PerbesarMandi wajib laki-laki/sumber: FreepikMandi wajib atau junub merupakan proses membersihkan diri yang sifatnya wajib baik untuk pria maupun wanita. Mandi wajib bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan diri kembali dari hadast besar. Mengutip buku Sudah Mandi Wajib Haruskah Wudhu Lagi? tulisan Saiyid Mahadir, mandi wajib dilakukan agar ibadah seseorang menjadi sah dan diterima Allah SWT. Allah SWT berfirman:

“Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi (mandi junub).

Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau sehabis buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.” (QS. An Nisa: 43)

Karena tujuannya untuk menyucikan diri, mandi wajib tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Lantas, bagaimana tata cara mandi wajib laki-laki yang benar dan sah? Berikut penjelasan selengkapnya.

Apa Bedanya Mandi Junub dan Mandi Wajib?

Mandi junub dan mandi wajib memiliki arti yang sama, yaitu mandi yang harus dilakukan karena alasan-alasan tertentu. Jika hadas kecil dapat disucikan dengan berwudhu atau tayamum, hadas besar harus disucikan dengan mandi wajib.

Jika seorang Muslim tidak melakukan mandi wajib setelah terkena hadas besar, maka ibadah seperti sholat, membaca Al Quran, hingga tawaf tidak dianggap sah dan tidak diterima di sisi Allah SWT.

Kapan Laki-Laki Harus Mandi Wajib?

PerbesarIlustrasi tata cara mandi wajib laki-laki yang benar dan sah. Foto: PexelsSebelum mengetahui niat tata cara mandi wajib laki-laki yang benar dan sah, sebaiknya ketahui terlebih dulu kapan kaum Muslimin harus melakukan mandi wajib.Seperti yang dijelaskan, mandi wajib bertujuan untuk menyucikan diri dari hadas besar. Artinya, ada perkara tertentu yang mengharuskan seorang Muslim untuk melakukan mandi wajib. Dirangkum dari buku Fikih oleh Udin Wahyudin, dkk., berikut beberapa di antaranya:

Melakukan hubungan suami istri, baik keluar mani maupun tidak, tetap harus mandi wajib. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:

“Apabila dua yang dikhitan bertemu, sesungguhnya telah diwajibkan mandi meskipun tidak keluar mani.” (HR. Muslim)

Jika ada mani yang keluar, baik keluarnya karena bermimpi ataupun sebab lain, dengan sengaja atau tidak, dan dengan perbuatan sendiri atau bukan, wajib hukumnya melakukan mandi wajib. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a., katanya: Ketika Ummu Sulaim mengunjungi Nabi SAW, dia berkata: ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran. Apakah orang perempuan wajib mandi apabila bermimpi?’ Rasulullah bersabda, ‘ya, apabila dia melihat mani.’ Ummu Salamah mencela, ‘Adakah orang perempuan juga bermimpi?’ Baginda bersabda, ‘Rugilah kamu. Kalau tidak, bagaimana dia akan memastikan bahwa mani keluar.'” (HR. Bukhari dan Muslim)

Orang Islam yang meninggal dunia, hukumnya fardu kifayah atas Muslim yang hidup untuk memandikannya, kecuali orang meninggal dalam keadaan syahid. Salah satu riwayat menyebutkan:

“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., katanya: Dari Nabi SAW, seorang lelaki telah terjatuh dari untanya sehingga patah lehernya, lalu meninggal dunia. Kemudian, Nabi bersabda, ‘Mandikanlah dia dengan air dn daun bidara serta kafankanlah dia dengan kedua pakaiannya dan jangan kamu tutupi kepalanya karena sesungguhnya Allah akan menghidupkannya kembali pada hari kiamat dalam keadaan bertalbiah.'” (HR. Bukhari dan Muslim)

Apa Niat Mandi Wajib Laki-Laki?

PerbesarIlustrasi mandi wajib. Foto: PexelsBerikut ini niat yang harus dibaca laki-laki sebelum memulai rangkaian tata cara mandi wajib setelah syahwat.

“BISMILLAHIRAHMANIRAHIM NAWAITUL GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAL JANABATI FARDLON LILLAHI TA’ALA.”

“Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta’ala.”

Langkah-Langkah dalam Mandi Wajib

Ada hadits dan beberapa anjuran yang berbeda mengenai tata cara mandi wajib laki-laki yang benar dan sah. Menurut HR At-Tirmidzi, menyela pangkal rambut hanya dikhususkan bagi laki-laki. Namun, para wanita tidak perlu melakukan hal ini.Berikut ini tata cara mandi wajib dengan cara Nabi Muhammad SAW menurut hadits Al Bukhari.”Dari Aisyah dia berkata, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mandi karena junub, maka beliau memulainya dengan membasuh kedua tangan. Beliau menuangkan air dengan tangan kanan ke atas tangan kiri, kemudian membasuh kemaluan dan berwudhu dengan wudhu untuk salat. Kemudian beliau menyiram rambut sambil memasukkan jari ke pangkal rambut hingga rata. Setelah selesai, beliau membasuh kepala sebanyak tiga kali, lalu beliau membasuh seluruh tubuh dan akhirnya membasuh kedua kaki.”(HR. Muslim)

PerbesarIlustrasi mandi wajib. Foto: PixabayJika hadits di atas diurutkan, seperti inilah urutannya.

1. Tuangkan air dengan tangan kanan ke atas tangan kiri, kemudian basuh kemaluan.

2. Berwudhu seperti tata cara wudhu untuk shalat.

3. Siram rambut sambil memasukkan jari ke pangkal rambut hingga rata.

4. Basuh kepala sebanyak tiga kali.

Apakah sah jika mandi wajib tidak sesuai urutan?

Mandi wajib harus dilakukan sesuai urutan rukunnya, yaitu niat dan membasahi seluruh tubuh. Jika keduanya tidak dilakukan secara berurutan, mandi wajib menjadi tidak sah.

Bagaimana Cara Mandi Wajib yang Benar?

Selain mengikuti tata cara mandi wajib laki-laki yang sudah dijelaskan, seorang Muslim juga perlu mengetahui rukun mandi wajib. Sebab, ini menjadi salah satu penentu apakah mandi yang dilakukan sah atau tidak.

Mengutip buku Be Smart PAI tulisan Tuti Yustiani, ada dua rukun mandi wajib yang harus dilakukan. Rukun pertama adalah membaca niat. Sesuaikan niat mandi wajib dengan hadas besar yang hendak disucikan. Misalnya, jika seorang wanita ingin menyucikan diri setelah haid, maka bacalah niat mandi wajib karena haid.

Kedua yaitu mengalirkan air ke seluruh badan. Saat mandi wajib, seluruh tubuh harus teraliri air. Mandi wajib tidak sah jika sebagian badan tidak terkena air.