini dilakukan ketika kita melewatkan hal-hal yang ada di dalam shalat. Pasalnya, ada kalanya kita hilang konsentrasi hingga lupa membaca atau melakukan gerakan shalat tertentu. Pada saat itulah kita dianjurkan untuk melakukan sujud sahwi.

Melansir dari laman NU Online, setidaknya ada lima keadaan yang yang disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi.

Sebab sujud sahwi

1. Ketika meninggalkan sunnah ab’ad.

Yang termasuk sunnah ab’ad di antaranya, qunut, tasyahud awal, shalawat pada Nabi pada saat tahiyyat, shalawat pada keluarga Nabi pada tahiyyat akhir, dan duduk tasyahud awal.

2. Lupa melakukan sesuatu yang membatalakan shalat bila dilakukan dengan sengaja.

Misalnya, lupa memperpanjang bacaan pada i’tidal dan duduk di antara dua sujud. Dua hal tadi termasuk rukun qashir yang tidak boleh dipanjangkan.

3. Memindahkan rukun qauli (bacaan) bukan pada tempatnya.

Misalnya, membaca Al Fatihah ada saat duduk di antara dua sujud.

4. Ragu dalam meninggalkan sunnah ab’ad.

Misalnya, seseorang ragu apakah dia sudah membaca qunut atau belum, maka sunnah melaksanakan sujud sahwi.

5. Melakukan perbuatan yang kemungkinan tergolong sebagai tambahan.

Misalnya, seseorang lupa apakah dia sudah sampai pada rakaat ketiga atau keempat pada shalat Isya. Dengan demikian, rakaatnya harus dihitung pada rakaat ketiga dan wajib menambah satu rakaat lagi, kemudian sebelum salam melaksanakan sujud sahwi.

Pada poin kelima, Rasulullah menjelaskan sebagai berikut,

“Ketika kalian ragu, tidak ingat apakah telah melakukan shalat tiga rakaat atau empat rakaat maka buanglah rasa ragu itu dan lanjutkanlah pada hal yang diyakini (hitungan tiga rakaat) dan hendaklah melakukan sujud dua kali sebelum salam. Jika shalat tersebut sempurna maka tambahan satu rakaat dihitung (pahala) baginya dan dua sujud merupakan kesunnahan baginya, jika ternyata shalatnya memang kurang satu, maka tambahan satu rakaat menyempurnakan shalatnya dan dua sujud itu untuk melawan kehendak syaitan.” (HR. Abu Daud).

Tata cara sujud sahwi

Sujud sahwi dilakukan sebanyak dua kali sujud sebelum salam. Secara umum, sujud sahwi dianjurkan untuk dilakukan sebelum salam, yang berarti di dalam shalat. Namun demikian, sujud sahwi dapat dilakukan juga di luar shalat atau setelah salam.

Sujud sahwi sebelum salam

1. Usai membaca tasyahud akhir, mengucap takbir.

2. Sujud sambil membaca,

سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى

Subhaana robbiyal a’laa.

Artinya: Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi.

Atau juga bisa membaca,

سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو

Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw.

Artinya: Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa.

3. Takbir lagi untuk bangkit sujud.

4. Duduk sebagaimana duduk antara dua sujud.

5. Takbir lagi lagi sujud dengan bacaan yang sama.

6. Takbir lagi untuk bangkit sujud.

7. Salam.

Sujud sahwi setelah salam

Sujud sahwi setelah salam dilakukan ketika ada jeda singkat setelah seseorang menyelesaikan shalatnya atau artinya dia sudah mengucap salam namun baru ingat dengan kesalahan shalatnya maka dia melakukan sujud sahwi.

Sujud sahwi yang dilakukan setelah salam tak jauh berbeda dengan yang dilakukan sebelum salam. Seseorang tidak harus mengulangi bacaan tasyahud akhir dan langsung takbir untuk sujud sahwi.

Perlu dicatat bahwa sujud sahwi hukumnya sunnah dan tidak wajib. Oleh karena itu kita tidak perlu khawatir akan kesahihan shalat tanpa melakukan sujud sahwi.

Wallahu ‘alam.