Sholat Ghaib secara umum pada dasarnya memiliki basis yang sama dengan sholat jenazah. Artinya, dalam hal rukun beserta kesunahan-kesunahannya tidak ada perbedaan.

Namun, yang berbeda dalam tata cara sholat ghaib dengan sholat jenazah pada umumnya hanyalah terletak pada niatnya saja. Sholat ghaib ini bisa saja terjadi ketika salah satu keluarga atau saudara sesama muslim meninggal dunia jauh dari tempat kita.

Dalil Sholat Ghaib

Berikut ini, dasar dari pensyariatan sholat ghaib yakni hadis Rasulullah yang sebagaimana riwayat dari sahabat Abu Hurairah Ra. :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ نَعَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى أَصْحَابِهِ النَّجَاشِيَّ ثُمَّ تَقَدَّمَ فَصَفُّوا خَلْفَهُ فَكَبَّرَ أَرْبَعًا

“Dari Abu Hurairah Ra., beliau berkata, Nabi Saw. memberitakan kepada para sahabatnya perihal kematian an-Najjasyi, kemudian Beliau maju (untuk mengimami), maka kami membuat shaf di belakang beliau, dan Beliau bertakbir sebanyak empat kali.” (HR. Bukhori, Shahih Bukhari, juz 2, h. 86)

Pada hadis di atas, setelah Rasulullah memberitakan kematian an-Najjasyi kepada para sahabatnya. Kemudian beliau langsung maju ke depan untuk mengimami sholat jenazah. Jadi, hal ini membuktikan bahwa sholat tersebut adalah sholat ghaib.

Niat Sholat Ghaib

Berikut ini bacaan niat sholat ghaib untuk jenazah laki-laki dan perempuan lengkap Arab latin dan artinya:

Sebagai Imam untuk Jenazah Laki-laki:
اُصَلِّى عَلَى اْلمَيِّتِ (فُلاَن) اْلغَائِبِ اَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةٍ اِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushallii ‘alal mayyiti (sebut nama) al-ghaa-ibi arba’a takbiiraatin fardha kifaayatin imaaman lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku niat sholat atas mayit (sebut nama) yang jauh (ghaib) empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam karena Allah Ta’ala.”

Sebagai Makmum untuk Jenazah Laki-laki:
اُصَلِّى عَلَى اْلمَيِّتِ (فُلاَن) اْلغَائِبِ اَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةٍ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalii ‘alal mayyiti (sebut nama) al-ghaa-ibi arba’a takbiiraatin fardha kifaayatin ma’muuman lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku niat sholat atas mayit (sebut nama) yang jauh (ghaib) empat kali takbir fardu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”

Sebagai Imam untuk Jenazah Perempuan:
اُصَلِّى عَلَى الْمَيِّتَةِ (فُلاَن) اْلغَائِبِةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةٍ اِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushallii ‘alal mayyitati (sebut nama) al-ghaa-ibati arba’a takbiiraatin fardha kifaayatin imaaman lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku niat sholat atas mayit (sebut nama) yang jauh (ghaib) empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam karena Allah Ta’ala.”

Sebagai Makmum untuk Jenazah Perempuan:
اُصَلِّى عَلَى الْمَيِّتَةِ (فُلاَن) اْلغَائِبِةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةٍ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushallii ‘alal mayyitati (sebut nama) al-ghaa-ibati arba’a takbiiraatin fardha kifaayatin ma’muuman lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku niat sholat atas mayit (sebut nama) yang jauh (ghaib) empat kali takbir fardu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”

Tata Cara Sholat Ghaib dan Bacaannya
Berikut ini tata cara pelaksanaan sholat ghaib beserta bacaan-bacaannya:

Pertama, melakukan takbir yang pertama bersama dengan niat.

Kedua, membaca ta’awwudz dan basmalah dan surah al-Fatihah setelah takbir yang pertama.

Ketiga, melakukan takbir yang kedua, kemudian membaca shalawat kepada Nabi Saw. dan keluarganya.

Keempat, melakukan takbir yang ketiga, kemudian mendoakan si jenazah.

Doa untuk Jenazah Laki-laki:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ
Allaahummagfir lahu warhamhu wa’aafihi wa’fu anhu.

Artinya: “Ya Allah ampunilah dia (jenazah laki-laki tersebut), kasihanilah dia serta maafkanlah untuknya.

Doa untuk Jenazah Perempuan:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا
Allaahummagfir laha warhamha wa’aafiha wa’fu anha.

Artinya: “Ya Allah ampunilah dia (jenazah perempuan tersebut), kasihanilah dia serta maafkanlah untuknya.”

Kelima, melakukan takbir yang keempat. Kemudian membaca doa sebagai berikut :

Doa untuk Jenazah Laki-laki:
اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَ اغْفِرْ لَنَا وَلَهُ
Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu walaa taftinnaa ba’dahu wagfir lanaa walahu.

Artinya: “Ya Allah janganlah engkau cegah pahala kami, jangan engkau beri cobaan (pertanyaan kubur) kepada kami setelah dia dan ampunilah kami dan juga untuknya (jenazah laki-laki tersebut).”

Doa untuk Jenazah Perempuan:
اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهَا وَ اغْفِرْ لَنَا وَلَهَا
Allaahumma laa tahrimnaa ajrahaa walaa taftinnaa ba’dahaa wagfir lanaa walahaa.

Artinya: “Ya Allah janganlah engkau cegah pahala kami, jangan engkau beri cobaan (pertanyaan kubur) kepada kami setelah dia dan ampunilah kami dan juga untuknya (jenazah perempuan tersebut).”

Keenam, mengucapkan salam pertama ke sebelah kanan dan salam kedua ke sebelah kiri. Kalimat salam tersebut sebagai berikut :

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
Assalamualaikum warahmatullah.

Artinya: “Semoga keselamatan dan juga rahmat Allah atas kalian.”

Doa Setelah Sholat Ghaib
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمن الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ اجْعَلْ وَأَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ، اَللَّهُمَّ أَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ (لَهَا) وَارْحَمْهُ (هَا) وَعَافِهِ (هَا) وَاعْفُ عَنْهُ (هَا) اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ (هَا), وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ (هَا), وَاغْفِرْلَنَا وَلَهُ (هَا) رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَباَرَكَ وَسَلَّمَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

اَلْفَاتِحَة

Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. Hamdas syaakiriin hamdan naa’imiin, hamdan yuwaafii ni’amahu wa yukaafi u maziidah. Ya rabbanaa lakal hamdu kamaa yambaghii lijalaali wajhika wa’adziimi sulthaanik. Allaahumma shalli wa sallim ‘alaa sayyidinaa Muhammadin. Allaahummaj’al aushil tsawaaba maa qaraknaahu minal qur’aanil adziim. Allaahummagfir lahum warhamhum wa’aafihim wa’fu anhum. Allahumma anzilir rahmata wal maghfirata ‘alaa ahlil qubuur min ahli laa ilaaha illallah Muhammadur rasuulullah.

Allaahummaghfir lahu/lahaa warhamhu/haa wa’aafihi/haa wa’fu anhu/haa. Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu/haa wa laa taftinnaa ba’dahu/haa, waghfirlanaa wa lahu/haa. Allaahumma man ahyaitahu minnaa fa ahyihi ‘alal islaam, wa man tawaffaitahu minnaa fa tawaffahu ‘alal iimaan. Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanatan wa fil aakhirati hasanatan wa qinaa ‘adzaaban naar. Wa shallallaahu ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘alaa aalihi washahbihi wabaaraka wasallam. Subhaana rabbika rabbil ‘izzati ‘ammaa yashifuun wasalaamun ‘alal mursaliin walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin.

Artinya:
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih laagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sebagaimana orang-orang yang bersyukur dan orang-orang yang mendapat banyak kenikmatan memuji-Nya. dengan pujian yang sepadan dengan nikmat-Nya dan memungkinkan pertambahannya. Wahai Tuhan kami, pujian hanyalah untuk-Mu, sebagaimana yang layak akan kemuliaan Dzat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad junjungan kami dan kepada keluarga Beliau.

Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala Al-Qur’an yang kami baca, Ya Allah, ampunilah mereka, kasihanilah mereka, berilah mereka kesejahteraan dan maafkanlah mereka, Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur yang selalu mengucapkan “Laailaaha illallaah Muhammadur Rasuulullaah” (Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah)

Yaa Allah ampunilah dia, kasihanilah dia serta maafkanlah untuknya, Ya Allah janganlah engkau cegah pahala kami, jangan engkau beri cobaan (pertanyaan kubur) kepada kami setelah dia dan ampunilah kami dan juga untuknya. Ya Allah, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa api neraka.

Semoga rahmat selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga dan para sahabatnya. Maha Suci Allah, Tuhan dengan kemuliaan yang mereka gambarkan, dan keselamatan untuk para utusan Allah. Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta Alam.

Hikmah Sholat Ghaib
Selanjutnya, Syekh Ali Ahmad al-Jurjawi dalam kitabnya Hikmat at-Tasyri’ wa Falsafatuhu (h. ) menuturkan hikmah-hikmah penyelenggaraan sholat jenazah antara lain:

Pertama, jenazah yang meninggal dunia dan ruhnya telah kembali kepada Allah Swt itu akan menginstropeksi diri (muhasabah) atas segala perbuatan yang pernah dilakukan semasa hidup, baik itu perbuatan yang bagus maupun yang buruk.

Namun, waktu sudah tidak bisa diajak kompromi karena ia sudah meninggal, sehingga harapan terakhirnya hanyalah ramhat dari Allah semata. Namun, waktu sudah tidak bisa diajak kompromi karena ia sudah meninggal, sehingga harapan terakhirnya hanyalah ramhat dari Allah semata.

Dalam hal ini doa seorang muslim memiliki tempatnya yakni supaya ruh orang tersebut mendapatkan rahmat Tuhan serta ampunan melalui untaian doa salah satunya dalam sholat jenazah.

Kedua, melalui media penyelenggaraan sholat jenazah, kita dapat mengetahui bahwa setiap orang tidak rela siapapun tertimpa musibah, yang dimaksud di sini adalah siksaan di neraka dan juga murka Tuhan kepadanya.

Oleh karena itu, melalui perantara penyelenggaraan sholat jenazah ini, para umat muslim meminta ampunan kepada Allah untuk saudara muslimnya yang telah meninggal dunia.

Ketiga, sesungguhnya setiap manusia memiliki hak untuk dimuliakan sebagaimana Allah telah memuliakan manusia. Sehingga jenazah juga berhak mendapat doa dari saudara sesama muslimnya yang lain.

Demikianlah tata cara pelaksanaan sholat ghaib berikut hal-hal yang berkiatan dengannya. Semoga bermanfaat, wallahu a’lam. (Riski Maulana Fadli)