Pernahkah kamu mendengar tentang ulat gigi?

Mungkin bagi kaum muda saat ini ulat gigi hanyalah mitos belaka.

Meski demikian, hal itu justru dipercaya oleh masyarakat zaman kuno.

Melansir laman resmi Hello Sehat, masyarakat zaman kuno meyakini gigi berlubang disebabkan oleh ulat yang tumbuh di dalam gigi.

Kepercayaan ini kian kuat karena cacing Guinea yang dapat menginfeksi manusia melalui air sumur yang telah terkontaminasi.

Cacing Guinea merupakan hewan yang masuk ke dalam marga krustasea cyclopoid.

Cacing ini sering ditemukan di dalam sumur yang menampung air minum.

Saat seseorang meminum air sumur tersebut, cacing yang terkandung di dalamnya dapat berkembang biak di dalam tubuh.

Tak hanya itu, cacing itu dipercaya menggerogoti gigi dan menyebabkan pembusukan.

Dikutip dari Lybrate, ulat gigi sebenarnya adalah teori yang keliru.

Sakit gigi atau infeksi gigi bukan disebabkan oleh ulat yang berada di dalam gigi.

Terdapat juga kesalahpahaman yang membuat mitos ulat gigi tetap dipercaya.

Peneliti di University of Maryland Dental School menilai, hal ini terjadi karena ada struktur kecil seperti cacing berongga yang menempel pada tubulus di gigi manusia.

Struktur tersebut yang mungkin disalahartikan oleh orang-orang kuno sebagai ulat yang tumbuh di dalam gigi.

Padahal, teori-teori tersebut hanyalah mitos belaka yang seharusnya sudah tidak dipercaya.

Mitos soal gigi berlubang yang terus beredar di masyarakat justru dapat membahayakan kondisi individu yang sakit gigi.

Meski mitos, terdapat wujud ulat gigi yang beredar di media sosial, lho.

Berikut wujud ulat gigi yang sebenarnya lubang gigi belaka:

Cara Mengatasi Ulat Gigi
Cara mengatasi ulat gigi di sini maksudnya adalah cara mengobati sakit gigi itu sendiri.

Cara pertama yaitu dimulai dengan kunjungan ke dokter gigi untuk memeriksa.

Dokter gigi biasanya memerlukan gambaran yang jelas tentang kondisi mulut dari rontgen gigi.

Selain itu, zat fluorida bisa digunakan untuk terapi ulat gigi.

Hal ini berdasarkan studi yang dilakukan jurnal Pediatric Clinics of North America, menjelaskan bahwa fluorida merupakan unsur yang ditemukan dalam obat kumur, pasta gigi, dan air yang melindungi email gigi.

Apabila gigi kamu berlubang terdeteksi pada tahap awal, perawatan fluorida akan memulihkan kesehatan gigi.

Biasanya dokter gigi akan meresepkan obat yang mengandung fluoride konsentrasi tinggi.

Sementara itu, apabila terdapat gigi berlubang atau karies gigi yang telah berkembang melebihi tahap awal, maka harus dilakukan tambalan gigi yang terbuat dari bahan yang meniru komposisi gigi.

Meski demikian, bagi gigi yang sudah rusak cukup parah, tooth crown atau mahkota gigi akan direkomendasikan.

Mahkota gigi merupakan bahan pengganti yang bisa meniru komposisi gigi.

Melansir jurnal Dental Worm Disease, setiap individu pada usia berapapun sebenarnya bisa mengalami gigi berlubang.

Tak hanya itu, seringkali gigi berlubang pada tahap awal tidak menunjukkan gejala hingga membuat individu tidak sadar.

Saat gigi berlubang terdeteksi pada tahap yang sangat awal, maka perawatannya semakin mudah.

Untuk itu, apabila kamu menderita sakit gigi atau gigi sensitif, sebaiknya segera kunjungi dokter gigi.

Meski demikian, patut diingat saat gigi berlubang hingga menyebabkan kehilangan gigi total, biasanya pasien tidak bisa dirawat dengan penambalan lagi.

Sisa gigi perlu dicabut untuk mencegah penyebaran bakteri lebih lanjut dan mencegah infeksi.

Pasien bisa memilih implan gigi untuk mengisi celah yang tersisa setelah pencabutan gigi.

Tetapi, efek samping bisa saja terjadi pada tambalan gigi yang digunakan untuk merawat gigi berlubang.

Seringkali beberapa orang mengalami celah yang terbentuk antara gigi asli dan tambalan.

Celah ini bisa menyebabkan penumpukan bakteri dan kerusakan lebih lanjut.

Cara Mencegah Sakit Gigi
Lebih baik mencegah dibandingkan mengobati, begitu kata pepatah.

Untuk itu, berikut beberapa cara mencegah sakit gigi yang bisa kamu lakukan:

* Sikat gigi dua kali sehari
* Lakukan sikat gigi dengan teknik yang benar
* Pakai produk pasta gigi yang mengandung fluoride
* Pilih sikat gigi berbulu lembut dengan bentuk kepala sikat yang sesuai dengan rongga mulut
* Bersihkan sisa makanan yang masih menyangkut
* Batasi konsumsi makanan dan minuman yang tinggi akan kandungan gula
* Lakukan pemeriksaan ke dokter gigi secara rutin, idealnya setiap enam bulan sekali

Ingin mengetahui lebih mendalam tentang kesehatan gigi? Kamu bisa membaca buku Jangan Takut ke Dokter Gigi karya Gilang Yubiliana.

Buku ini membahas tentang dental hypnosis atau cara agar tidak takut lagi ke dokter gigi.

Tertarik untuk membacanya? Segera check out di Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.