Ketika anak kecil sedang batuk berdahak, mereka akan susah mengeluarkan dahak. Alhasil, lendir banyak yang tertahan di dalam tubuh dan bikin proses penyembuhan semakin lama. Namun sebenarnya, tak cuma anak kecil yang susah mengeluarkan dahak, orang dewasa juga ada yang mengalaminya. Alhasil, diperlukan cara khusus untuk mengatasi masalah tersebut.

Pada anak-anak, mungkin mereka memang belum tahu bagaimana cara mengeluarkan dahak yang benar. Namun pada orang dewasa, permasalahannya bukan pada tidak tahu cara mengeluarkan dahak, tetapi lebih pada konsistensi dahak yang terlalu kental sehingga sulit dikeluarkan.

Atas dasar itu, dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter merekomendasikan dua cara untuk mengatasi masalah susah mengeluarkan dahak, yakni metode uap atau mengonsumsi obat batuk khusus.

Metode uap untuk mengeluarkan dahak dapat Anda lakukan dengan mengunjungi klinik atau rumah sakit terdekat. Namun, metode ini sebenarnya juga dapat dilakukan sendiri di rumah.

“Jika merasa tak perlu sampai ke rumah sakit, Anda bisa melakukan metode uap di rumah. Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah memanfaatkan nebulizer dan cairan NaCl. Akan lebih mudah bila sedari awal Anda sudah punya alat nebulizer. Sedangkan, cairan NaCl dapat dibeli secara bebas di apotek,” tutur dr. Karin.

Apabila tidak memiliki nebulizer, lanjut dr. Karin, Anda bisa membelinya di toko peralatan kesehatan. Alat ini sangat penting bagi Anda atau si Kecil yang ingin secara mandiri melakukan metode uap untuk mengeluarkan dahak. Sebab, cara terbaik untuk mengaplikasikan metode uap memang dengan cairan NaCl dan nebulizer agar lendir tak lagi kental dan mudah dikeluarkan.

Akan tetapi, bila memang terdapat kendala terkait pembelian nebulizer, Anda bisa melakukan alternatif lainnya.

“Anda bisa merebus air mineral dalam panci. Rebus sampai mendidih dan hirup uap panasnya. Itu juga bisa membantu mengencerkan lendir,” saran dr. Karin.

“Uap panas yang dihirup dari hidung akan melegakan jalan napas, dan akhirnya sampai ke tenggorokan maupun paru-paru. Lalu, konsistensi dahak akan lebih encer dan mudah dikeluarkan saat batuk,” tambahnya.

Perlu diingat bahwa dahak yang kental tidak boleh dikeluarkan secara paksa. Maksudnya, dahak tidak boleh dikeluarkan dengan cara menarik dari dalam (mendeham) terlalu keras, terutama pada anak-anak. Sebab, perilaku tersebut itu dapat menyebakan terjadinya iritasi tenggorokan. Lebih baik encerkan dahulu dahak dengan cara diuap.

Apabila cara diuap cukup merepotkan, dr. Karin menyarankan untuk konsumsi obat batuk ambroxol. Ini adalah jenis obat batuk yang masuk ke dalam golongan mukolitik, yakni obat yang berfungsi untuk mengencerkan dahak. Obat ini juga tidak menekan batuk, sehingga proses pengeluaran lendir menjadi lebih mudah.

Ambroxol biasanya dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan pernapasan akibat produksi dahak berlebih, seperti bronkiektasis dan emfisema. Ketika dahak sudah encer karena ambroxol dan jadi lebih gampang untuk dikeluarkan saat batuk, pipa saluran pernapasan pun lebih terbuka dan terasa lebih lega.

Untuk dosis ambroxol yang tepat, ada baiknya Anda konsultasikan dulu kepada dokter. Meski, biasanya orang dewasa dapat mengonsumsi ambroxol sebanyak 30–120 miligram per hari. Akan tetapi, dosis tetap harus disesuaikan dengan kondisi si pasien sendiri. Bahkan, pada pasien anak-anak, dosis juga akan disesuaikan dengan berat badan mereka. Hal yang jelas, obat ambroxol hanya boleh diminum setelah makan dan tidak boleh dikombinasikan dengan obat penekan refleks batuk seperti antitusif.

Nah, dari dua cara di atas, mana yang menurut Anda paling mudah dilakukan untuk mengatasi masalah susah mengeluarkan dahak? Jika dahak sudah mampu dikeluarkan dan kondisi tubuh semakin baik, jagalah daya tahan tubuh Anda dengan konsumsi makanan bergizi seimbang serta mengatur pola istirahat yang baik. Namun, jika keluhan tak kunjung reda atau sering terjadi berulang kali meski telah melakukan cara-cara di atas dengan saksama, berkonsultasilah lebih lanjut pada dokter.

(NB/ RVS)