Medan – Agama Islam mempunyai tata cara tersendiri dalam mengurus jenazah. Hukum mengurus jenazah dalam Islam sendiri, masuk ke dalam fardhu kifayah.

Fardhu kifayah artinya kewajiban yang apabila dilakukan oleh sebagian orang, maka gugurlah kewajiban bagi umat Islam lainnya. Fardhu kifayah dalam merawat jenazah adalah mulai dari memandikan, mengkafani, mensalatkan, dan menguburkan.

Lantas bagaimana tata cara dalam melakukan perawatan jenazah dalam agama Islam? Salah satu dosen UNY, Dr. Marzuki, M.Ag, menuliskan dengan detail tata cara fardhu kifayah ke jenazah mulai dari memandikan sampai menguburkan.

Berikut tata cara fardhu kifayah, tulisan Dr. Marzuki, M. Ag, dikutip detikSumut pada Senin (4/7/2022) dari laman resmi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

A. Memandikan Jenazah

Adapun tata cara memandikan jenazah sebagai berikut:

1. Menaruh mayat di tempat yang tinggi supaya memudahkan mengalirnya air yang telah disiramkan ke tubuh mayat.

2. Melepaskan pakaian mayat lalu ditutup dengan kain agar auratnya tidak terlihat, kecuali anak kecil.

3. Orang yang memandikan hendaknya menggunakan sarung tangan, terutama ketika menggosok aurat si mayat.

4. Mengurut perut si mayat dengan pelan untuk mengeluarkan kotorankotoran yang ada dalam perutnya, kecuali perut perempuan yang hamil.

5. Memulai membasuh anggota badan si mayat sebelah kanan dan anggota tempat wudhu.

6. Membasuh seluruh tubuh si mayat dengan rata tiga kali, lima kali, tujuh kali, atau lebih dengan bilangan ganjil. Di antaranya dicampur dengan daun bidara atau yang sejenisnya yang dapat menghilangkan kotoran-kotoran di badan mayat, seperti sabun,sampo, dan sebagainya.

7. Menyiram mayit berulang-ulang hingga rata dan bersih dengan jumlah ganjil. Waktu menyiram tutuplah lubang-lubang tubuh mayit agar tidak kemasukan air.

8. Jangan lupa membersihkan rongga mulut mayit, lubang hidung, lubang telinga, kukunya, dan sebagainya.

9. Yang terakhir, siramlah dengan larutan kapur barus atau cendana.

10. Untuk mayat perempuan setelah rambutnya diurai dan dimandikan hendaknya dikeringkan dengan semacam handuk lalu dikelabang menjadi tiga, satu di kiri, satu di kanan, dan satu di ubun-ubun, lalu ketiga-tiganya dilepas ke belakang.

11. Setelah selesai dimandikan, badan mayat kemudian dikeringkan dengan semacam handuk.

B. Mengkafani Jenazah

Adapun tata cara mengkafani jenazah sebagai berikut:

1. Letakkan tali-tali pengikat kain kafan sebanyak 7 helai, dengan perkiraan yang akan ditali adalah:
a. bagian atas kepala
b. bagian bawah dagu
c. bagian bawah tangan yang sudah disedekapkan
d. bagian pantat
e. bagian lutut
f. bagian betis
g. bagian bawah telapak kaki.

2. Bentangkan kain kafan dengan susunan antara lapis pertama dengan lapis lainnya tidak tertumpuk sejajar, tetapi tumpangkan sebagian saja, sedangkan lapis ketiga bentangkan di tengah-tengah.

3. Taburkan pada kain kafan itu kapus barus yang sudah dihaluskan.

4. Letakkan kain surban atau kerudung yang berbentuk segitiga dengan bagian alas di sebelah atas. Letak kerudung ini diperkirakan di bagian kepala mayit.

5. Bentangkan kain baju yang sudah disiapkan. Lubang yang berbentuk belah ketupat untuk leher mayit. Bagian sisi yang digunting dihamparkan ke atas.

6. Bentangkan kain sarung di tengah-tengah kain kafan. Letak kain sarung ini diperkirakan pada bagian pantat mayit.

7. Bujurkan kain cawat di bagian tengah untuk menutup alat vital mayit.

8. Lalu letakkan mayit membujur di atas kain kafan dalam tempat tertutup dan terselubung kain.

9. Sisirlah rambut mayat tersebut ke belakang.

10. Pasang cawat dan talikan pada bagian atas.

11. Tutuplah lubang hidung dan lubang telinga dengan kapas yang bulat.

12. Sedekapkan kedua tangan mayait dengan tangan kanan di atas tangan kirinya.

13. Tutuplah persendian mayit dengan kapas-kapas yang telah ditaburi kapur barus dan cendana yang dihaluskan, seperti sendi jari kaki, mata kaki bagian dalam dan luar, lingkaran lutut kaki, sendi jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku, pangkal lengan dan ketiak, leher, dan wajah/muka.

14. Lipatlah kain sarung yang sudah disiapkan.

15. Kenakan baju yang sudah disiapkan dengan cara bagian sisi yang telah digunting diletakkan di atas dada dan tangan mayit.

16. Ikatkan surban yang berbentuk segitiga dengan ikatan di bawah dagu.

17. Lipatkan kain kafan melingkar ke seluruh tubuh mayit selapis demi selapis sambil ditarik ujung atas kepala dan ujung bawah kaki.

18. Kemudian talikan dengan tali-tali yang sudah disiapkan.

C. Mensalatkan Jenazah

Syarat-syarat salat jenazah seperti berikut:
1. Syarat-syarat yang berlaku untuk shalat berlaku untuk shalat jenazah.

2. Mayat terlebih dahulu harus dimandikan dan dikafani.

3. Menaruh mayat hadir di muka orang yang menshalatkannya.

Adapun rukun shalat jenazah (yang berlangsung selama pelaksanaan shalat jenazah) adalah sebagai berikut:

1. Niat melakukan salat jenazah semata-mata karena Allah.
Contoh lafazh niat shalat jenazah:

اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةِ اِمَامًا| مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Artinya: Saya berniat salat atas mayat ini dengan empat takbir sebagai fardlu kifayah, menjadi imam/ma’mum karena Allah Ta’ala.

Jika jenazahnya perempuan, maka kata ‘hadzal mayyiti’ diganti dengan kata ‘hadzihil mayyitati’. Dan jika jenzahnya ghaib, maka ditambahkan setelah ‘hadzal mayyiti’ kata ‘ghaiban’ atau setelah ‘hadzihil mayyitati’ kata ‘ghaibatan’.

2. Berdiri bagi orang yang mampu.

3. Takbir (membaca Allahu Akbar) empat kali.

4. Membaca surat al-Fatihah setelah takbir pertama.

5. Membaca doa shalawat atas Nabi setelah takbir kedua.

6. Berdoa untuk mayat dua kali setelah takbir ketiga dan keempat.

7. Salam.

D. Menguburkan Jenazah

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam rangka mengubur mayat adalah sebagai berikut:

1. Memperdalam galian lobang kubur agar tidak tercium bau si mayat dan tidak dapat dimakan oleh burung atau binatang pemahan bangkai.

2. Cara menaruh mayat di kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah kiblat kemudian di atasnya ditaruh papan kayu atau yang semacamnya dengan posisi agak condong agar tidak langsung tertimpa tanah ketika mayat ditimbuni tanah.

3. Cara memasukkan mayat ke kubur yang terbaik adalah dengan mendahulukan memasukkan kepala mayat dari arah kaki kubur.

4. Mayat diletakkan miring ke kanan menghadap ke arah kiblat dengan menyandarkan tubuh sebelah kiri ke dinding kubur supaya tidak terlentang kembali.
5. Para ulama menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi mayat sebelah kanan setelah dibukakan kain kafannya dari pipi itu dan ditempelkan langsung ke tanah. Simpul tali yang mengikat kain kafan supaya dilepas.

6. Waktu memasukkan mayat ke liang kubur dan meletakkannya dianjurkan membaca doa seperti:

بِسْمِ اللهِ وَعَلَى مِلَّةِ/سُنَّةِ رَسُولِ اللهِ

Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah” (HR. at-Tirmidzi dan Abu Daud).

7. Untuk mayat perempuan, dianjurkan membentangkan kain di atas kuburnya pada waktu dimasukkan ke liang kubur. Sedang untuk mayat laki-laki tidak dianjurkan.

8. Orang yang turun ke lobang kubur mayit perempuan untuk mengurusnya sebaiknya orang-orang yang semalamnya tidak mensetubuhi isteri mereka.

9. Setelah mayat sudah diletakkan di liang kubur, dianjurkan untuk mencurahinya dengan tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepala mayit lalu ditimbuni tanah.

10. Di atas kubur boleh dipasang nisan sebagai tanda. Yang dianjurkan, nisan ini tidak perlu ditulisi.

11. Setelah selesai mengubur, dianjurkan untuk mendoakan mayat agar diampuni dosanya dan diteguhkan dalam menghadapi pertanyaan malaikat. 12. Waktu menguburkan boleh siang dan boleh malam, asal tidak pas waktu matahari terbit, matahari terbenam, atau matahari tepat di atas kita (tengah hari).

(afb/afb)