Berikut ini adalah beberapa mitos seputar uji keperawanan.

1. Selaput dara sobek
Banyak orang percaya bahwa tes keperawanan seorang wanita bisa dilakukan dengan melihat apakah selaput dara masih rapat atau utuh. Padahal, selaput dara tidak bisa dijadikan tolak ukur keperawanan.

Selaput dara atau hymen adalah lapisan tipis dan lentur yang melindungi bukaan vagina dari dalam. Lapisan ini bisa memiliki bentuk dan ukuran yang bermacam-macam.

Kebanyakan selaput dara berlubang di bagian tengah. Hal ini memungkinkan keluarnya darah ketika menstruasi.

Namun, ada juga wanita yang memiliki selaput dara dengan lubang yang sangat kecil, sehingga rentan sobek.

Selaput dara yang sudah sobek biasanya ditandai dengan bekas kulit yang seperti pecah-pecah di sekitar bukaan vagina tanpa adanya selaput.

Selaput dara sobek bisa terjadi kapan saja, misal ketika berolahraga, naik sepeda, berdansa, jatuh, berhubungan seks, dan banyak kemungkinan lainnya. Tampon juga bisa masuk ke dalam vagina dan merusak selaput dara.

Maka dari itu, berhubungan seks bukanlah satu-satunya alasan selaput dara seorang wanita sobek.

Wanita yang sudah berhubungan seks pun mungkin saja memiliki selaput dara yang masih utuh.

Ini karena beberapa wanita memiliki selaput dara yang sangat kuat atau dengan lubang yang cukup besar, sehingga penis bisa masuk tanpa merobek lapisan tersebut.

Sebagaimana setiap wanita memiliki selaput dara dengan sifat dan bentuk yang berbeda-beda, tidak ada cara tertentu untuk menguji keperawanan wanita hanya berdasarkan selaput daranya.

Sama seperti melukai permukaan kulit mana pun di sekujur tubuh Anda, selaput dara sobek sebelum berhubungan seks adalah hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Selaput dara yang sobek juga tidak berpengaruh apa pun pada kesehatan seseorang secara umum dan seksual.

2. Vagina berdarah

Mitos ini bermula dari kepercayaan yang serupa, yaitu keperawanan bisa diuji dengan melihat selaput dara. Salah satu gejala selaput dara sobek adalah perdarahan pada area vagina.

Maka dari itu, orang-orang jadi percaya bahwa setiap wanita seharusnya mengalami perdarahan pada hubungan seks pertama kali.

Kenyataannya, selaput dara sobek tidak selalu menyebabkan perdarahan. Terkadang, perdarahan juga bisa terjadi dengan sangat ringan, sehingga tidak disadari sama sekali.

Perlu diingat, beberapa wanita memiliki selaput dara yang sangat tipis, sehingga ketika rusak, kerusakannya pun tidak parah hingga menimbulkan perdarahan.

Sementara itu, ada yang selaput daranya tebal sehingga kerusakannya bisa menyebabkan perdarahan.

Oleh karena itu, tidak benar kalau orang yang masih perawan pasti akan mengalami perdarahan ketika pertama kali berhubungan seks.