Vagina gatal umum terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa. Kondisi ini tidak berbahaya tetapi dapat membuat tidak nyaman.

Terlebih jika berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu, jika gatal pada vagina berlangsung selama berhari-hari dan disertai gangguan lain, segeralah temui dokter.

Penyebab gatal di area vagina
Berikut beberapa penyebab vagina gatal yang harus kamu waspadai:

1. Iritasi atau alergi
Rasa gatal pada vagina dapat terjadi akibat penggunaan deterjen atau produk kewanitaan seperti pembalut atau tampon.

Namun, jangan khawatir karena gatal akan segera hilang jika kamu berhenti menggunakan produk tersebut. Untuk menghindari iritasi pada vagina, pilihlah produk yang bebas pewangi.

Selain itu, beberapa wanita mungkin memiliki reaksi alergi terhadap kondom berbahan lateks. Hal ini juga dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal pada vagina.

Sebagai alternatif, kamu bisa memilih kondom bebas lateks untuk digunakan. Konsultasikan juga pada dokter soal alergimu, dokter mungkin memberikan alternatif lain.

Baca Juga : Vagina Gatal Setelah Berhubungan Seks? Ternyata Ini Penyebabnya!

2. Infeksi jamur
Keberadaan jamur dalam vagina adalah hal yang alami dan normal. Biasanya, jamur dalam vagina pun tidak menyebabkan masalah. Namun ketika pertumbuhannya tidak terkendali, di situlah bisa terjadi infeksi sehingga menimbulkan rasa gatal.

Infeksi jamur dalam vagina adalah hal yang dialami hampir sebagian besar wanita. Kondisi infeksi ini rentan terjadi setelah kamu mengonsumsi antibiotik.

Obat antibiotik dapat menghancurkan bakteri baik bersamaan dengan bakteri jahat. Padahal bakteri baik dibutuhkan untuk menjaga pertumbuhan jamur tetap terkendali.

Selain menimbulkan rasa gatal, infeksi jamur dapat membuat vagina mengeluarkan cairan putih atau bening. Di samping itu vagina juga berpotensi iritasi serta timbul sensasi terbakar.

3. Bacterial vaginosis (BV)
Bacterial vaginosis (BV) adalah salah satu penyebab paling umum yang ditemukan pada wanita. Kondisi BV ini dipicu oleh ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat yang ada di vagina.

Penyebab pasti dari BV belum diketahui. Tetapi dalam banyak kasus, BV dapat dipicu oleh salah satu dari hal berikut:

* Menggunakan vaginal douche
* Mandi dengan produk antiseptik atau antibakteri
* Berganti-ganti pasangan
* Menggunakan produk beraroma kuat untuk area vagina
* Menggunakan deterjen pakaian yang mengandung bahan kuat
* Merokok

Pada sebagian wanita, BV bisa terjadi tanpa gejala apapun. Namun selain menimbulkan gatal, BV juga bisa membuat vagina mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap. Cairan tersebut bisa berwarna abu-abu atau putih dan kadang disertai busa.

Baca juga: Bagaimana Cara Merawat Vagina yang Benar? Yuk, Simak Penjelasannya

4. Stres
Stres secara fisik dan emosional dapat menyebabkan gatal-gatal dan iritasi pada vagina.

Meski hal ini tidak umum, dalam kondisi stres tubuh lebih rentan terhadap infeksi yang menyebabkan gatal.

5. Penyakit menular seksual (PMS)
Sejumlah penyakit dapat menular melalui hubungan seks tanpa kondom. Mulai dari klamidia, gonorea, trikomoniasis, genital herpes, atau kutil kelamin.

Selain gatal, PMS biasanya disertai dengan keputihan, keluar cairan berwarna hijau atau kuning, dan rasa sakit saat buang air kecil.

Baca Juga : 13 Jenis Penyakit Menular Seksual dan Gejala yang Menyertainya

6. Kanker vulva
Penyebab yang satu ini memang jarang terjadi, tapi gatal pada vagina bisa jadi tanda kanker vulva. Kanker ini menyerang bagian eksternal alat kelamin perempuan. Meliputi bibir dalam dan luar vagina, klitoris, dan vestibulum (rongga kemaluan).

Selain gatal, kemunculan kanker vulva dapat diiringi dengan perdarahan atau rasa sakit di daerah vulva. Kanker vulva dapat diobati jika dokter mendiagnosisnya sejak dini. Ini adalah pentingnya pemeriksaan ginekologis tahunan rutin dilakukan.

7. Menopause
Perempuan yang sedang mengalami menopause atau yang sudah melewati masa subur lebih berisiko mengalami gatal-gatal pada vagina. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar hormon estrogen yang terjadi selama menopause.

Bila hormon estrogen menurun, vagina menjadi tipis, kering serta elastisitasnya berkurang. Kekeringan pada vagina dapat menyebabkan gatal dan iritasi jika tidak diatasi dengan tepat.

Baca juga: Ladies, Ini Trik Menjaga Kesehatan Vagina agar Makin Percaya Diri

Cara mengatasi vagina gatal di rumah
Saat mengalami gatal di area kemaluan atau vagina, kamu dapat melakukan beberapa langkah berikut ini untuk meredakan gejalanya!

1. Hindari penyebab iritasi
Gatal pada vagina dapat disebabkan oleh iritasi yang biasanya timbul karena iritan atau objek tertentu. Cara mengatasi vagina gatal yang paling dasar adalah menghindari kemungkinan pemicu iritasi baik dermatitis maupun peradangan.

Berikut beberapa iritan yang sebaiknya kamu hindari untuk mengatasi gatal pada vagina:

* Wewangian
* Produk pembersih, terutama yang mengandung paraben dan pewarna
* Kondom lateks
* Pelumas sintetis
* Pakaian ketat atau menyempit
* Mencukur area kemaluan

2. Cara mengatasi vagina gatal dengan ganti celana dalam
Untuk mengurangi gatal di area kemaluan, kamu disarankan menggunakan celana dalam berbahan katun. Pakaian dalam katun sangat membantu jika kamu mengalami masalah ketidaknyamanan pada vagina atau vulva.

Bahan katun bersifat breathable, yang artinya dapat membantu mengurangi kondisi kulit yang gatal. Ini dapat mencegah infeksi jamur, karena jamur tumbuh subur di area yang tidak berventilasi baik.

3. Oleskan madu atau yoghurt
Yoghurt terutama yoghurt Yunani adalah salah satu obat rumahan yang efektif untuk mengatasi infeksi jamur, termasuk yang terjadi di area kemaluan.

Pada sebuah penelitian, 82 wanita hamil dengan infeksi jamur diberikan perawatan berupa yoghurt dan madu, sementara 47 orang lagi diberikan krim antijamur yang ada di apotek.

Hasilnya, campuran madu dan yogurt lebih efektif dalam mengobati infeksi jamur vagina daripada obat antijamur yang dijual bebas.

4. Cara mengatasi vagina gatal dengan konsumsi probiotik
Cara mengatasi vagina gatal yang berikutnya adalah mengonsumsi probiotik. Sebuah studi menemukan kalau menjaga PH yang sehat dan tingkat bakteri di dalam vagina dapat mengurangi dan mencegah gatal-gatal pada vagina.

Saat kamu mengonsumsi suplemen probiotik atau yogurt berprobiotik, ini dapat membantu mengisi kembali vagina dengan bakteri sehat. Dengan demikian, yogurt dapat membantu mencegah infeksi dan mengurangi gejala gatal pada vagina.

Makanan dengan kandungan probiotik tinggi di antaranya:

* Yogurt
* Kombucha
* Kimchi
* Kol parut
* Sup Kedelai Jepang

5. Gunakan minyak kelapa
Cara mengatasi vagina gatal yang berikutnya adalah mengoleskan minyak kelapa. Penelitian menemukan bahwa minyak kelapa dapat membunuh candida albicans, yang menyebabkan infeksi jamur.

Namun, penelitian ini baru dilakukan pada objek laboratorium. Jadi dibutuhkan penelitian lebih lanjut pada manusia untuk melihat efektivitasnya.

Kamu bisa mencoba mengoleskan langsung minyak kelapa ke vagina yang gatal. Tapi, kamu harus menggunakan minyak kelapa berkualitas tinggi ya.

Selama kamu melakukan perawatan menggunakan minyak kelapa, ada baiknya kamu menggunakan pembalut. Sebab minyak kelapa bisa meninggalkan bekas di pakaian.

6. Cara mengatasi vagina gatal dengan mandi air hangat
Mandi air hangat dapat memberikan efek relaksasi ketika kamu berurusan dengan gatal-gatal di area kemaluan.

Kamu juga bisa menambahkan garam mandi atau oatmeal ke dalam bath tub. Setelah itu, keringkan area vagina dengan pengering rambut dengan pengaturan suhu rendah yang sejuk.

7. Jaga kebersihan vagina
Kebersihan vagina adalah aspek yang sangat penting. Kebersihan vagina yang baik dapat mencegah dan menenangkan vagina yang gatal.

Saat membersihkan vagina, gunakan saja air biasa atau air hangat. Jangan gunakan sabun, gel, atau pembersih beraroma. Sabun dan wewangian dapat mengiritasi vagina dan menyebabkan reaksi alergi dan infeksi.

8. Cara mengatasi vagina gatal dengan pola makan sehat
Selain mengonsumsi probiotik, pola makan dan pola hidup kamu juga harus lebih sehat. Gatal pada vagina dapat diperburuk oleh makanan yang kamu konsumsi.

Mengubah pola makan dapat membantu mengurangi gejala dan melawan infeksi. Berikut beberapa pola makan yang sebaiknya kamu adopsi:

* Menghindari gula dan makanan manis secara berlebihan
* Batasi atau hindari makanan yang beragi seperti roti
* Jangan mengonsumsi keju
* Perbanyak makan buah dan sayur
* Menghindari konsumsi alkohol
* Perbanyak asupan nasi dan gandum
* Makan setengah cangkir yogurt tanpa pemanis setiap hari untuk probiotik

Selalu konsultasikan dengan dokter kamu sebelum membuat perubahan pada diet dan pantau setiap perubahan pada gejala.

Cara mengatasi vagina gatal di dokter
Setelah berkonsultasi dengan dokter, kamu akan mendapat perawatan sesuai dengan kondisi kesehatanmu.

Untuk mengatasi jamur, dokter akan memberi krim, salep, atau pil yang disertai resep. Sedangkan untuk mengatasi BV dokter akan memberi antibiotik.

Pada wanita yang sudah mengalami menopause, rasa gatal dapat diatasi dengan krim estrogen, tablet, atau alat yang berbentuk cincin untuk disisipkan di dalam vagina.

Setelah mendapat perawatan dokter, pastikan kamu selalu meminum obat sesuai dosis, ya. Hindari juga melakukan hubungan hubungan seksual sampai gatal pada vagina hilang.

Kapan harus menemui dokter?
Saat rasa gatal pada vagina terasa cukup parah dan berangsur dalam waktu lama segeralah berkonsultasi dengan dokter. Meskipun sebagian besar penyebabnya tidak begitu serius, tetapi dokter dapat memberikan perawatan yang akan meredakan gatal pada vagina.

Kamu juga harus segera menemui dokter jika gangguan pada vagina disertai hal-hal lain. Misalnya seperti bisul, keputihan, pembengkakan, kemerahan, sulit buang air kecil atau rasa sakit selama berhubungan seksual.

Pastikan untuk mengecek kesehatanmu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Periksa kesehatan kulit dan kelamin bersama mitra dokter spesialis kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!