Kapanlagi Plus – Salah satu fenomena langit yang ada di sekitar kita adalah terjadinya gerhana bulan dan juga matahari. Dilansir dalam Wikipedia, gerhana bulan sendiri ialah keadaan dimana seluruh atau sebagian penampang bulan tertutup oleh bumi, sehingga cahaya matahari tidak sampai ke bulan karena terhalangi oleh bumi. Sedangkan gerhana matahari ialah ketika posisi bulan terletak di antara matahari dan bumi sehingga cahaya matahari tidak sampai ke bumi karena terhalang oleh bulan. Pada saat itu, sebagai umat islam kita disunnahkan untuk melaksanakan sholat sunnah dua rakaat atau disebut dengan sholat gerhana.

Hukum melaksanakan sholat yang satu ini yakni sunnah muakkad atau sangat dianjurkan. Dan juga anjuran menunaikan sholat gerhana juga terdapat pada hadist berikut ini,

Allah SWT pun berfirman bahwa, “Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla. Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Oleh karena itu, jika kau menyaksikan gerhana bergegaslah untuk mengerjakan shalat.” (HR. Muslim).

Selain itu, Allah SWT juga berfirman dalam surat Al-Fushilat ayat 37 yang artinya ialah:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (QS. Fushilat: 37)

Untuk waktu pelaksanaan sholat gerhana sendiri yaitu sebaiknya segera dilakukan sejak dimulainya gerhana atau ketika bulan tertutupi hingga gerhana berakhir. Jumlah rakaat sholat sunnah yang satu ini ialah sebanyak dua rakaat dengan dalam setiap rakaat terdapat dua kali ruku’. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu’anha, beliau berkata:

“Nabi shallallahu alaihi wasallam mengeraskan bacaannya saat shalat gerhana bulan, beliau shalat empat kali ruku dan empat kali sujud.” (HR. Bukhari).

Sementara itu, sebenarnya kamu boleh melaksanakan sholat gerhana secara individu atau munfarid. Namun, sangat dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah mengingat dulu Rasulullah SAW mengerjakannya secara berjamaah di masjid, dengan khutbah atau tanpa khutbah.

Lalu, bagaimana tata cara serta doa sholat gerhana bulan maupun matahari? Dilansir dalam beberapa sumber, salah satunya bersamadakwah, mari kita simak bersama tata cara sholat gerhana bulan dan matahari yang sesuai sunnah sekaligus doanya di bawah ini.

Tata cara sholat gerhana bulan
Sebelum menunaikan sholat gerhana bulan, sebagaimana Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah menjelaskan bahwa muadzin hendaknya mengumandangkan lafadz ‘ash shalaatu jaamiah’. Setelah itu, untuk tata cara sholat gerhana bulan sendiri seperti berikut ini,

1. Niat Sholat Gerhana Bulan

Niat sholat gerhana bulan sebagai imam:
Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini imaaman lillahi ta’alaa
Artinya: “Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah ta’ala.”

Niat sholat gerhana bulan sebagai makmum:
Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini ma’muuman lillahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”

Niat sholat gerhana bulan sendirian:
Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini lillahi ta’alaa
Artinya: “Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

2. Takbirotul Ihram

3. Membaca Surat Al-Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan untuk membaca surat yang panjang dan dibaca keras oleh imam

4. Ruku’. Disunnahkan waktu ruku’ lebih lama, seperti saat waktu berdiri

5. Berdiri lagi lalu membaca Surat Al- Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan membaca surat yang lebih pendek dari sebelumnya

6. Ruku’. Disunnahkan waktu ruku’ lebih pendek dari ruku’ sebelumnya

7. I’tidal dengan tuma’ninah

8. Sujud dengan tuma’ninah

9. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

10. Sujud kedua dengan tuma’ninah

11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

12. Membaca Surat Al-Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan untuk membaca surat yang panjang dan dibaca keras oleh imam

13. Ruku’. Disunnahkan waktu ruku’ lebih lama, seperti saat waktu berdiri

14. Berdiri lagi lalu membaca Surat Al- Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan membaca surat yang lebih pendek dari sebelumnya

15. Ruku’. Disunnahkan waktu ruku’ lebih pendek dari ruku’ sebelumnya

16. I’tidal dengan tuma’ninah

17. Sujud dengan tuma’ninah

18. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

19. Sujud kedua dengan tuma’ninah

20. Tasyahhud Akhir dengan tuma’ninah

21. Salam

22. Membaca Doa

23. Ditutup dengan khutbah

Tata cara sholat gerhana matahari
Sebenarnya tak ada perbedaan yang signifikan antara sholat gerhana matahari dengan bulan, perbedaanya hanya terdapat pada niatnya saja. Selebihnya, tata cara sholatnya pun juga sama. Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Mundzir yaitu:
“Shalat gerhana bulan dilakukan sama sebagaimana shalat gerhana matahari.” (Ibnu Mundzir, Al-Iqna’, 1/ )

Adapun tata cara sholat gerhana matahari ialah,

1. Niat Sholat Gerhana Matahari
Niat sholat gerhana bulan sebagai imam:
Usholli sunnatan likusuufis syamsi rok’taini imaaman lillahi taa’ala
Artinya: “Aku niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat sebagai imam karena Allah ta’ala”

Niat sholat gerhana bulan sebagai makmum:
Usholli sunnatan likusuufis syamsi rok’taini makmuuman lillahi taa’ala
Artinya: “Aku niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat sebagai makmum karena Allah ta’ala”

Niat sholat gerhana bulan sendirian:
Usholli sunnatan likusuufis syamsi rok’taini lillahi taa’ala
Artinya: “Aku niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah ta’ala”

2. Takbirotul Ihram

3. Membaca Surat Al-Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan untuk membaca surat yang panjang dan dibaca keras oleh imam

4. Ruku’. Disunnahkan waktu ruku’ lebih lama, seperti saat waktu berdiri

5. Berdiri lagi lalu membaca Surat Al- Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan membaca surat yang lebih pendek dari sebelumnya

6. Ruku’. Disunnahkan waktu ruku’ lebih pendek dari ruku’ sebelumnya

7. I’tidal dengan tuma’ninah

8. Sujud dengan tuma’ninah

9. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

10. Sujud kedua dengan tuma’ninah

11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

12. Membaca Surat Al-Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan untuk membaca surat yang panjang dan dibaca keras oleh imam

13. Ruku’. Disunnahkan waktu ruku’ lebih lama, seperti saat waktu berdiri

14. Berdiri lagi lalu membaca Surat Al- Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan membaca surat yang lebih pendek dari sebelumnya

15. Ruku’. Disunnahkan waktu ruku’ lebih pendek dari ruku’ sebelumnya

16. I’tidal dengan tuma’ninah

17. Sujud dengan tuma’ninah

18. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

19. Sujud kedua dengan tuma’ninah

20. Tasyahhud Akhir dengan tuma’ninah

21. Salam

22. Membaca Doa

23. Ditutup dengan khutbah

Doa Sholat Gerhana
ilustrasi berdoa (credit: shutterstock)

Berdoa selepas salam pada waktu sholat gerhana bulan maupun matahari merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa, maka berdoalah pada waktu tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist berikut ini:

“Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda kekuasaan Allah, agar hamba takut kepadaNya. Terjadinya gerhana matahari dan bulan itu bukanlah karena kematian seseorang. Maka jika engkau melihatnya, maka shalatlah dan berdoalah hingga gerhana itu tersingkap dari kalian” (HR. An Nasa’i; shahih).

Khutbah Sholat Gerhana
Seusai membaca doa, disunnahkan adanya khutbah yang berisi memuji Allah SWT dan juga tentang ajakan bertaubat serta berbuat hal yang positif, seperti salah satunya bersedekah. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW, yaitu:

“Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla. Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Oleh karena itu, jika kau menyaksikan gerhana bergegaslah untuk mengerjakan shalat.” (HR. Muslim)

Selain itu, dalam hadist yang lain, Rasulullah juga bersabda:

“Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana matahari dan bulan itu bukanlah karena kematian atau kehidupan seeorang. Maka jika engkau melihatnya, ingatlah dan berzikirlah kepada Allah” (HR. Bukhari dan Muslim)

Seperti itulah tata cara sholat gerhana bulan dan matahari yang sesuai dengan sunnah. Setelah kita mengetahui bagaimana tata caranya, pada gerhana-gerhana bulan maupun matahari ke depan semoga kita juga bisa menunaikan sholatnya ya. Semoga bermanfaat.

Penulis: Devi Puspita